🌼 Untitled

2.1K 175 26
                                    

.

Mark masih terpaku menatap betapa tampan suaminya dari sudut pandangnya saat ini, matanya menyorot tajam ke arah dirinya dengan surai yang sedikit berantakan, Sebuah senyum terbit di sudut bibir suaminya lalu ia balas dengan senyum pula.
"I love you" ucapnya dengan suara rendah, suara serak karena lelah bercampur kantuk, kemudian dikecup kening Mark sekali dua kali, kemudian membaringkan dirinya di samping suaminya, memeluk pinggangnya erat dan menyelimuti keduanya dengan selimut tebal siap memasuki dunia mimpi malam ini.

Keduanya saling bertatap, mata sayu Mark, bibirnya yang sedikit basah bekas saliva, dan dahinya yang berkeringat, membuat Yuta jatuh hati lagi untuk yang kesekian kali.
Tuhan tidak main main saat menciptakan Mark, paras tampan yang menjadi angan, Mark miliknya.
Tidak lama keduanya larut untuk menjemput mimpi, Mark nyaman dalam pekukan Yuta pun sebaliknya.

Biarlah semua yang sudah berlalu menjadi sebuah pelajaran, semua kesalahan dan semua cobaan biarlah menjadi cerita belaka, Yuta siap memulai semua dari awal, memulai untuk mencintai Mark dengan cara yang benar.

...

Saat bangun Yuta sudah tidak ada di sisinya, menyisakan dirinya sendiri dengan badan kosong yang tergulung selimut tebal,matanya masih meriyip belum terbuka sempurna lantas meraih ponselnya di nakas, suara dering dari sebuah ponsel yang ternyata bukan miliknya, namun milik suaminya

Mark tidak tahu itu siapa, tidak ada nama di layar ponselnya, jadi dia hiraukan, tidak penting juga karena hari masih cukup pagi, Mark tidak mau mengotori harinya yang sudah cukup indah sejak kemarin.
Terdengar bunyi gemericik di dalam kamar mandi, sepertinya Yuta sedang mandi.

"Yuta! Kamu mandi?" Teriaknya

"Iya!" Jawab Yuta singkat, Mark lantas bangun dari tidurnya walau tak memungkiri bagian selatannya masih cukup perih.

"Aku mau ikut mandi!" Kata mark dari balik pintu kamar mandi, tubuhnya sudah ia pakaikan piyama mandi yang di sediakan di hotel

"Tidak, tunggu sebentar aku hampir selesai" ujar suaminya, "tapi aku mau ikut mandi sekarang Yuta" Teriak Mark dari luar pintu kamar mandi, tidak lama Yuta keluar dengan handuk mandi menyelimuti tubuhnya "kenapa kamu sudah selesai?" Tanya Mark, yuta mengerutkan dahinya bingung

"Ya karena aku memang sudah selesai" jawab Yuta apa adanya, "aku kan ingin mandi denganmu Yuta!" Ujar Mark namun tak menghiraukan jawaban Yuta dan meninggalkan suaminya masuk ke dalam kamar mandi

"Dia kenapa sih?" Heran Yuta, dirinya lantas menganti pakaiannya hari ini rencananya dirinya akan mengajak Mark ke sebuah taman hiburan dengan banyak permainan seru, pikirannya sudah kemana mana membayangkan betapa bahagia harinya dengan Mark nanti, hingga sebuah panggilan memecah lamunannya

Ponselnya kembali berdering dengan nomor tanpa nama tertera pada layarnya, yuta mengambil alih benda pipih itu dan menuntunnya membawa ke indra pendengaran "Selamat pagi, dengan siapa?" Tanya Yuta tanpa basa basi, terdengar suara pekikan dari ujung sambungan, suara pria yang yuta dengar menjadi asing, suara pria yang dengannya membuat yuta banyak merasakan kehilangan

"Yutaa" bunyi dari ujung sambungan telfon

Ia letakkan kembali ponsel yang sebelumnya sambungannya sudah ia matikan, "Yuta?" Panggil Mark, bingung melihat ekspresi terkejut suaminya, "kenapa?" Tanya Mark lagi, Yuta menggeleng lantas meminta Mark untuk lekas mengganti pakaiannya sebab hari sudah semakin siang

...

"Kamu tahu Yuta? Ada sebuah rumah yang terlihat begitu kokoh, tapi sebenarnya pondasinya benar benar sangat hancur, hingga kalau sedikit saja angin menerpa, rumah itu akan hancur" ujar Mark, tangan keduanya saling bertautan, menyusur jalan setapak di taman hiburan di hari yang sudah mulai sore

"Bagaimana bisa terlihat begitu kokoh kalau pondasinya sudah rapuh?" Tanya Yuta, Mark menghentikan langkahnya lantas mengajak Yuta duduk di sisi jalan, ada sebuah kursi yang muat untuk dua orang di sana, "sesuatu yang terlihat begitu kuat belum tentu dia memang kuat" jawab Mark, kemudian tangannya terangkat mengusap sekilas pipi Yuta

"Kamu adalah laki laki paling hebat yang pernah aku miliki seumur hidupku" ujarnya kemudian, Yuta menangkup tangan Mark yang ada di pipinya kemudian ia bawa dalam kecup yang sangat dalam
"Kamu adalah laki laki paling istimewa yang akhirnya mampu aku miliki" lanjutnya

"Nanti, suatu saat nanti kalau memang ada sesuatu yang harus membuatmu pergi dariku tolong beri tahu aku, agar aku tahu kalau kamu sudah tidak bisa denganku lagi, agar aku tidak lagi berharap, agar aku ti-" kalimatnya terpotong sebab Yuta mengecup bibir Mark tiba tiba

Diam, hening dan tenang, Yuta menekan tengkuk Mark agar lebih dekat kearahnya, kemudian saling menutup kedua mata mereka, nyaman hingga Mark tak rasakan tangannya sudah mengalung di leher Yuta, ciuman yang begitu dalam, yang dilakukan keduanya tanpa sebuah paksaan, ciuman yang tulus, dari hati ke hati

Beberapa waktu hingga ciuman keduanya terlepas, "aku tidak akan meninggalkanmu, apapun alasannya" ujar Yuta, kemudian keningnya saling menempel, dibawah senja yang hendak beralih menjadi gelap, saksi keduanya kemudian saling melontarkan ujaran kata sayang.

...

Hari ini keduanya harus kembali pulang, kembali melanjutkan aktivitas yang sempat tertinggal kemarin, Yuta berjanji akan membahagiakan Mark semampu yang ia bisa, dan Mark juga berjanji akan mencintai Yuta sebesar yang ia ingin berikan untuk suaminya

Kembali dan memulai semua lembaran baru, semua hal yang belum sempat keduanya lakukan selama menjadi pasangan menikah, sudah tidak perlu banyak cakap lagi, sudah tidak perlu basa basi lagi, keduanya sudah saling tahu bahwa tidak ingin berpisah, keduanya sudah saling paham bahwa mereka ssling mencintai

Duduk berdampingan di kursi pesawat yang hendak terbang menuju negara asalnya, Yuta tak lepas menggenggam erat tangan Mark kesayangannya, hal yang belum pernah ia lakukan selama menjadi suami dari pria manis di sebelahnya ini

"Setelah sampai rumah apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Mark, Yuta terlihat bergikir, kemudian menatap jahil ke arah Mark, "cuddle?" Tanyanya ragu, semu di pipi amrk terlihat begitu memerah serta bibirnya yang mengkerut menahan senyum, begitu menggemaskan Yuta rasa

"Kurasa Cuddle juga akan menjadi canduku mulai sekarang" ujar Yuta lagi, Mark mecubit kecil paha Yuta, kemudian si mpunya memekik kaget, mengalihkan atensi beberapa penumpang kearahnya

"Sakit Mark" ujarnya sembari menggeratkan genggaman di tangan Mark, yang dibalas pukulan di paha Yuta, "ini juga sakit.. Yuta lepaskan" ujar Mark namun Yuta hanya tersenyum jahil menikmati mengerjai suaminya begitu menyenangkan

Waktu yang dilalui terasa begitu singkat dengan percalapan percakapan random dan candaan candaan garing keduanya, kini keduanya sudah berada di luar Bandara, menunggu orang suruhan Yuta menjemput mereka

Bagi Mark, Yuta mungkin adalah sosok baik yang hadirnya mampu melengkapinya, pria dewasa yang mampu mengalihkan pusat atensi Mark hanya dengannya, Yuta punya seribu hal yang dapat ia jadikan alasan untuk meninggalkan Mark, tapi pria itu memilih bertahan

Bagi Yuta, Mark punya seribu alasan yang bisa membuatnya ditinggalkan begitu saja, Mark itu dunianya, separuh hidupnya.



TBC/END?


Aku lama banget ya ga update huhu
Apakah kalian masih ingat dengan cerita ini :((

Happy Reading ..
Stay Healthy 💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACCIDENT - YUMARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang