🌼 Gimme More, Mark

2.1K 185 29
                                    

.

"Walaupun ini adalah sebuah kecelakaan, hadirnya tak pernah membuatku menyesal" ujar Mark di tengah perbincangan hangatnya dengan Yuta, keduanya sudah dirumah mereka, setelah menyelesaikan packing untuk perjalanan bisnis Yuta keduanya berbincang bertujuan untuk memperbaiki komunikasi yang sempat membuat keduanya hampir saja bercerai kemarin.
"Kenapa tiba - tiba kamu memutuskan untuk bercerai dariku, Mark?" Tanya Yuta, mark sedikit tersentak sebelum menjawab pertanyaan Yuta, "karena aku pikir kamu mungkin tidak mencintaiku" ujarnya, Yuta tersenyum kecil kemudian memangdang ke arah Mark sangat teduh.

"Untuk apa aku memberimu kartu namaku malam itu? Kalau aku tidak mencintaimu?" Ujarnya, mark menelan salivanya susah payah, "mungkin kamu hanya merasa bertanggung jawab saja?" Lagi lagi yuta tersenyum, "semua kemungkinan kemungkinan yang ada dalam pikiranmu itu tidak benar Mark, aku menikahimu karena aku mencintaimu, bahkan ketika saat itupun tidak terjadi sesuatu padamu, aku akan mencarimu" satu belaian lembut di pipi Mark oleh Yuta, dibawanya dagu suaminya mendekat untuk ia kecup.
"Apa kamu tidak mencintaiku?" Tanyanya kemudian setelah melepas tautan keduanya, Mark menggeleng "atau mungkin belum" ujarnya lirih, Yuta tersenyum kembali "tidak apa, kamu mungkin akan selamanya melihatku sebagai seorang brengsek, Mark" Yuta menjeda kalimatnya "karena kamu mengenalku dengan cara yang salah, aku datang dengan cara yang salah" lanjutnya.

Mark kemudian tersenyum, sedukit memainkan helaian rambut yuta yang mulai panjangmenutup dahinya, "kamu tampan, kamu punya semuanya Yuta, kenapa kamu menjatuhkan pilihan padaku?" Yuta membenarkan duduk nya lalu menatap Mark dalam dengan sorot mata penuh syarat.
"Aku punya semuanya Mark, tapi aku tidak punya dunia, aku punya kekayaan tapi tidak kasih sayang, Mark duniaku telah pergi dibawa Tuhan untuk selamanya, sebelum akhirnya aku paham bahwa luka tak selamanya pilu setelah aku mengenalmu" Yuta menjeda kalimatnya sejenak, "bertemu dengan kamu memang bukan rencanaku, tapi menua dan bahagia dengan kamu sudah aku pikirkan sejak pertama aku meletakkan hatiku untukmu, Mark" semburat merah di pipi Mark mengisyaratkan Yuta untuk berhenti berbicara lebih jauh.

Yang lebih muda berangsur kepelukannya, menyandarkan kepalanya nyaman di dada suaminya, "mari ciptakan dunia baru Yuta, duniamu yang telah pergi, dan duniaku yang sempat hancur. Mari kita buat dunia yang lebih indah" ujar Mark yang kemudian di balas kecupan di puncak kepalanya ..
Biarkan keduanya menikmati indah kisah yang sempat rusak sebab ego diri sendiri, biarkan walau untuk sementara keduanya mengenang rasa pelik sebuah kehilangan ..
Kehilangan sosok yang dinantikannya, sosok yang menyatukan keduanya, seorang putra tampan yang kembali diambil Tuhan ..

Nakamoto Mamoru, biarlah namanya hanya menjadi kenang, biarkan kekal di samping Tuhan ..

...

Jemarinya saling bertaut, berjalan di bawah rindangnya sakura yang merekah di bawah langit biru yang sejuk, "aku terkadang merindukan bunda" ujar Yuta, senyumnya sedikit luntur dengan pandang yang menunduk menatap bagan jalan dengan garis warna kuning yang mereka lewati.
"Bunda selalu mengajakku berjalan dengan mengaitkan jarinya seperti ini" lanjutnya sambil sedikit mengangkat tangan Mark yang ada di genggamannya.
"Mark" ujarnya kemudian dibalas toleh oleh sang suami, "masih belum mencintaiku?" Tanyanya, mark tersenyum kecil, "sudah,tapi masih segini" jawabnya sambil memberikan gestur dengan jariny yang melambangkan ukuran kecil. Kemudian melepas tautannya dengan Yuta dan berjalan mendahului suaminya.

Mark tidak pernah mengira kisahnya akan seperti ini, bertemu dengan Yuta, dan membuat semua kisah mudanya berubah, Mark tidak hanya soal Mark saja sekarang.
Ada Yuta yang perasaannya harus ia jaga, yang raganya yang harus ia hormati sebagai kepala keluarga.
Yuta tersenyum mengimbangi langkah Mark dari belakang, memandang punggung suaminya yang sempat rapuh karena badai yang membuatnya hancur.

Dunia yang Yuta ingin beri untuk Mark tak selayak itu hingga di tepis oleh Tuhan, Yuta tidak pernah goyah, usaha dan segala upayanya akan terus ia tekan untuk kebahagian suaminya, kebahagiaan Mark yang kini menjadi tanggung jawabnya.

...

Keduanya memang tidak pernah membicarakan hal yang serius, setelah terkahir kali membahas soal apa yang harus mereka persiapkan untuk acara pernikahan,setehahnya keduanya benar benar tidak membicarakan apapun lagi yang serius.
Yuta tiba tiba duduk di sisi Mark yang sedang menukmati senja di balik jendela kaca di kamar Hotelnya, "sudah?" Tanya Mark basa basi, Yuta mengangguk kemudian menyerahkan hairdryer dan sisir kepada Mark, "tolong" ujarnya.
Mark lalu memposisikan dirinya bertumpu dengan lutut agar mampu mencapai bagian atas rambut Yuta, perlahan lahan hingga seluruhnya kering, tidak ada bincang yang sempat keduanya lontarkan, hanya gemuruh mesin pengering dan suara gesekan bedcover karena pergerakan Mark.

Setelah selesai, Mark meletakkan hairdryer dan sisir di meja kemudian kembali duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, sambil memainkan ponselnya, hening satupun tidak ada yang memulai berbicara hingga Yuta menunjukkan sebuah pesan singkat dari sahabatnya Johnny.
"Johnny akan menikah, akhirnya" ujarnya, Mark tersenyum kemudian mengambil ponsel Yuta untuk membaca dengan jelas pesan yang dikirim Johnny.

Dengan senyum yang Mark tidak tahu sudah menjadi candu untuk Yuta, semburat Merah tipis di pipinya yang membuatnya terlihat begitu manis, Yuta tanpa sadar membawa Mark untuk ia rengkuh dalam peluk paling dalam, kemudian mengelus tengkuknya membuatnya nyaman dalam hangat peluk di hari yang sudah menjelang malam itu.

Kembali tidak ada yang keduanya bicarakan saat peluknya kemudian perlahan ia renggangkan, Yuta menyapu dahi Mark yang tertutup rambut, hanya tatap yang Yuta lontarkan namun gemuruh di hati Mark tak kunjung berhenti, hingga akhinya Yuta kembali memajukan wajahnya untuk mendekatkan bibirnya kepada milik Mark, saling bertaut hingga menutup kedua netra, tanpa sadar tangannya menekan tengkuk Mark hingga coumannya menjadi begitu dalam, melibatkan seluruh organ penyesap yang ada, lidah bertemu lidah, salova saling beradu, Mark mengalungkan tangannya pada leher Yuta, memajukan badannya untuk pas dalam rengkuhan Yuta, dan menikmati setiap langkah yang Yuta tumpahkan pada kecupan di bibirnya.

Mark memundurkan badannya, membuat Yuta menumpu diri diatas tubuh dirinya, kemudian tautannya keduanya lepas, Yuta mengelap sisa saliva di sudut bibir Mark, kemudian memberikan sebuah senyum penuh arti, senyum yang Mark belum pernah lihat Yuta punyai sebelumnya.
Yuta bawa tangannya mengelus surai Mark lembut, kemudian mencium bibirnya lagi, kedua pipi Mark dahi dan hidungnya, menghujani Mark dengan sejuta kecup untuk membawanya terlelap menghampiri Mimpi.

Netranya hampir saja memejam, rasa kantuk mulai melanda, kalau saja Yuta tidak dengan sengaja membawa tangannya kembali untuk membelai lengan Mark, kemudian mengangkatnya untik mengalung di lehernya lagi.
"Give me more, Mark" bisiknya di perpotongan leher Mark.

Wajahnya memerah jelas padahal lampu kamar jelas jelas hanya remang, jantungnya bergemuruh padahal dirinya sedaritadi hanya diam, Mark menghela nafas yang sempat tertahan di dada, meremat kuat kuat kaus Yuta yang ia genggam di balik peluknya.
"Do it" ujarnya, satu kalimat yang akhirnya membawanya kembali untuk dihancurkan, di beri sebuah rasa yang ia yakin hanya Yuta yang punya.

Mark akan kembali menjemput mimpi, mimpi yang sempat pupus dan hilang itu akan kembali Mark dapatkan, dengan Yuta, dengan bantuan Yuta ..



TBC --

Kalian gimana puasanya? Lancar kan yaa??
Terus jaga kesehatan yaa, pokonya jangan sakit, apalagi di musim puasa kaya gini, harus banyak minum vitamin ..

Sering2 juga cuci tangan yaa 💚💚

Selamat pagi, happy reading ..

ACCIDENT - YUMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang