Vote and komen gaes!
Happy reading
Helen masih menenangkan emosinya, dia sungguh marah pada Michelle yang berani menyakiti Anes.
"Aku gak papa kok bee" Anes mengelus tangan Helen.
Kilatan kemarahan maaih tercetak jelas diwajah Helen "kurang ajar banget dia tuh, liatin aja besok aku pecat".
Wah auto pecat bahaya, kasian.
"Jangan ah masa kayak gitu aja dipecat" larang Anes "lagian tadi tuh becanda tau".
Helen melerik malas pada Anes membuat Anes salah tingkat "mana ada becanda kayak gitu".
Anes menunduk dalam, dia takut jika Helen sudah terbawa emosi "hiks..hiks..hiks".
Helen gelagapan mendengar isakan Anes, dia membingkai wajah Anes yang sudah basah akibat air mata "jangan nangis".
Anes tetap menangis membuat Helen harus mengusap setiap air mata yang jatuh dipipi Anes "aku takut kalo kamu udah marah-marah hiks..".
Helen mengutuk dirinya sendiri karena telah emosi, dia lupa jika Anes sangat takut saat melihatnya tersulut emosi.
Helen merengkuh hangat tubuh Anes "udah ya jangan nangis, aku minta maaf udah bikin kamu takut" ucap Helen lembut.
"Hiks..hiks..hiks".
"Sayang, iya aku gak bakal pecat dia".
Anes mendongak menatap wajah Helen "beneran?".
Satu anggukan dari Helen, mampu membuat senyum Anes terbit "makasih sayang".
Helen tak mengerti dengan jalan pikiran Anes, harusnya dia senang jika Michelle dipecat dan bukannya sedih sampai menangis seperti ini.
Helen tersenyum lalu mengacak rambut Anes dengan gemas.
**
Anes dan Tasya sedang mengobrol di pantry khusus dokter. Setelah makan siang bersama mereka memutuskan untuk sejenak mengobrol dipantry bersama dokter lainnya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan masuk Michelle dengan angkuhnya. Dia hanya melirik tajam kearah Tasya dan Anes.
Gue colok tuh mata.
Udah gue belain eh malah ngelunjak, gue ulek lu.
"Dokter Michelle kok pipinya merah?" Tanya salah satu dokter yang menyadari pipi Michelle merah.
Anes dan Tasya menoleh cepat dan memperhatikan pipi Michelle yang ternyata memang merah.
Gila kak Helen namparnya gak kira-kira.
"Iya dok, lagi sakit" balas Michelle.
Setelah mengatakan itu, Michelle keluar dari pantry.
"Gayanya cuk" gumam Tasya yang didengar oleh Anes.
"Musuh loe tuh".
"Gak level".
"Siapa yang gak level, loe apa dia?".
"Ya dia lah gak level sama gue" ucap Tasya sombong.
"Halah".
**
Alanis dan Tasya sudah diperjalanan pulang. Walaupun masih kesal dengan Alanis tapi Tasya tetap mau pulang bersama Alanis.
"Eum kamu mau shopping?" Tanya Alanis memecah keheningan.
"Mau" ucap Tasya dengan datar.
Ngomong maunya kek gitu banget dah.
"Beneran mau? Atau gak usah".
KAMU SEDANG MEMBACA
AlaTas SIDE
Romancebagaimana cara Alanis mendapatkan Tasya yang sudah mencapnya sebagai seorang playgirl sejati. Sequel dari ketos vs ceo ini cerita gxg yang homophobic silahkan menjauh jangan sampai baku hantam sama gue