AMY 2 |

355 14 0
                                    

"Cantik cantik galak. Ini buat kamu es krim,"ucap Lelaki itu sambil memberikan Larissa es krim. Larissa sedikit ragu mengabil es krim tersebut.

"Tenang saja aku bukan penjahat. Aku kebetulan lewat sini dan tidak sengaja melihatmu teriak seperti orang gila. Aku kira kau terjadi sesuatu padamu,"ucap lelaki itu seperti tahu isi pikiran Larissa.

"Apa aku bisa percaya dengan Lelaki ini. Apa jangan jangan dipenculik,"batin Larissa. Lalu ia mencicipi es krim itu.

"Hmm.., rasa vanila,"Larissa tampa sadar, Lelaki itu menahan tawanya, baru pertama kali ia mendapat gadis ekpresi saat memakan es krim terlucu.

"Apa urusannya denganmu,"jutek Larissa. Saat ia baru sadar apa yang ia ucapkan tadi, dan mengetahui Lelaki disampingnya ini sedang menahan tawa.

"Tentu saja, aku peduli. Gadis secantikmu mengakhir hidupnya dengan cara bunuh diri. Banyak orang diluar sana yang ingin hidup sepertimu tapi karena alasan tertentu..,"ucap Lelaki itu menatap lembut gadis dihadapannya.

"Laki laki sama saja, liat yang wow langsung sikat,"lirih Larissa yang masih bisa pria itu dengar.

Tapi setelah mencerna perkataan lelaki itu tadi sangat menampar Larissa. Seketika matanya berkaca-kaca, membuat matanya buram.

Larissa memukul dadanya yang terasa sesak. Lelaki itu menghadang tangan Larissa saat hendak memukul dadanya lagi. Saat itu Larissa menangis sambil terisak.

"Kau menyakiti dirimu sendiri,"ucap Lelaki itu lembut, menenangkan Larissa.

Larissa tidak menjawab ucapan lelaki itu, dan langsung memeluknya. Lelaki itu membalas pelukan Larissa, menepuk nepuk pelan punggung Larissa agar ia lebih tenang.

"Datanglah ke cafeku dekat sini, disaat kau membutuhkan teman berbagi keluh kesalmu. Gadis cantik,"ucap Lelaki itu menghelas nafas lega saat merasakan isakan Larissa sudah meredah.

Sebelum Lelaki itu mengeluarkan suara lagi yang memecahkan keheningan.

"Saat aku sterss, sedih, aku biasanya makan es krim sepuasnya, dan ampuh perlahan pikiranku tenang,"Lelaki itu saat pelukannya sudah terlepas.

"Terima ka..,"ucap Larissa terpotong.

Ketika melihat Lelaki itu menghilang entah kemana. Setelah Larissa mencernah perkataan Lelaki itu, ada benarnya juga

---
Keesokannya, seperti biasa Larissa pergi ke perpustakaan, tempat salah satu tempat favoritnya, saat kelas kosong atau disela sela waktu luangnya. Larissa melihat dari jauh Natasha sedang menuju kearahnya.

"Apa yang ingin kau katakan padaku?"tanya Natasha saat sudah duduk dikursi tepat didepan Larissa.

"Jadi begini, sha.. sebentar malam itu ayahku merencanakan aku makan malam dengan salah satu anak temannya ayahku dari keluarga Wilson,"ucap Larissa dengan nada frustasi.

"WHAT?!"

"Natasha pelankan suaramu, kita ini sedang diperpustakaan,"tegur Larissa.

"Wilson? WILSON Group? yang putranya ganteng itu?"ucap Natasha tidak percaya, dan Larissa menjawab dengan anggukan kepala.

"Astaga Kimmy, kau beruntung. Dia juga kuliah disini jurusan manajemen bisnis. Tapi aku dengar dengar katanya dia sudah punya cewek yang diincar dan katanya anak fakultas hukum juga sama kaya kita. Apa jangan jangan itu kamu?"

"Beruntung dari mananya. Bagiku itu nereka. Aku tidak peduli wanita itu siapa, I Don't care. Aku saja tidak tahu Xavier Wilson itu yang mana. Jangan asal ambil kesimpulan Sha sha,"

"Kalau wanita itu aku, sudah pasti dia akan mencariku, kitakan sama dia satu universitas tapi beda gedung,"tambah Larissa.

"jadi mau kamu apa sekarang?"tanya Natasha.

"ini terakhir kalinya aku menuruti keinginannya. Bantu aku pilih belanja baju, tadi kemarin aku dikasih kartu kredit ayahku untuk beli dress, tapi aku tidak tahu, dan bukan aku banget, masalah tentang dress. Sekali aku mau beli peralatan rumah,"

"Oke, itumah gampang tapi kenapa beli peralatan rumah?"ucap Natasha.

"ohh iya aku lupa, kalau aku akan pindah dari Apartment yang aku tempat tinggal sekarang. Dan pindah ke apartment yang Kak Lewis berikan padaku,"

---

Untung saja hari ini urusan mereka di Kampus cepat selesai jadi mereka punya waktu banyak untuk menyelesaikan semua. Saat urusan mereka selesai hari ini, Natasha dan Larissa menuju kekantor CIA terlebih dahulu, setelah itu mereka pergi berbelanja.

Waktu mereka tidak banyak dikarenakan jam 7 malam Larissa harus sudah disana.

Mereka sudah berada dipusat perbelanjaan, Natasha sibuk memilih dress yang akan dipakai oleh Larissa.

Sudah sekitar 1 jam Larissa menunggu baju pilihan Natasha. Tapi tidak kunjung Natasha dapat yang pas.

"Sha.. Masih lama belum ini sudah jam 3 sore. Kita belum belanja perabotan rumah,"gelisah Larissa.

"Sebentar, sedikit lagi,"jawab Natasha yang masih fokus memilih dress. Larissa memutar kedua bola matanya, lalu menghela nafas panjang.

Setelah lama menunggu akhirnya Natasha menemukan dress yang pas untuk Larissa. Yaitu
J&C dress x lula blue ditambah High heels warna putih menambah kesan cantik Larissa nanti.

IKEA Milton Keynes, Cambridge

Saat sampai di IKEA, mereka berpencar membeli perabotan rumah agar waktu mereka cukup.

Larissa bagian Lemari, sofa meja belajar, tempat tidur, rak buku dan lain lain. Natasha bagian untuk dapur.

Setelah satu jam setengah akhirnya mereka selesai dan tinggal membayarnya dikasir. Kalau masih ada yang kurang, nanti ia kembali.

---
Larissa sudah sampai direstoran yang ayahnya sebutkan. Setelah memarkirkan mobilnya, kemudian masuk dan menuju Lobby restoran tersebut. Pelayan disana bertanya kepada Larissa "Atas nama siapa" dan Larissa menyebutkan atas nama Mr. Xavier.

Pelayan tersebut mengangguk paham dan mengarahkan Larissa menuju meja yang sudah dipesan.

Hampir 2 jam Larissa menunggu direstoran tersebut, tetapi tidak ada tanda tanda Lelaki yang ayahnya sebut itu datang. Ingin rasanya ia mendatangi rumah si Xavier itu, dan menghajarnya habis habisan karena membuatnya menunggu lama.

Ia kira dia siapa seenaknya saja, bertingkah seperti itu. Dan yang membuat Larissa tambah kesal pesan yang ia kirim tidak dibalas.

"Si Gadis cengeng?"

Jreng!

Larissa yang sedari tadi sudah menahan amarahnya dikarenakan ia sudah menunggu Lelaki Damn.. itu tidak datang datang juga, ditambah Lelaki yang tidak sengaja ia temui di Jembatan dekat sungai Harvard University, muncul entah dari mana.

"Sedang apa kau disini? Sepertinya Kita jodoh,"tanya lelaki itu.

To be continued.....

AFTER MET YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang