02, Hari sialnya Joira

38 7 4
                                    

Ara melangkah pelan-pelan, sangat berhati-hati untuk tidak menjatuhkan tumpukan boks berisikan angklung yang ia bawa.

Dia kedapatan tugas untuk membawakan angklung-angklung itu dari aula ke ruang musik karena telat masuk saat pelajaran Miss Tiara, guru musik yang dikenal baik hati.
Ara hari ini lagi apes aja kena hukum dari Miss Tiara, kayaknya beliau lagi PMS deh.

"Gila sumpah ini kayaknya gue nge-set rekor apa gimana dah," Ara meracau sendiri, "parah banget gue sampe bikin Miss Tiara marah gini."

Pikiran Ara sudah kacau kemana-mana, belum lagi perasaan khawatir nanti ketika masuk kelas Miss Tiara akan diperlakukan seperti apa. Saking kacau pikirannya dia tidak sadar daritadi ada yang memanggilnya, saat si pemanggil mencolek bahunya baru Ara sadar dan menoleh.

"Eh itu angklung nya mau lo bawa semua?" Tanya si pemuda.

"Oh ini?" Ara mengarahkan pandangannya ke boks-boks yang dia bawa, "Iya, kenapa?"

"Itu angklung nya lo bawa semua dari gudang? Atau ada sisa?"

"Ada sisa kok."

Si pemuda mengangguk-anggukan kepalanya kecil, "Oke deh, makasih." Lalu berlalu begitu saja.

Ara sedikit memiringkan kepalanya menatap kepergian si pemuda, "Mukanya kok familiar ya..."

Tapi dia tidak kunjung ingat identitas si pemuda itu, jadi Ara memutuskan untuk lanjut melangkah, lagipula dia kan harus buru-buru ke ruang musik.





***






"Ciluk ba!" Alizee melompat di depan Ara, "Lo napa dah lemah letih lesu gitu Ra."

Ara menghela nafas, "Pertama kalinya zee," Ara menggelengkan kepalanya dengan pandangan yang kosong, "gue parah banget."

Alizee menyipitkan matanya, "Pertama kali apaan..." ucap Alizee keheranan, tiba-tiba dia buru-buru mengambil tempat duduk di sebelah Ara, lalu terkesiap, "Jangan-jangan lo pertama kali menstruasi?!!"

Ara mencubit lengan Alizee, "Ga gitu goblok," lalu dia lanjut mengerucutkan bibirnya, "pertama kalinya Miss Tiara marah, dan itu gara-gara gue."

"Astaga Ra. Lo gila ya anjir, gimana bisa?!"

Ara menggaruk belakang telinganya, "Gue terlambat masuk kelas gara-gara ngurusin Matea, Lea, sama Gumi."

Alizee mendecak, "parah sih lo," lalu menepuk-nepuk bahu Ara, "tapi tenang aja, kayaknya Miss lagi pms, entar juga pasti baik-baik aja."

Ara manggut-manggut, masih galau gak jelas, sedangkan Alizee udah sibuk sama hp sambil senyum-senyum ganjen. Ara yang sadar jadi menatap Alizee dengan pandangan nge-judge.
"Lo ngapain deh senyum-senyum gitu."

Alizee menunjukkan layar hp nya, "Ini Ra, gue liat akun official Tigers. Liat deh itu yang namanya Ben, cakep banget."

Mata Ara tidak tertuju pada pemuda yang katanya namanya Ben, matanya justru tertuju pada pemuda disamping nya. Ara mengamati muka si pemuda itu dan kemudian dia mengingatnya.

"Eh Zee! Iya bener itu dia! Dia yang gue liat kemarin-kemarin!" Heboh Ara.

"Apa dah Ra, lu mah kan kalo ngomong suka tiba-tiba tanpa penjelasan!"

Ara mendecak, "gue tadi waktu ngambil angklung papasan sama dia, si Radeva ini," telunjuknya mengarah ke foto si pemuda itu di hp Alizee, "terus gue kayak familiar gitu sama mukanya karena kemarin gue liat di TV."

"Oooh, papasan toh."

"Iya, tadi dia nanya ke gue tentang angklung, terus gue pertama kali liat mukanya jarak dekat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝘽𝙖𝙨𝙠𝙚𝙩𝙗𝙖𝙡𝙡 𝙈𝙖𝙣𝙖𝙜𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang