Jeno

128 14 0
                                    

Mijung berjalan menyusuri sungai. Matanya menatap kosong kearah sungai. Dia malas untuk pulang kerumah

Dia sebenarnya memiliki keluarga yang lengkap. Mulai dari ayah, ibu, kakak, dan adik. Dia punya semuanya.

Dia hanya merasa diperlakukan tidak adil. Dia merasa selalu disuruh ini dan itu oleh orang tuanya. Sedangkan kakak dan adik seperti jarang sekali disuruh.

"Hai?!"

Disaat Mijung termenung, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menyapanya. Mijung terlonjak kaget. Dia menatap sang pria heran. Dia tidak pernah melihat pria ini sebelumnya.

"Siapa?"

"Uhm..saya..m, maaf saya mengganggu, tapi bolehkah saya meminta tolong?"

"Tolong apa?"

"Begini, saya baru saja pindah ke kota ini, jadi saya belum begitu tahu arah jalan disini. Kalau boleh bertanya, apakah anda tahu alamat ini??" Tanya pria itu sambil menunjukkan handphone-nya.

Mijung heran tetapi ia tetap membaca alamat tersebut. Dan herannya lagi, alamat itu adalah alamat rumahnya.

"Umm, aku tahu, tapi kamu ada urusan apa disana? Darimana dapat alamat ini?"

"Ini alamat kerabat saya, saya pernah kesana, tetapi saya lupa jalan karena sudah lama sekali, memangnya kenapa??"

"Yasudah aku antar saja, ini sebenarnya rumahku." Jelas Mijung.

"Kalau begitu, berarti kamu kerabatku. Tadi itu terlalu formal. Aku Jeno, nama kamu siapa?" Tanya Jeno sambil mengulurkan tangannya.

Mijung menatap tangan Jeno sejenak lalu membalas uluran tangannya. "Mijung" jawabnya singkat. Jeno tersenyum menampakkan eyesmile-nya.

Lalu mereka lanjut berjalan sampai rumah sambil berbincang ria. Membuat hubungan mereka menjadi akrab. Mijung pikir Jeno adalah orang yang benar-benar kaku, ternyata Jeno orangnya easy going.

Mijung nyaman berada didekat Jeno. Tapi hanya sebatas kerabat. Sesampainya di rumah, Jeno benar-benar disambut hangat oleh kedua orang tua Mijung. Mijung sebenarnya enggan untuk duduk disini.

Dia merasa tidak pantas. Tiba-tiba dia melihat ibu menengok kearahnya dan tersenyum hangat. Dan entah mengapa hatinya juga menghangat.

Mijung sebenarnya bingung. Mijung begitu dekat dengan orang tuanya, tetapi ia merasa kesal ketika ia merasa diperlakukan tidak adil.

***

Mijung duduk dibangku kelas. Dia baru saja mengantar Jeno ke kantor kepala sekolah.  Ia mengarahkan pandangan ke sebelahnya. Bangku itu masih kosong, berarti Lia belum datang.

Baru saja dia akan menempelkan kepala ke meja, Lia tiba-tiba menepuk pundaknya pelan. Mijung menatap Lia heran. Lia cuma nyengir dengan watadosnya.

Hingga waktu berjalan cepat menuju jam istirahat. Lia dengan penuh semangat menarik tangan Mijung ke kantin. Terpaksa Mijung mengikutinya. Saat sudah duduk dikantin dengan makanannya, Mijung teringat akan Jeno.

"Lia, sepupu gue baru pindah kesini."

"Oh ya, siapa? Cowo? Cewe?"

"Cowo dia tuh, emm..ganteng sih"

"Gue pacarinlah, comblangin gue dong"

"Jangan, gue belum terlalu deket sama dia, lagian lo belum juga ketemu, gue baru ketemu dia tuh kemarin, gaenak dong tiba-tiba deketin ke cewe"

"Siapa sih namanya?"

"Jeno"

Mijung lanjut makan tapi pandangannya menjarah ke seluruh sudut kantin, dan menemukan pemandangan janggal. Dua orang cowok sedang memperhatikannya dengan tersenyum dari jauh.

Mijung gak mau kepedean, tapi pas Mijung lihat balik, mereka terkejut dan pura-pura memakan makanan mereka sambil tersenyum kikuk. Kalau dilihat-lihat sih mereka sepertinya seangkatan dengan Mijung dan Mijung melihat Jeno diantara gerombolan cowo-cowo itu.

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■























Hai


Ini work pertama aku, jadi maaf klo ceritanya gajelas gitu





Aku seneng kalo kalian gak cuma mampir aja di work aku


-jung

I LIKE YOU ♡ Park Ji Sung ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang