Beautiful start

143 15 9
                                    

.
.
.
.


Hari ini hari dimana aku masuk sekolah lagi setelah kurang lebih 4 Minggu libur akhir semester, rasanya rindu sekali suasana sekolah bersama teman teman tapi tidak dengan gurunya apalagi pelajaran dan tugas tugasnya---mumet sekali. Oke kita mulai hari menyenangkan sekaligus menyebalkan ini.

"Hyejin-ah..!!" Seperti ada yang memanggil, baiklah aku kenal suaranya. Itulah dia si wanita cerewet teman baikku, Jang Hyang.

"Wae hyang-ah?! Kenapa kau suka sekali berteriak sih, bisa tidak kau datangi aku lalu menoel saja tidak usah berteriak! Huft." Ya Tuhan ini masih pagi harusnya diawali dengan keceriaan dan senyuman mengapa lihat tingkah temanku ini rasanya ingin memakan orang. Doakan saja dia tidak di laknat tuhan--azab.

"Ah kau ini kaku selalu begitu, mari kita ke kelas sudah hampir bel. Kau datang siang sekali hm? Tidak diantar hanbyul oppa?" Lihat. Tidak salah aku memberi dia sebutan cerewet. Astaga.

"Dia sedang ada tugas pagi pagi sekali di kantornya katanya sih klien penting jadi aku ditinggal, terpaksa aku naik bus" Jawabku lemah. Memang sangat melelahkan menaiki bus dan pasti uang saku ku berkurang.

"Ahh begitu rupanya, baiklah. Besok jika hanbyul oppa tidak bisa mengantar mu ke sekolah kau hubungi aku saja, kau ini tetap saja kaku aku kan temanmu juga hyejin-ah"

"Aku tidak mau merepotkan siapapun termasuk dirimu hya" sebutan imutku untuk teman cerewet satu itu.

"Aniya. Aish! Kau ini selalu saja seperti itu. Mulai besok kau aku jemput ya? Harus mau." Kenapa dia maksa. Astaga untung teman.

"Terserah dirimu saja hyang-ah" aku tidak mau ambil pusing hanya karena perdebatan unfaedah ini.

"Anak pintar" tanganku gatal ingin menampar mulutnya itu tapi aku urungkan niatku, ingat dia temanku.

Banyak pembicaraan unfaedah kami dari hyang bercerita tentang keluarganya, peliharaan nya--anak anjing bernama huna. Sampai pertanyaan tidak berbobot yang di ajukan padaku seperti berapa kali aku bernapas, buang air besar, bulak balik kamar ke teras rumah atau bahkan berapa detik sekali mataku kicep. Astaga hya! Sepertinya otak mu tertukar dengan otak gyora---gadis lemot dikelasku.

Tidak terasa dari pembicaraan unfaedah berujung sampai juga dikelas ku--II IPA 1. Aku rindu suasana kelas ini dan sekarang aku akan merasakannya lagi, ah senang sekali rasanya.

Setelah aku masuk dan memandang seisi ruangan yang disebut kelas ini rasanya membuat ku mengingat kejadian lucu tempo itu. Ah! Itu sudah lama sekali tapi aku sangat menyukainya. Oke lamunan ku buyar dengan suara seorang manusia cerewet disebelah ku--siapa lagi jika bukan Jang Hyang. Aish! Menyebalkan.

"Ya! Hyejin-ah! Kau melamun? Wahh. Kau memikirkan dia?" Hebohnya sambil tersenyum seperti kuda yang membuatku muak melihatnya.

"Sok tau sekali! Kau pikir dia itu siapa eoh?!" Jawabku agak berteriak--ngegas.

"Park Jimin. Siapa lagi memang namja yang selalu kau agung agungkan selain dia eoh?"

"Ti-- ti-- tidak!! Aku tidak memikirkan nya! Kau ini. Ck! Sudah aku ingin ke toilet mau ikut tidak?" Lebih baik menghindar. Ah! Apakah pipiku Semerah tomat saat ini? Hyang sialan awas kau.

"Aiya! Kau tersipu hanya karena aku menyebutkan namanya eoh? Aish! Temanku jatuh cinta ha ha ha" Jawabnya dengan tertawa terbahak-bahak. Aish! Hyang sialan.

"Aku tanya sekali lagi ingin ikut tidak?! Jawab itu saja repot sekali sih!" Oke aku mulai emosi. Sabar hyejin sabar.

"Iya iya ikut! Tidak sabaran sekali ingin melewati kelas sebelah ya? Ha ha ha"

"Hyang-ah!! Kau ingin aku tenggelam kan di laut Pasifik atau sungai Amazon eoh?! Pilih saja biar aku tendang kau saat ini juga!!" Jawabku sambil mengangkat sebelah kaki--- ancang-ancang menendang.

"Baiklah baiklah aku hanya bercanda ha ha. Astaga perutku sakit tertawa terus, ayo aku antar ke toilet. Eoh! Atau mau ke kelas jimin oppa hm? Ha ha ha"

"Hyang-ah! Tangan ku gatal sudah lama tidak melukai pipi manusia apalagi manusia menyebalkan tingkat kuadrat sepeti mu!"

"Ha ha ha! Sudah sudah ayo nanti keburu guru Choi datang. Kau tau kan dia seperti apa jika muridnya telat 15 detik pun" Ucapnya agak serius.

"Benar juga. Kajja!" Jawabku agak terburu-buru menuju toilet.

Tidak tau dosa apa aku dan sialnya hari ini, atau aku yang salah karena jalan tidak lihat depan atau memang dia yang salah karena jalan seperti lari---terburuburu.

Aku menabrak seseorang tidak tau siapa tetapi saat aku melihat jari jari mungilnya aku langsung agak gemetar dan memberanikan diri untuk melihat mukanya. Dan kalian tau? Dia juga sedang menatap ku, dan pada akhirnya kita.

"Hyejin-ah"

"Jimin-ah"

Damn! Oke berakhir lah kau Shin Hyejin.

"Ah! Maafkan aku Jimin-ah aku tidak melihat jalan dan asik sendiri maafkan aku" Ucapku agak gugup. Astaga jantungku.

"Aniya. Gwenchanayo hyejin-ah, apa kau terluka karena benturan bahu ku?" Ucapnya sambil memegang bahu kananku ditambah ekspresi khawatir nya. Ah menggemaskan asal kalian tau.

"Gwenchanayo Jimin-ah." Jawabku sambil menjauhkan tangannya dari tanganku. Tentu saja! Aku tidak mau ada yang salah paham.

"Ekhem!!" Oke hyang rusuh mulai bersuara.

"Apakah sudah berpacaran nya hm? Hyejin-ah kajja! Nanti kita dimarahi guru choi." Ucapnya sambil menarik tanganku untuk cepat pergi. Dia ganggu sekali memang.

"Hyejin-ah! Apakah pulang sekolah kau sibuk?" Tanya nya sedikit gugup.

"Tidak ada. Memangnya kenapa?" Jawabku tersenyum dan mencoba membalas tatapan matanya. Astaga hangat sekali.

"Kita jalan jalan. Kau mau? Jika sibuk aku tidak memaksa hanya saja aku bosan dirumah"

"Hm. Tentu saja" Jawabku bersemangat.

"Benarkah?! Yash! Pulang sekolah diamlah di kelas dulu aku akan menemuimu" Ucapnya kelewat senang. Ahh ini kah yang dinamakan cinta tuhan. Aku senang.

"Baiklah. Aku ke kelas dulu ya. Bye Jimin-ah" Ucapku tersenyum sambil berbalik badan untuk menuju kelas.

"Bye hyejin-ah" Jawabnya masih dengan senyum bahagianya.















Gimana pesan dan kesan kalian baca part ini? Ngefeel ga?

Tunggu part part selanjutnya..
keep watching this story.

My Sweet BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang