"🎶 i'm Fire, and i'm water! Kau memberiku kuasa!🎶" -Blaze
Blaze sedang duduk di kedai tok Aba yang tutup. Ia berniat bersantai di situ, karena angin sedang sejuk. Bersantai sambil mendengar lagu yang terdapat namanya. (Masa iya, gak tahu lagu apa)
Saudara - saudaranya yang lain tengah mengurusi rumah. Blaze tidak mendapat jatah, jadi ia pergi keluar rumah.
Di tengah - tengah lirik, tv di kedai menyala sendiri. Blaze yang kaget sekaligus bingung, berusaha mematikan tv tapi, tak berhasil.
"I Come, wait for me"
Tulisan aneh muncul dengan glitch abu - abu, lalu menghilang. Blaze yang merasa janggal, berpikir bahwa tv itu sudah lama dan harus diperbaiki. Mungkin sore nanti, ia akan membawanya ke toko elektronik.
BAAM!!! (bunyi Blaze banting pintu)
"Oituyulmasakkatak!" -Halilintar
Krik...krik...
"Hali kah yang melatah tadi?" -Taufan
"Apakah Hali dirasuki?" -Gempa
"Bang! Tv di kedai rusak, nanti Blaze bawa ke toko elektronik ya" -Blaze
"Anak baek! Ok! Ok!" -Gempa
"Enng...bang! Boleh gak nanti Ice sama Duri keluar?" -Ice
"Hm? Ngapain?" -Gempa
"Ma..mau jalan - jalan" -Ice
"Sip! Sip!" -Gempa
'Maaf, bang. Seharusnya aku tak berbohong padam' -Ice
Sore hari, Ice dan Duri berada di taman Pulau Rintis. Duri yang kebingungan karena Ice mengajaknya ke taman, memutuskan untuk bertanya.
"Engg...abang Ice!" -Duri
"Ya?" -Ice
"Kenapa abang bawa Duri ke sini?" -Duri
Lalu, Ice menghentikan langkahnya. Sekarang, Duri semakin bingung dengan tingkah Ice yang jarang bertingkah waspada. Ice menoleh - noleh melihat sekitar taman. Tanpa aba - aba, Duri diseret oleh Ice ke pohon tua yang tak ada orang sama sekali di sana.
"Kenapa sih, bang?" -Duri
"Sepertinya, abang bisa memberi tahumu sekarang" -Ice
Ice menghela nafas sebentar, lalu melanjutkan pembicaraannya.
"Begini, mimpimu tentang Solar, bukanlah mimpi biasa. Semakim hari, mimpimu itu seperti menyuruh kita untuk melakukan sesuatu" -Ice
"Sesuatu apa itu?" -Duri
"Dalam mimpimu, kamu bilang Solar memintamu untuk mencarinya dan mencegahnya. Kemungkinan, kita harus mengikuti apa yang dikatakan mimpi itu" -Ice
"Eee...aku tak yakin" -Duri
"Duri! Kamu bilang kamu sudah lama tak bertemu Solar dan rindu dengannya. Ini kesempatan kita!" -Ice
Awalnya Duri sedikit ragu dengan Ice. Namun, karena hatinya yang merindukan adik bungusnya mengalahkan keraguannya.
Tiba - tiba, ada sekelompok orang dengan jas serba hitam berhenti dekat dari pohon tempat mereka berada.
"Cepat, pasang di situ!"
Duri dan Ice mengintip dari atas pohon. Ketika Duri melihat sosok tinggi dengan kacamat hitam yang berdiri dekat mobil mewah itu, seseorang terlintas dipikirannya. Seseorang yang sangat dekat dengannya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kacamata Jingga
AventuraMenjadi anak bungsu tidak buruk Hanya saja, aku merasa seperti hama Semua kebenaran yang kuucapkan tak berharga di telinga kalian Hanya terpengaruh terhadap hasutan tak berguna Setiap alfabet yang ku keluarkan, layaknya sebutir debu di siang bolong ...