2019.....
Tahun ini adalah tahun yang paling ditunggu-tunggu oleh Ira karena seperti yang Ka Indra katakan tahun lalu kalo Ka Indra dan keluarganya ingin berkunjung kekampung halaman Ira karena ingin melamarnya.
Waktu itu Ira sedang bekerja, dengan penuh semangat tanpa merasa lelah. Ira bahkan lebih sering senyam senyum sendiri karena terlalu senang dan tidak sabar menunggu Ka Indra melamarnya.
"Ibu semangat sekali kerja hari ini, lebih semangat dari hari-hari biasanya," ucap salah satu pegawai pada Ira. Namanya Tamara.
"Iya dong, kan sebentar lagi cuti panjang," jawab Ira sambil senyum sumringah serta mengedipkan matanya pada pegawai itu.
"Ibu mau kemana cuti tahun ini?" Tanya Tamara
"Rencananya mau ketempat calon mertua, kami mau merayakan paskah bersama," jawab Ira sembari sibuk menyusun barang didekatnya. Mereka berdua berbicara tapi Ira terlalu sibuk dengan pekerjaanya, sesekali menoleh kearah Tamara.
"Cie..Cie... Ibu, akhrinya ketemu calon mertua," jawab Tamara mengelitit Ira. Maksud hati sebenarnya agar Ira tidak terlalu serius dan sibuk sendiri, makanya Tamaran mengajaknya sambil bercanda
"Aich... kamu ini bisa aja," sahut Ira dengan ekspresi kaget karena Tamara mengelititnya.
Tiba-tiba Hp Ira berbunyi...Kring.... Kring... Kring.....
"Halo sayang," jawab Ira yang ternyata mendapat telepon dari Ka Indra
"Beb, Rendi meninggal," Ucap Ka Indra dengan suara yang sendu.
"Hah....kamu ga becanda kan sayang?" jawab Ira yang sudah mulai gugup dan berharap ini hanya lelucon. Sambil sesekali berpikir, masa becanda dengan hal semacam ini. Ga lucu, ucap Ira dalam hatinya
"Iya beb, kamu hati-hati pulang," ucap Ka Indra dengan singkat
"IIii...yyyyaa," jawab Ira dengan terbata-bata. Sementara telepon sudah dimatikan Ka Inda. Perlahan badan Ira lemah, rasa tak punya semangat dan tenaga untuk berdiri. Pelan-pelan Ira duduk dan berusaha menahan diri yang sudah mulai tak terima. Ira tak kuasa menahan air matanya akhirnya Ira pun menangis....
"Bu... Ibu kenapa?" ucap Tamara yang mulai kebingung melihat Ira sembari berpikir jangan-jangan ibu kesurupan. Kan ditoko ini katanya ada penghuninya.
"Tam, calon ade ipar ku namanya Rendi," ucap Ira sambil menangis.
"Hah... ibu ga becanda kan?" Tanya Tamara
"Ga Tam, ga, ini serius, aku ga mungkin bencada hal-hal kayagini," jawab Ira sambil memegang tangan Tamara yang seolah-seolah memberikan isyarat agar mampu menahan Ira supaya tetap kaut menerima kabar duka ini.
Ira pun meminta izin pada temannya agar dia bisa pulang dan cuti lebih awal karena duka yang tak terduga ini. Untungnya Ira mempunya team yang solid dan bisa mengerti keadaannya. Ira mencoba tetap bekerja meskipun dengan air mata yang tetap bercucuran, selama jam bekerja ini tak kuasa Ira menahan airmatanya yang selalu mengalir tak henti. Dan tak terasa waktu pun menunjukkan jam pulang, Ira bergegas pulang, Ka Indra pun membuka pintu.
"Sayang," Ucap Ira sambil menangis dan langsung memeluk Ka Indra dengan erat. Pelukan yang seolah-olah isyarat untuk saling menguatkan
"Mungkin sudah jalannya,"jawab Ka Indra dengan suara terbata-bata sambil mencoba menahan kesedihannya didepan Ira.
"Meninggal kenapa?" Tanya Ira sambil menggali informasi dari Ka Indra
"Kecelakaan beb, pulang dari tempat kerja pas turunan tikungan Rendi jatuh dan masuk kebawah truk. Jadi Rendi ikut keseret truk, kebetulan waktu itu truknya naik tanjakan sementara Rendi posisinya turun gunung. Kata papah lewat telepon tadi," jelas Ka Indra pada Ira
YOU ARE READING
Suami Ku ya Mantan Ku
RomanceWanita memang sulit jatuh cinta, karena bagi mereka lebih baik menunggu pria setia dari pada menerima yang datang tapi bisa pergi kapan saja. Cinta... yaa Cinta, memang indah, bisa jadi seindah Surga tapi bisa juga memberiku rasa sakit yang jauh leb...