Delapan

27 2 0
                                    

2018.....

Tahun baru ini Ira merayakannya dengan Ka Indra, Rendi dan Kris sepupunya. Waktu itu setelah jalan-jalan kebundaran besar melihat acara kembang api yang cukup meriah belum lagi diisi oleh artis-artis dari Jakarta. Mereka sungguh menikmati acara malam ini, apalagi ketika jam sudah menunjukkan pukul 00.00 wib kembang api pun sangat menghiasai langit-langit. Sangat terlihat jelas banyak sekali orang-orang yang hadir untuk menikmati acara malam penutupan tahun, bahkan dari luar kota pun juga banyak yang datang. Karena kelelahan jingkrak-jingkat ketika artis-artis bernyayi dan teriak-teriak ga jelas karena melihat kembang api yang sangat bagus malam ini, mereka pun makan disebuah rumah makan ternama didaerah tersebut karena sangat kelaparan.

"Mau maka apa? Pesan aja," ucap Ira pada mereka bertiga sambil melirik Ka Indra.

"Iya, pesan aja," ucap Ka Indra yang segera memberikan buku menu pada ade dan sepupunya itu.

Setelah memesan makanan, mereka menunggu cukup lama karena kebetulan rumah makannya cukup rame waktu itu.

Krok... krok ... krokkkk

"Ayoo.... Bunyi perut siapa itu?" Tanya Ira sambil tersenyum.

"Aku ka hehe," jawab Rendi dengan sedikit rasa malu karena perutnya berbunyi nyaring.

"Kamu lapar ya de? Sabar ya, bentar lagi makanan kita datang," ucap Ira pada Rendi sambil tersenyum padanya.

Tak lama makanan pun datang. Mereka pun makanan dan focus menikmati makanan yang disediakan diatas meja.

"Lapar ka, kurang nih" Ucap Rendi pada Ka Indra dengan suara yang cukup kecil, sambil sesekali menoleh kearah Ira karena takut ketahaun kalo dia dan sepupunya masih kelaparan.

"Nanti makan lagi," jawab Ka Indra pada adeknya itu sambil menganggukkan kepala sembari memberi kode.

"Selesai makan kami 2 Kris mau jalan lagi ka," Ucap Rendi pada Ira sambil meminta Izin karena mereka pasti pulang malam kekos padahal selain jalan niat utamanya mau mengisi perut yang masih kelaparan karena porsi nasi yang sedikit sekali waktu itu.

"Iya de, tapi pulang jangan terlalu malam, hati-hati juga ya," ucap Ira sembari mengingatkan Rendi dan sepupunya untuk berhati-hati.

Setelah selesai makan, mereka pun berpisah. Ira dan Ka Indra pulang ke Kos sementara Rendi dan Kris jalan-jalan. Padahal selain jalan-jalan mereka juga pengen mengisi perut lagi karena masih kelaparan. Sesampainya di Kos Ira dan Ka Indra santai sambil menonton acara hiburan penutupan akhir tahun.

"Beb, besok Rendi dan Kris langsung balik kekampung. Sementara aku tinggal disini mencari kerjaan yang baru," Ucap Ka Indra karena ia sudah tak bekerja lagi.

"Iya sayang, sesuai rencana yang kemaren ya?" Tanya Ira yang mencoba memastikan lagi.

"Iya, Beb kita kan udah lama ni pacaran, udah hampir 6 tahun. Rencananya orang tua ku mau ketemu orangtuan mu tahun depan," ucap Ka Indra sambil memegang tangan Ira yang mencoba merubah topic pembicaraan meraka berdua.

"Hah..beneran Sayang? Tahun depan, tapi kita perlu nabung kalo mau bikin acara sayang," jawab Ira dengan jantung yang detaknya semakin tidak terkontrol, mukanya agak kemerahan sambil memberikan sedikit senyum pada Ka Indra karena kesenangan akhrinya setelah sekian lama Ka Indra ingin melamarnya.

"Iya sayang, makanya kita sama-sama nabung nambahin tabungan yang udah ada. Supaya ga minta sama orangtua,kan masih asa sisa waktu 1 tahun buat persiapan sayang. Kan lamaran dulu, ga langsung nikah jua," balas Ka Indra

Setelah perbincangan yang sama sekali tak pernah terpikirkan dibenak Ira sebelumnya, Ira sebenanya merasa senang karena setelah 6 tahun berpacaran akhirnya Ka Indra mengajaknya kejenjang yang lebih serius. Sementara malam tak terasa semakin larut, Rendi dan Kris pun akhirnya datang ditengah-tengah perbincangan mereka berdua malam itu. Mereka semuanya pun langsung beristirahat subuh itu karena sangat kelelahan.

Suami Ku ya Mantan KuWhere stories live. Discover now