Sepi meratapi sunyi
Malam tak lagi sendiri kini bulan kembali datang untuk menemaniIni kisah bulan yang berpaling dari malam
Bertubi sakit dengan senyap datang menghujam
Berbulan bulan menahan rasa sakit sungguh nasib yang amat kelam
Tak seogok teman yang dapat mengerti pedih dibalik sebuah senyumRontok dan habis upaya malam menjaga sang bulan
Perlahan sumpah serapah ia tuturkan
Membenci dan mengingat di waktu yang bersamaan
Tak mudah bagi malam lupa dalam ingatanSemoga amygdala malam tak lagi bangun untuk menggugah sebuah kenangan pahit, berdoa lah malam mengikhlaskan semua yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengoceh Dengan Diri Sendiri
PoetryTak ada yang bisa melebihi kuasa perintah otak dalam ranah tubuh, ungkapan sepatah demi patah kata dari sebuah sebongkah rasa demi rasa *Dalam tulisan ini tidak menganjurkan menujukan untuk seseorang dan tidak menyangkut pautkan pada pihak mana pun...