6

4.9K 455 62
                                    

Vote and komen plis

Happy Reading







Alanis hanya bisa menatap Tasya dari kejauhan. Dia tak berani kembali mendekati Tasya setelah menerima kemurkaan dari Tasya dua hari lalu. Setiap kali mereka berpapasan, pasti Tasya akan menghindar dan seakan tak ingin bertemu dengan Alanis.

Alanis ikut tersenyum saat melihat Tasya tengah tertawa bersama dengan Anes disebuah taman yang ada dirumah sakit, entah apa yang sedang dibicarakan kedua sahabat itu, namun sepertinya sesuatu yang sangat seru dan lucu. Alanis bahkan bisa melihat Tasya yang tak berhenti tertawa sampai mengeluarkan air mata.

Alanis tersenyum kecil, melihat senyum Tasya yang sangat lepas hari ini saja bisa membuatnya begitu senang. Alanis menoleh saat pundaknya ditepuk dari belakang.

“eum dokter Michelle” ucap Alanis.

Wanita cantik itu tersenyum “Miss Alanis sedang apa?” tanya Michelle.

“ah cari udara aja, abis periksa pasien?”.

Tak sengaja dari kejauhan Tasya melihat Alanis dan Michelle sedang mengobrol, dia hanya terdiam dan kembali menoleh pada Anes dengan ekspresi yang berbeda.

“kenapa loe nyet?”.

Tasya hanya menggeleng, Anes yang merasa aneh menoleh kebelakang dan melihat Alanis dan Michelle yang sedang berduaan. Anes mengerti, sedikit banyak sahabatnya tersakiti oleh ulah Alanis.

“Sya-“.

“gue ke toilet dulu” potong Tasya yang sudah bangkit dari duduknya.

Anes hanya mengangguk dan membiarkan sahabatnya itu pergi.

“kak Al gemes gue sama loe, katanya ngebucinin Tasya tapi tetep aja jelalatan” geram Anes.

Alanis kembali menoleh pada taman tempat dimana tadi Tasya dan Anes berada namun dia tak menemukan Tasya dan hanya menemukan Anes seorang diri disana. Dengan malas Alanis beranjak dan meninggalkan tempatnya saat ini.

**

“bee sumpah yah kak Al itu bikin Tasya sakit hati mulu, rasanya pengen banget aku sunatin dua kali” ucap Anes saat sedang ber cuddle ria pada Helen.

Helen mengusap lembut rambut Anes “kenapa lagi si monyet Alanis?”.

“tau ah kesel banget, aku juga kalo jadi Tasya pasti udah benci banget sama sahabat kamu itu” geram Anes.

Helen mencubit gemas kedua pipi Anes “kenapa kamu marah-marahnya sama ku sih?”.

Anes cemberut “aku gak marah sama kamu, aku Cuma kesel sama kak Al”.

“yaudah kamu mau aku apain si Alanis?” tanya Helen.

Anes menatap polos pada Helen lalu menggeleng lucu “aku juga gak tau”.

Helen tertawa melihat sikap menggemaskan Anes “aduh gemesin banget istri aku”.

“nambah ya kadarnya abis nikah”.

Helen mengangguk “jadi double cute. Kyeopta” puji Helen.

“ah emesh sini tium tini” ucap Anes.

“nama aku Helen bukan Tini”.

Anes mendengus sebal lalu menarik leher Helen untuk mendekat lalu mencium cepat bibir Helen.

“muuuachhhh”.

Helen tersenyum lebar “panjang ya”.

“nanti malem lebih panjang” goda Anes sambil mengedipkan matanya.

“nantangin”.

“uh siapa takut”.

“siapa? Aku gak takut”.

“iya gak takut kan kamu ganas banget kalo diatas ranjang” goda Helen membuat wajah Anes memerah karena malu.

“cie blushing cie”.

“diem ya kamu”.

“cieee”.

“ihhhh sayang dieeem maluuuuuu” rengek Anes lalu menutup bibir Helen dengan tangan kanannya.

Helen membawa Anes dalam pelukannya “gemes banget sih jadi pengen iya-iya”.

“ih kimi pingin iyi-iyi”.

“alay sayang”.

“lagi trend di Indo bahasa nyinyir”.

“julid mulu”.

“biarin kan semboyannya warga +62 no ghibah no lifeeeee~. Ghibah everywhere and everytime~”.

“dasar followersnya lambe-lambean”.

“halah tetep aja aku kamu cintain”.

“iya banget kalo itu mah jangan ditanya”.

“yaudah kalo gitu diem”.

“buset untung bini, galak banget”.

“ini kedengeran jangan sampe kagak aku kasih jatah nanti malem”.

“becanda sayang. Eh tapi kan kamu kalo gak aku peluk gak bisa tidur kan” goda Helen.

Anes mendengus “iya, kan udah biasa dipeluk makanya pelukin aja ya kekepin aku”.

“iya aku ketekin kayak biasa ya”.

“iya gapapa kok, ketek kamu aja wangi banget. Mulus juga, kalah muka glowingan readers yang baca cerita ini mah sama ketek kamu”.

“emang gitu?”.

“iya tes aja coba, mereka burik”.

“ya Allah sayang jahat banget mulut”.

“becanda sayang biar lucu”.

“dasar”.

“dasar apa?”.

“dasar gemesin, aku tambah sayang”.

I love you too bee”.

love you dokter Zelina”.



Maapkeun aing terlalu bucin sama HelNes gapapa ya HelNes dulu besok-besok back to AlaTas lagi.



AlaTas SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang