Masih dengan korek yang ku pegang.
Rokok yang sempat mati dan kembali menyala di sela jari.
Duduk bersahaja dengan nyamuk dan angin.
Pandang gelapnya pojok rumah.Sempat berfikir dimana ada cahaya dan benda pasti di baliknya mereka akan ada bayangan.
Sempat bertanya apakah mungkin jika mereka antara cahaya dan bayangan tak bisa bersatu karna benda ?
Adakah sebuah masalah diantara mereka hingga tak bisa bersatu ?
Ketika cahaya pergi bayang akan membesar dan jadi gelap seolah bayangan ingin memberitahu bahwasanya
"Aku Ada Disini"
Segenap hati ingin memiliki mu selamanya.
Segenap rasa dan raga berjuang mempertahankan mu.
Wahai engkau yang enggan di anggap anggun.
Aku hanya ingi menyeduh sebuah bahagia bersama mu.Hembusan terakhir dengan si rokok berujung kesimpulan bahwa aku tak bisa ingkar dari mu.
Antah berantah entah apa yang harus kulakukan.
Ini saatnya aku meng'iya'kan ketidak kuasaanmu dalam penantian dan kecewamuAku hanya bayang dalam kenang yang kau sebut Kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengoceh Dengan Diri Sendiri
PoetryTak ada yang bisa melebihi kuasa perintah otak dalam ranah tubuh, ungkapan sepatah demi patah kata dari sebuah sebongkah rasa demi rasa *Dalam tulisan ini tidak menganjurkan menujukan untuk seseorang dan tidak menyangkut pautkan pada pihak mana pun...