1.ARISHA MAHESWARI

17 3 0
                                    


WARNING!

BACA DALAM KEADAAN SUNYI!

1.ARISHA MAHESWARI.

Hari ini adalah titik terakhir dimana dirinya tidak bisa menangis lagi. dua hari satu malam dirinya terus mengeluarkan air matanya bila mengingat kejadian pahit itu dan bahkan tidak ingin dirinya mengingatnya lagi.

Arisha Maheswari, begitulah nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Ya, takdir yang begitu menghayat hatinya sehingga harus mengikhlaskan kepergian sang kekasih setianya. Dirinya benar-benar tidak bisa menerima kenyataan pahit ini, dirinya benar-benar tidak mau kehilangan sosok yang sangat ia sayangi. kematian sang kekasih membuat dirinya benar-benar merasa hampa dan sepi sehingga ia hampir putus asa.

Tidak peduli jika kalian menilai dirinya alay atau lebay. Arisha tidak peduli! ucapan itu tidak sebanding dengan sakit hati dirinya. Camkan itu!
Setelah dipikir-pikir dirinya tidak selamanya harus terbuai dengan masalalu itu. Ia sadar masih banyak orang yang sangat menyayanginya seperti kedua orangtuanya dan kedua kakak laki-laki nya. Mau tidak mau Arisha harus melupakan itu semua!

Baiklah, mulai hari ini dirinya akan berusaha tidak menangis lagi dan tidak memikirkan kekasihnya itu tepatnya mantan kekasihnya. Ia tidak mau membuat keluarganya mencemaskan keadaannya lagi. Ia benar-benar merasa bersalah dan malu karena tingkah konyolnya ini. Tidak mau makan,tidak mau keluar rumah bahkan kamar. Sebentar pun ia tidak menemui keluarganya itu meskipun Kenan, selaku kakak pertamanya mengancam akan membakar koleksi buku novelnya jika tidak mau keluar kamar atau makan sedikitpun. Namun sungguh saat itu Arisha hanya butuh ketenangan untuk menerima kenyataan ini. Arisha ingin sendiri dulu!.

Arisha menatap jam yang tertempel di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul tujuh malam tepatnya jam makan malam. Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada kebiasaannya dengan keluarganya yang mungkin keluarganya itu sudah berada dimeja makan.

Sebelum membuka pintu, Arisha menoleh dan mendapati dirinya dipantulan  cermin. Ia memajukan langkahnya menatap cermin itu dan pandangannya tertuju pada mata sembab di pantulan cermin itu. Arisha mengusap-usap mata sembabnya lalu tersenyum.
"Masa depan aku masih panjang! Mata jangan kaya gini lagi ya, malu kan!"
Serunya.

Setelah itu dirinya keluar kamar dan berjalan menuruni anak tangga dengan langkah yang pelan-pelan karena tak cukup banyak tenaga untuk berjalan cepat. Wajar saja dua hari ia tidak memasukkan makanan sedikitpun terkecuali air minum.

Senyum tersungging di bibirnya yang imut ketika melihat meja makan yang sudah dipenuhi makanan tentunya bersama keluarganya. Ah, rasanya begitu rindu suasana ini padahal hanya dua hari dirinya diam dikamar dan tak bertemu keluarganya itu.

Juan Arsan, kakak kedua Arisha setelah Kenan Prasaja itu yang memiliki sikap sebaliknya dari Kenan. Juan menyadari keberadaan sang adik tersayangnya dan langsung berdiri menghampiri Arisha dengan senyum yang merekah di bibirnya. Siapapun yang melihatnya akan terbuai pasti!.

Tentu saja pergerakan Juan mengundang mereka yang ada dimeja makan mengikuti kemana arah Juan berjalan.

"Adik kesayangannya abang Juan ada disini toh?" ujarnya lalu merangkul pundak Arisha.

Arisha mendongak dan tersenyum. Sungguh beruntung dirinya mempunyai kakak seperti Juan yang sangat menyayanginya ini meskipun terkadang Juan sedang berbalik hati.setres!
"Iya bang, isha laper pengen makan masakan Bunda lagi".

Juan mengangguk dan menuntun Arisha berjalan ke meja makan menghampiri keluarga yang lainnya. Tentu saja mereka tersenyum bahagia karena kembalinya gadis kecilnya itu. Juan mendudukkan Arisha di bangku sampingnya.
"Bun, anak bunda laper katanya pengen makan!" Ujar Juan bicara kepada sang bunda.

ARISHA MAHESWARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang