🌼 Aku Hidup untuk Dia

1.9K 207 15
                                    

.

(((Ini screen capture yang bikin mark senyum sampe pipinya merona, ini seharusnya ada di part sebelumnya tapi aku lupa input, hehe punten)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(((Ini screen capture yang bikin mark senyum sampe pipinya merona, ini seharusnya ada di part sebelumnya tapi aku lupa input, hehe punten)))

Pernikahan keduanya masuk ke bulan ke empat, kehamilan Mark juga sudah semakin terlihat, masuk pada minggu ke 32 tinggal beberapa minggu lagi dan Yuta kecil akan lahir ke dunia, melengkapi hidup Mark dan Yuta ..
Pagi ini keduanya sedang menikmati serial Netflix di ruang tengah dengan satu box jumbo popcorn karamel dalam pelukan Mark yang menyandarkan kepalanya di dada Yuta, Sesekali Yuta akan menciumi surai gelap Mark yang wanginya khas sekali, sesekali juga mencuri kecup di bibir Mark yang sibuk mengunyak popcorn berakhir dengan lumatan panjang lalu melupakan serial Netflix yang tadi di tontonnya, seperti saat ini, yuta sudah meletakkan tangannya di pinggang Mark yang duduk di atas pangkuannya, berciuman akan terasa sangat melelahkan untuk Mark dia harus menahan nafas saat sebenarnya tak memungkinkan baginya untuk menahan sebab kehidupan yang ada dalam dirinya.

Kemudian yuta akan melepas tautannya lalu mengecup singkat bibir dengan sisa saliva mereka, kemudian mengusapnya lembut membereskan sisanya, dan tersenyum teduh, siapa yang akan menduga kehidupannya akan jadi sangat indah seperti ini.

...

Berbelanja kebutuhan bayi adalah satu bagian paling favorite dari pasangan yang hendak memiliki anak, Mark berjalan mendahului Yuta matanya tak henti menyeliling mengamati beberapa pakaian bayi yang tergantung sangat lucu, sambil terus memegangi perutnya seolah dengan begitu beban beratnya akan berkurang dirinya terus berjalan mengikuti arah kemana yang ingin ia tuju.

Sampai berhenti pada box bayi berwarna abu tua, Yuta kemudian mendekati suaminya yang tiba tiba tertegun, "kenapa?" Tanyanya pelan "ini bagus sekali" ujarnya dengan sorot mata berbinar "ingin?" Tanya yutanya lagi kemudian Mark mengangguk tergesa, Yuta tersenyum dengan tingkah lucu suaminya, Yuta memanggil salah seorang pegawai dan meminta untuk mengirimkan box bayi itu ke rumahnya, Mark? Mark tentu senang sekali, senyum bahagianya masih terpatri jelas di wajahnya yang bersemu merah tanpa perona.

Kegiatan berbelanja kebutuhan bayi sudah selesai, dilanjutkan dengan Mark yang tiba tiba merajuk mau makan siomay di depan kampusnya, bukan Yuta namanya kalau tidak bisa menuruti apa maunya suaminya itu, mobilnya berhenti di depan pedagang siomay yang di maksud oleh mark lantas keduanya turun untuk membeli beberapa bungkus, iya di bungkus kata yuta tempatnya tidak terlalu bersih, dirinya tidak mau Mark sakit karena tidak higienis.

Kejadian ini mengingatkan Mark pada awal pertama kandungannya, dirinya bahkan harus membeli apa yang dia inginkan sendiri sebab Yuta belum menjadi suaminya, terlalu canggung untuk meminta bantuan dengan Yutanya. Saat itu Mark ingin kue coklat yang dijual di depan RS tempat dirinya periksa kandungannya, namun saat melewati sana, Mark tidak menemukan toko itu buka alias tutup untuk sementara waktu, hal itu jadi membuat mark untuk berkeliling kota mencari store yang sama dan berakhir dengan diatas kemudi sendirian dan seharian.

Lelah sempat membuatnya khawatir kala itu, kandungan yang masih memasuki usia enam minggu itu harus ia bawa pergi mengemudi seharian dengan udara yang cukup dingin demi hasrat ingin makan rotinya.

...

Menata ruang kamar calon bayinya membuat pelipis Mark penuh peluh, Yuta mengusapnya lembut setelah membereskan sisanya, "aku lelah" ujarnya lalu berbarin di kasur kamarnya disusul dengan Mark yang duduk di sebelahnya, tangan Yuta dengan ringannya memeluk pinggang Mark dari belakang, tidak sampai karena perutnya sudah semakin membesar, Yuta menelusupkan jemarinya kebalik kaus yang Mark kenakan, mengkerik perut Mark pelan membuat simpunya kegelian "jangan di garuk Yuta" ujarnya sambil masih memainkan ponsel tapi yuta tak bergeming, dilanjutkanlah gerakan menggaruk perut Mark sampai si pemilik mengaduh kesakitan.

Bukan, bukan karena Yuta terlalu keras menggaruk tapi kontraksi yang dirasakan Mark membuatnya kesakitan, "ada apa Mark?" Yuta bergegas bangun dari tempatnya lalu menghadap Mark panik, "perutku sakit sekali" Yuta segera meraih kunci mobil dan jaket, tidak peduli dengan celana pendek rumahan yang ia gunakan yang ia perlu sekarang hanya membawa Mark ke rumah sakit, yuta membawa tubuh Mark berjalan menuju garasi dengan perlahan lahan, dengan telaten dan lembut seolah kalau dirinya terkena keras sedikit akan hancur.

Yuta mengemudikan mobilnya dengan tergesa gesa, dengan terburu buru ia tidak peduli apapun lagi kecuali sampai ke rumahsakit dengan cepat dan segera memeriksakan keadaan Mark. "Tahan sebentar sayang" ujar Yuta, Mark hanya mampu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan raut menahan sakit yang teramat sekali di perutnya. "Yuta, yuta ada darah" Yuta semakin panik mengetahui darah keluar dari selangkangan Mark, "sebentar sayang, kita hampir sampai" Yuta mencoba menenangkan Mark dengan menggenggam satu tangan Mark, sampai di depab Rumah sakit kedatangannya langsung disambut oleh beberapa perawat dengan bed untuk membawa Mark segera.

Tidak lama dokter keluar dan meminta Yuta untuk ikut keruangannya, dibelakangnya ada Mark yang tidak sadarkan diri sedang di bawa ke ruangan yang Yuta juga tidak tahu, "kandungannya sudah masuk bulan ke delapan, namun belum sepenuhnya siap untuk melahirkan" ujar dokter tersebut, Yuta menyimak dengan seksama takut takut ada sesuatu yang ia tak mengerti terjadi kepada Mark nya, "tapi air ketuban di kanduang tuan Mark sudah kering, dan terjadi kontraksi dikarenakan beberapa hal, kelelahan bisa menjadi salah satunya" lanjut dokter itu "tekanan darahnya tinggi hal itu sangat membahayakan bagi keduanya untuk melakukan persalinan dengan kondisinya saat ini" Yuta menghela nafasmya berat, "lalu bagaimana?" Tanyanya pasrah "kita harus lakukan tindakan tuan, tuan Mark harus segera di operasi" Yuta mengusap wajahnya kasar "lalu resiko yang akan terjadi?" Tanya Yuta lagi, sang dokter tersenyum simpul kemudian menghela nafas berat, paham akan situasi yang Yuta juga rasakan.

"Salah satunya akan meninggal, tapi kami usahkan untuk menyelamatkan keduanya, tuan berdoa saja minta pada Tuhan supaya semuanya dilancarkan" dokter itu kemudian menyerahkan selembar blanko persetujuan operasi untuk Mark, perlahan ia menuliskan data dirinya dan Mark di lembar putih itu, hancur hatinya, menghadapi kenyataan bahwa Mark harus tersiksa karena kehamilannya, sedang dirinya merasa bahwa tak mampu melakukan apapun.

Dokter itu menyimpan blanko yang telah di tanda tangani oleh Yuta kemudian segera menuju ruang operasi, "tolong .. tolong selamatkan dia, aku hidup untuk dia. Kalau dia pergi untuk apa aku hidup?" Ujar yuta, dokter itu menepuk pelan bahu Yuta "akan kami usahakan semaksimal yang kami mampu" ..
Yuta dihadapkan dengan hancurnya dunia yang selama ini menjadi mimpinya, Yuta disapa oleh pilu dalam hati paling ulung yang tak mampu lagi rautnya ia sembunyikan pada telapak tangan yang pula ikut membasah ..
Yuta menangis, pria itu menangis, luapan atas segala yang tak mampu ia ucap, Yuta tumpahkan dalam luap air mata ..




TBC

1035words

Aku mau ngasih tau aja ke kalian, kalau aku juga jual album sealed under 170k sama ls under 500k kalian bisa hubungi aku lewat DM nanti aku bagi WA :))

Selamat Pagi .. Selamat beraktivitas..

ACCIDENT - YUMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang