.
Mark bersebelahan dengan Yuta, suaminya sedang fokus menatap depan kemudi, bibirnya melengkung kebawah, dengan sorot mata tajam penuh amarah.
Yang terjadi sebelumnyalah yang membawanya kesituasi canggung dan mencekam seperti sekarang ini. Yuta mendengar semua yang Mark dan Jaehyun bicarakan tadi, Yuta menjadi sangat marah saat Mark bilang akan menggugat cerai dirinya."Jadi yang kamu katakan pada Jaehee benar, Mark?" Tanyanya melirik sekilas ke arah Mark nya yang mengalihkan pandangannya keluar jendela. "Mark?!" Yuta kembali bersuara saat ia sadar tidak ada sahutan dari seberang. "Apa ada alasan lain untuk bertahan Yuta?" Tanyanya sembari menolehkan pandang ke arah suaminya.
"apa kamu pikir selama ini aku main main?" Yuta sedikit memandang mark hingga netra keduanya bertemu dalam tatap.singkat penuh kecewa."Kamu menikah denganku karena aku hamil putramu, dan sekarang sudah tidak ada lagi yang perlu untuk kamu pertanggung jawabkan, yuta" saat yuta masih membisu, Mark melirik sekilas raut Yuta penuh luka.
"Kamu bisa pergi Yuta, aku tidak akan jadi penghalang untukmu lagi" yuta meminggirkan mobilnya mendadak, membuat Mark sedikit terkejut namun memilih untuk tetap diam, karena dirinya tahu Yuta pasti marah sekali.Yuta menarik pinggang Mark untuk mendekat, membiarkan si mpunya mengaduh sakit karena gerakan kasar Yuta, "bagaimana bisa kamu simpulkan kalau kamu menghalangi kebebasanku, Mark?" Yuta mendekatkan wajah keduanya, susah payah Mark menelan salivanya sendiri.
"Kamu bilang ingin bercerai denganku?" Tanya yuta kemudian, posisinya masih belum berubah, Mark mengangguk samar kemudian lepas semua yang selama ini Yuta pertahankanYuta membiarkan Mark kembali membenarkan posisinya kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah. Sesampainya dirumah Mark bergegas mengamasi pakaiannya, seseorang yang bercerai harus berpisah bukan?
Yuta hanya menatap punggung suaminya yang sibuk memasukkan pakaiannya kedalam koper besar yang dulu ia bawa kerumah itu.
Setetes air mata mengalir membasahi pipi Mark yang kemudian di usap kasar oleh simpunya, lalu menghela nafas berat, sakit pasca operasinya sudah tidak begitu ia rasakan, walau kadang masih terasa nyeri tapi semua sudah lebih membaik.Mark berhenti di hadapan Yuta, sisi tangannya menarik koper sedang tangan satu lagi menenteng tas nya, "aku antar" ujar Yuta, Mark menepis pelan tangan yuta yang hendak meraih kopernya, "aku bisa pulang sendiri" bukan Yuta namanya jika ia mengikuti apa kata Mark, dirinya tetap merayah koper di tangan Mark kemudian menggandeng tangan mark yang menganggur dan membawanya keluar rumah.
"Dulu, aku yang membawamu kemari, jadi hanya aku yang bisa membawamu pulang" sarkas Yuta, namun Mark masih berdiri di tempatnya, "Yuta" serunya, yuta berhwnti untuk sekedar menoleh ke arah Mark "apa lagi?" Tanyanya, "kamu serius?" Yuta lantas mendekat, "apa yang serius?" Mark kemudian menunduk dan berjalan mendului Yuta "lupakan saja" ujarnya lirih"Mark, coba katakan dengan jelas mengapa!?" Ujar Yuta, keduanya ada di dalam ruang tamu hendak keluar "apa aku memperlakukanmu kurang baik? Apa aku membuatmu sakit hati? Katakan Mark, jika sesuatu itu dapat diubah, aku pasti akan merubahnya" ujar yuta lirih.
"Karena kamu terlalu baik, dan karena kamu tidak membiarkan aku merasa sakit, aku menyakiti orang yang salah Yuta" yuta tertegun dengan kalimat Mark baru saja.
"Maksudmu kamu menyakiti aku?" Tanya Yuta, Mark mengangguk mengiyakan, "aku selama ini menyakitimu karena aku tidak mencintaimu" ujarnya, "bohong" sahut Yuta spontan."Kalau kamu tidak mencintaiku, kamu tidak mugkin diam saja saat aku melakukan sesuatu di luar batas" Ujar yuta tanpa menolehkan pandang kearah Mark. "Aku hanya menghargai karena kamu suamiku, dan aku mengandung putramu" jawab Mark.
"Kamu tau Mark? Aku berlutut di hadapan papa hanya demi untuk meminangmu, membawamu kedalam ikatan suci janji pernikahan, dan kamu? Bisa begitu saja melepaskan diri dariku? Mark, duniaku hanya kamu, aku hidup hanya untuk kamu, kalau kamu pergi, aku bagaimana?" Ujarnya lirih di bagian akhir.Mark menelan ludahnya susah payah, terlalu kelu untuk sekedar berbicara.
"Aku ijinkan kamu untuk pulang, tapi tolong kembali Mark, kumohon" yuta kemudian berbalik dan menghadap ke arahnya, "kamu bisa dapatkan yang lebih dariku, Yuta" ujar Mark kemudian, "selebih apapun itu, jika itu bukan kamu, semua tidak ada gunanya, Mark" ujar Yuta kemudian keluar dari rumah masih dengan menyeret koper Mark.
"Kamu ingin pergi kan? Pergilah. Aku tidak akan larang" ungkap yuta sambil membukakan pintu mobil di sisi kursi penumpang. Dapat ia lihat jelas raut sedih di muka Mark, sebenarnya Yuta mengerti kalau Mark hanya butuh sendiri.Mark kemudian duduk di kursi penumpang dengan memeluk tas yang ia bawa tadi. Separuh perjalanan dari rumah Yuta ke rumah papanya hanya keduanya habiskan untuk diam, Yuta yang sibuk dengan kemudi nya, serta Mark yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Tidak begitu lama Yuta menghentikan mobil ya di depan sebuah mini market, lalu dirinya kemudian turun dan masuk entah untuk apa, sepuluh menit kemudian dirinya keluar dengan sekantung belanjaan entah untuk apa, yang berisi beberapa jajanan ringan dan minuman kaleng serta beberapa kotak susu kemasan.Mark juga enggan menanyakan untuk apa karena Yuta juga tidak mengatakan apapun.
Tidak begitu lama Yuta menghentikan mobilnya di depan rumah Mark, kemudian turun dan membukakan pintu untuk Mark, saat hendak mengambil kopernya Yuta menahan tangan Mark " jangan bawa kopermu, satu minggu lagi setelah aku kembali dari china untuk urusan bisnisku, aku jemput kamu pulang" ujar Yuta kemudian menautkan jemarinya dengan Mark untuk masuk kerumah.
Riuh pikuk di kediaman Mark benar benar membuat Yuta betah, ada papa nya Mark yang merawat beberapa tumbuhan dan hewan di halaman belakang, mama nya Mark yang selalu di dapur entah apa yang di lakukan, kemudian kedua keponakan Mark putra kakaknya yang lucu lucu sedang bermain puzzle di halaman depan.Sangat bertolak belakang dengan rumahnya yang sepi dan penuh unsur gelap, rumah Mark jauh lebih ceria dan menarik.
"Ehh anak mama" seru seorang wanita paruh baya yang pakaiannya di lapisi oleh apron keluar dari balik pantri dapur. Yuta segera menghampiri lalu memeluk ibu mertuanya tersebut tanpa rasa canggung.
"Mark?" Mamanya sedikit terkejut melihat mark kembali kurus, kemudian bergantian menatap Yuta dan putranya.
"Apa yang terjadi?" Tanya mamanya yang kemudian di tuntun Yuta untuk duduk di kursi ruang tengah.
Yuta terus menggenggam tangan mama Mark, kemudian bersimpuh di hadapan wanita paruh baya yang masih cantik walau keriput sudah sebagian mendominasi kulit mukanya."Maafkan Yuta, Mah.. maaf tidak bisa menjaga cucu mama dengan baik" ujarnya lirih. Mama Mark menyentuh pipi yuta lembut kemudian tersenyum, menatap bergantian ke arah Mark "Abortus?" Tanyanya lirih, kemudian Mark mengangguk "Mark kelelahan? Melakukan apa?" Tanya mamanya lembut, "terlalu bersemangat berbelanja kebutuhan Mamoru dan menata kamarnya" jawab Mark jujur, "namanya Mamoru?" Tanya mamanya lagi, Yuta mengangguk sambil tersenyum, wanita iu juga kembali tersenyum.
"Mark ikhlas Mamoru pergi?" Tanya mamanya lagi, dengan nada yang masih sangat lembut sekali, kemudian Marknya mengangguk sambil samar tersenyumPapanya kemudian datang, dan sama sepwrti mamanya tadi yangnampak kaget karena perut Mark yang kembali kempes, namun saat dilihatnya istrinya tersenyum dengan menantunya berada dalam pelukannya, sepertinya papanya cukup paham dengan kondisi yang sedang terjadi.
"Mark rindu papa ya?" Tanya lelaki itu kemudian, "papa rindu selali" ujarnya kemudian mwmeluk putranya yang sudah lama berpisah karena ikut tinggal di rumah suaminya.
"Menginap?" Tanya papanya, yuta hendak mengangguk namun Mark menggeleng "nanti spre kembali, Mark mau ikut Yuta pergi ke china" ujarnya pada sang papa."Ke china?" Tanya papanya pada Yuta, "ada urusan bisnis pa, beosk penerbangan ke china" kemudian sang papa hanya mengangguki paham.
...
"Jadi?" Tanya yuta saat mark duduk di tepi kolam, merendam kakinya dengan dinginnya air kolam di belakang rumahnya. "Apa?" Tanya Mark, "ikut aku ke china?" Tanya Yuta perlahan, "tidak boleh?" Tanyanya, "lagipula setelah menikah, kota belum.bulan madu" lanjutnya sedikit ketus, Yuta kemudian memeluk Mark dari samping gemas sekali, dan beberapa kali mendaratkan ciuman di dahi dan pipi Mark.
Kedua orang tua Mark hanya tersenyum memerhatikan putranya berdua dan bercanda hangat seperti itu.TBC/END?
BTW AKU DI RANAP LAGI HUHU :'
BERIKAN AKU SEMANGAT DONG ...
TRANSFER ENERGI KALIAN KE AKU 😣😣😣
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT - YUMARK
Narrativa generaleWalaupun mungkin ini adalah sebuah kecelakaan, kehadiranya tidak pernah membuatku menyesal - Mark Lee Meskipun aku datang dengan cara yang salah, aku tetap bahagia sebab di pertemukan dengan dirinya - Nakamoto Yuta Start : 11-04-2020 End : - Enjoy t...