Semesta sudah terlampau sering memberikan kesempatan
Membuat orang-orang terlalu bergantung pada semunya harapan❥●••┈❀💌❀┈•••●❥
Adakah aksara antara rasa dan jarak?
~SOMEONE YOU LOVED~
Sore masih terik, surya enggan meredup dan pulang dengan nirmala. Membiarkan sinar teriknya membuat manusia mengeluhkan panas, begitu juga dengan murid SMA Dwi Marga yang nampak memasang jaket, tangan sebagai pelindung wajah, sekaligus berlari kecil untuk menuju halte setelah bel pulang berbunyi.
Jika memang Andhira masih merasa terluka dengan kalimat tidak berperasaan yang dilontarkan oleh Raka padanya, maka berbeda lagi dengan Gathan yang masih berdiri di parkiran ketika bel pulang berbunyi. Ada orang yang ditunggu. Rautnya begitu serius dengan rahang mengeras sekaligus pandangan yang lurus ke depan.
Hingga akhirnya, sosok yang dinantikan datang dengan kursi roda yang didorong oleh supir pribadi. Iya, Raka adalah sosok itu. Melihat bagaimana raut tidak bersalah Raka tunjukkan semakin membuat Gathan dikerubungi amarah.
"Pelan-pelan, Den." Supir Raka membantu dirinya untuk bangun dan masuk ke dalam mobil.
Namun, sebuah tangan dengan kasarnya melepas tangan supir itu dari tubuh Raka hingga membuat pemuda berkursi roda itu terjatuh di lantai parkiran. Melihat siapa pelakunya, sang supir nampak khawatir.
"Den Gathan, saya mohon jangan sakitin Den Raka. Saya mohon, Den." Tangan sang supir berusaha menggapai pundak Gathan, namun tak ragu Gathan dengan segera menepisnya kasar.
"Diem!" telunjuk Gathan dengan beraninya mengarah penuh peringatan tepat di wajah sang supir. Hal itu tentu saja membuat sang supir diam, mengingat jika Gathan adalah salah satu orang yang perlu diwaspadai.
Tanpa aba-aba Gathan berjongkok di hadapan Raka dan mencengkram kerah seragam pemuda yang tengah melontarkan tatapan penuh kebencian padanya itu. Tak langsung menyatakan apa tujuannya melakukan ini, Gathan memilih untuk menelisik wajah Raka yang nampak pucat.
"Lo apain dia?" suara Gathan merendah. Begitu mengancam.
Yang ditanya hanya diam dengan nanar menggenangi mata. Tidak ada alasan mendasari, hanya saja dirinya begitu mengasihani sosok yang tengah menatapnya dengan amarah saat ini.
Gathan semakin mempererat cengkraman, "Jawab!"
"Dia yang udah buat lo kayak gini."
Seketika itu nanar memenuhi mata elang milik Gathan, kalimat yang diucapkan Raka barusan begitu mengirisnya. Memang seberapa tahu dirinya akan sebuah penantian penuh derita yang mengharapkan sambutan rasa? Tidak ada yang lebih tahu itu selain Gathan.
"Ini kemauan gue! Dan bukan soal dia ataupun gue. Lo nggak tahu apa-apa."
"Gue tahu! Cukup jelas gue ngelihat gimana lo merjuangin orang yang bahkan nggak kenal siapa lo."
Bug!
Satu bogeman keras berhasil mendarat dengan sempurna di sudut bibir Raka, pemuda itu sempat tersungkur hingga akhirnya tangan Gathan kembali mencengkram seragam pemuda itu untuk menghadapnya. "Lo nggak tau apa-apa, dan sekali lagi gue denger lo berulah. Lihat aja apa yang bisa gue lakuin buat ngancurin ayah lo. Gue nggak main-main."
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Loved
Teen FictionApa jadinya ketika pewaris tunggal Keluarga Adithama harus rela hidup dibawah tekanan materi dan terjebak dalam ambisi yang mengharuskannya meyingkirkan seorang gadis yang dicintai? Berbagai drama yang diciptakan sang ayah hanya demi sebuah formalit...