Chaper TwoKeesokan harinya aku mencoba untuk membeli peralatan kamar yang aku perlukan. Aku berjalan sendiri menyusuri desa. Pemandangan di desa ini sangat indah. Rerumputan hijau dimana-mana, pepohonan rindang di segala sisi juga warga desa yang sangat ramah. Setiap aku berpapasan dengan mereka pasti mereka menyapaku dan menyuruhku untuk mampir ke rumahnya. Yang sayangnya harus ku tolak, karna tujuan utamaku bukan untuk mampir-mampir. Aku ingin mendekorasi ulang kamarku, supaya terlihat adanya kehidupan.
Setelah sampai di toko serba ada aku langsung memilih-milih dekorasi yang ada. Untungnya desa ini dikenal dengan kerajinan tangannya. Jadi dengan mudah aku menemukan benda-benda yang aku mau dan membayarnya dikasir. Mereka masih menghitung menggunakan kalkulator dan juga bon.
"Eh bu dokter baru ya?" Tanya ibu-ibu paruh baya yang sedang menjumlahkan belanjaanku.
"Iya Bu, saya Lana baru kemarin sampai sini. Berapa totalnya Bu?"
"Oh saya Tuti, salam kenal ya Bu dokter." aku tersenyum kepada bu Tuti, "Totalnya seratus ribu aja buat bu Dokter"
"Eh? Jangan bu, saya jadi gaenak."
"Udah tidak apa-apa Bu, anggap saja sebagai ucapan selamat datang." Katanya.
Wah lumayan juga rejeki anak soleha. Tiba-tiba aku teringat dengan kata-kata Dewi semalem. Aku ingin memastikan ucapan Dewi benar adanya atau hanya ingin menakut-nakutiku saja.
"Disini udaranya sejuk banget ya Bu." Ucapku sedikit berbasa-basi dulu. "Enak banget buat jalan-jalan santai begini"
"Iya bu Dokter disini itu emang enak banget. Cuacanya dan pemdangannya tuh bikin tenang pikiran. Coba deh kapan-kapan Bu Dokter ke Danau dekat sini, seru banget loh ada wisata airnya." Jelas Bu Tuti dengan sumringah dan memberitahuku berbagai tempat yang kiranya enak untuk didatangi.
"Kalau di hutan belakang asrama itu juga ada tempat-tempat menarik gak, Bu?"
Seperti Dewi ekspresi wajah Bu Tuti menjadi berubah, "Tidak ada yang menarik disana, saya juga gak pernah kesana. Masih banyak hewan buas rumornya Bu Dok, lebih baik jangan pernah ke hutan deh."
Aku pun hanya tersenyum dan langsung membayar total belanjaanku. Di sepanjang jalan pulang aku semakin penasaran dengan apa yang ada di balik hutan tersebut. Masa iya ada hewan buas? Aku tidak percaya di hutan yang kelihatannya tidak terlalu luas itu ada hewan buas. Mungkin itu hanya mitos saja. Di banding penasaran, lebih baik aku mencari tahunya sendiri. Dengan tekad yang kuat aku pun berjalan menuju hutan misterius itu.
DI dalam hutan ini banyak sekali pohon-pohon berbatang tinggi disetiap hutan tersebut. Daun yang banyak membuat hutan ini lebih terasa sejuk karna menutupi sinar matahari. Binatang-binatang kecil mulai bersuara seolah saling bersahutan. Burung-burung mengepakan sayap kecilnya. Wah suasana ini seperti di cerita dongeng saja dan mana mungkin aku dapatkan di kota asalku. Yang ada hanya gedung tinggi dan kabut asap dimana-mana.
Aku terus menyusuri hutan tersebut dan menemukai sebuah Air Terjun dengan air yang sangat jernih. Rerintik airnya menenangkan sekali. Dengan pelahan aku menyelupkan kedua kakiku di air terjun ini. Ku usapkan air ke muka ku, benar-benar sangat segar jadi aku memutuskan untuk bermain-main sebentar sebelum nantinya pulang.
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki dan sura binatang menggeram. Sial, apakah benar di hutan ini ada binatang liar? Sialnya lagi langit yang tadinya cerah dalam sekejap berubah menjadi gelap. Awan-awan hitam bergerumbul seolah ingin menurukan hujan lebat. Aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Ini lah akibat tidak mendengarkan peringatan warga desa ini.
Suara langkah kaki dan suara geraman itu semakin dekat. Seolah berlari ke arahku, aku menoleh ke arah sumber suara tersebut dan Ya Tuhan. Seekor binatang besar seperti serigala menatap ke arahku dengan bola mata hitamnya yang mempesona. Bulunya yang berwarna hitam pekat seperti langit bergoyang tertiup angin. Anehnya bukannya perasaan takut, aku malah ingin mendekatinya. Ini benar-benar sudah salah, aku tidak ingin mati di makan serigala. Aku bergegas dan meloncat cepat kearah bebatuan yang ada di sungai. Karna tentu saja aku yang ceroboh, aku meloncat ke arah batu yang berlumut dan terpeleset. Aku pun menutup mata dan menunggu pantatku bersentuhan dengan batu dan kepalaku menghatam batu, sebelum akhirnya aku mati mengenaskan.
Tapi dengan cepat sepasang tangan menangkapku dengan kuat sebelum aku terjatuh. Kepalaku mengadah keatas dan perlahan membuka mataku. Dan Ya Tuhan, di depanku berdiri seorang pria tertampan yang pernah aku lihat dan dia tidak memakai baju.
Bunuh aku saja sekarang.
Tidak pernah seumur hidupku aku melihat seorang pria yang begitu indah, tampan dan juga seksi seperti dia. Rambut pendeknya yang berwarna hitam dan terlihat halus, hidungnya yang tinggi dan juga mancung, dan mata hitamnya yang dengan tajam memperhatikanku.
Pria itu menggiringku ke tepi sungai dengan masih menatapku dengan pandangan yang tidak bisa di deskripsikan. Sentuhan tangannya di tubuhku seperti menyengat kulitku. Dia benar-benar terlihat tidak nyata
Tapi tunggu..
Matanya terlihat familiar. Matanya seperti aku pernah melihatnya sebelumnya. Matanya.. Matanya seperti serigala besar tadi.
Oh My God.
"Ka..kamu siapa?" Tanyaku dengan gemetar dan melangkah menjauh.
Aku takut, aku tidak tahu pria ini, di tambah aku berada di tengah hutan yang sudah gelap ini. Aku benar-benar bodoh. Jantungku berdegup kencang disetiap langkah pria tampan ini. Matanya selalu menatapku dengan tajam dan melangkan secara perlahan seperti binatang buas yang ingin menerkam mangsanya.
"Aku? Aku adalah milikmu." Jawabnya sebelum semuanya menjadi gelap.
********************************************
Hai! Gimana Chaper Two nya?
Kasih pendapat ya! 2 vote lanjut chapter 3..
Oh ya btw bukan maksud gimana-gimana tapi jangan promosiin cerita kalian di ceritaku ini ya. Karna menurutku ga sopan aja promosiin cerita pribadi di lapak orang. Bisa DM atau mention di conversation aja boleh asal jangan di cerita ini hehe makasih.
Tuh Sehun Nakal ketemu Atlana gak pake baju hahaha

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Sehun
ParanormalAtlana adalah seorang gadis biasa. Baru saja lulus dari kuliah kedokterannya di usia muda, membuat Atlana ingin pergi meninggalkan kota kelahirannya. Meninggalkan kenangan pahit yang berusaha ia lupakan. Ia pergi tanpa berekspetasi apa-apa. Namun ap...