Terimakasih sudah mampir🤗
Suasana ramai menyelimuti bandara setiap harinya, menjadi bagian yang tidak pernah luntur dari tempat ini. Kali ini ada yang berbeda dari bandara penerbangan Internasional SoekarnoHatta. Orang-orang tampak ramai memandang ke suatu objek, sepertinya ada yang menarik disana. Itu bukan benda, melainkan sosok bertubuh tinggi Atletis yang berhasil menarik banyak atensi dari ratusan pasang mata hingga menimbulkan decak kagum. Padahal ini merupakan tempat ramai yang sudah pasti banyak orang yang beramai-ramai menonjolkan diri dengan pakaian Fasionable tapi sangat berbeda dengan sosok itu. Pakaian yang dikenakannya tidak bisa dikatakan murah, malah sangat-sangat mahal. Di tambah wajah super ganteng ke-bule an miliknya, rahang tegas, alis tebal, mata hazel dengan pupil coklat bersama tatapan elangnya.
Sungguh, nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan?
Sosok itu saat ini sedang berbicara lewat Handphone genggamnya, tangan kanan yang digunakan untuk menahan benda pipih warna hitam ditelinganya, memperlihatkan Rolex Day-Date Platinum Bar. Arloji dengan harga milliar itu melingkar gagah di tangannya.
Sembari menelpon, ia melangkahkan kakinya perlahan tidak peduli dengan keributan yang tercipta akan kehadirannya. Tidak sedikit juga yang mengambil gambar sosok itu.
"Iya, Pah! Aku udah sampe di bandara. Sekarang lagi jalan ke mobil.
Bye the way aku sedikit risih sama tatapan orang-orang disini...""Hahahah-" terdengar tawa dieberang telpon.
"yaa, papa jangan ketawa"
"mungkin karna mereka liat anak papa yang gantengnya kebangetan ini..." lanjut papanya lagi setelah tawanya reda.
"Yups! Pasti karna aku ganteng ya pah...." balasnya menyombongkan diri.
"Tapi, masih gantengan papa. Hahah"
Sosok itu tersenyum, menanggapi jawaban papanya. Setelahnya,"Yadeh, yadeh papaku yang ganteng."
Tangan kirinya yang tidak memegang apa-apa di letakkan di saku celana sebelah kiri.
"Pah, aku tinggalnya di Apartementku ya?" tanyanya pada sosok diseberang telpon.
Terdengar helaan nafas dari sosok itu, seakan menimang sesuatu. "Baiklah, terserah kamu tapi tetap sering kunjungi rumah dan ingat pesan papa!"
Bagaikan mendapat hadiah, cowok dengan wajah ke-bule an itu tersenyum. Senyum yang mampu melelehkan hati wanita manapun.
"Thanks pa!" jawabnya antusias. Lalu berkata lagi "Pesan papa yang mana? Vernand nggak ingat!" kali ini suaranya terdengar dibuat-buat seakan menggoda papanya.
Seharusnya dirinya yang pantas di goda dikarenakan permintaan diusia 17 tahunnya itu. Revan, papanya tidak punya pilihan lain selain menyetujui permintaan anaknya ini. Permintaan yang bisa dibilang gila untuk anak seusianya. Namun, apa boleh buat. Setelah pertimbangan matang, ia menyetujui pastinya dengan syarat. Dan sosok yang menjadi anaknya itu tidak keberatan.
Baginya ini adalah saat yang pas.
Sesi telponan mereka akhiri saat cowok itu sudah sampai di depan mobil keluarga yang menjemputnya. Cadillac XTS Limousine kembali menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Mobil yang telah dimiliki keluarganya sejak 4 tahun yang lalu. Masih sangat terawat, warna hitam mengkilap.

KAMU SEDANG MEMBACA
BadGirl Be GoodGirl
Chick-Lit"Memangnya kenapa jika aku berubah?" "Salah?" "Jangan salahkan aku!" "Salahkan mereka yang tak ingin aku hidup." -Evelyn Bramasta "Apa dengan merubah dirimu akan merubah segalanya?" "Tidak ada yang menyalahkanmu" "Biarkan...