A little away

27 7 3
                                    

Nih aku kasih lagi Up keduanya, Seneng ga? Pasti dong.

Inget! Lusa aku Up double lagi ya, Insyaallah aku gamau kasih kalian harapan palsu, eakk.

Diusahakan lusa double Up kaya Sekarang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Jimin membawa Hyejin ke tempat biasa mereka jika sudah dalam keadaan bertengkar seperti ini, Rooftop. Iya! Tempat favorit mereka, Tempat dimana Hyejin maupun Jimin tidak hanya mereka berdua saja si bahkan kadang Hyejin, Hyang, Jimin, Jungkook dan Taehyung sering nongkrong bersama disini sepulang sekolah.

"Tidak usah tarik tarik bisa tidak, kau pikir tidak sakit apa" Ucapku sembari melepaskan cengkraman tangannya di pergelangan tanganku.

"Hyejin-ah, Kau salah paham tolong maafkan aku. Aku tau kau tidak suka pada orang yang tidak tepat pada janjinya, tolong maafkan aku. Aku benar benar lupa akan itu, Tadi pagi mungkin aku juga akan sedikit terlambat jika tidak di bangunkan oleh adik ku, dan juga aku sekalian mengantarnya ke sekolah. Itu yang membuat aku lupa Hyejin-ah" Ucapnya menjelaskan sembari menghadap ku ditambah tangannya yang memegang kedua tanganku.

"Kau pikir aku percaya begitu saja Jimin-ah, Jika aku sudah di kecewakan aku tidak gampang memaafkan sekecil apapun masalahnya sekuat apapun alasannya dan sedetail apapun penjelasan nya"

"Tolong Hyejin-ah, Maafkan aku. Aku harus apa agar kau memaafkan aku dan kembali pada Hyejin ku yang menggemaskan. Kumohon Hyejin-ah"

"Beri aku waktu Jimin-ah, aku butuh sendiri. Tolong mengerti lah, Aku tau kau pria yang pengertian ditambah pada wanita yang kau sayangi" Ucapku melepaskan genggaman nya untuk mengelus pipi kanannya, Sangat lembut dan halus---pikir Hyejin.

"Kau wanita yang aku sayangi Hyejin-ah, Hanya kau. Baiklah! Aku akan memberi kau waktu, Tapi tolong jangan abaikan aku. Aku tidak bisa jika kau seperti itu padaku Hyejin-ah"

"Nee Jimin-ah, Akan aku usahakan. Kajja! Sudah mau bel masuk, lebih baik kita kembali ke kelas. Aku ada ulangan pelajaran Matematika hari ini"

"Kajja. Akan aku antar tepat di depan kelas mu, Tak apa kan" Ucapnya sembari memegang tanganku di pipinya dan langsung menggenggamnya. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan dan tersenyum.

...

Suasana hening menyelimuti kelas Hyejin dimana sedang ada kegiatan ulangan harian, Ditambah ulangan pelajaran yang membuat seluruh kaum pelajar geram saat mendengar namanya pun, Matematika.

Hyejin maupun Hyang sudah frustasi, Tidak tau harus apa pasalnya materinya yang Hyejin maupun Hyang tidak mengerti sedikit pun, tidak mau mengerti juga. Hyejin benci pelajaran matematika, jadi saat Guru Han menjelaskan di depan Hyejin tidak mendengarkan nya, Tidak patut dicontoh memang.

"Hyejin-ah, Coba kau tanyakan soal nomer dua dan tiga pada Kiara. Dia kan pintar matematika" Ucapnya dengan nada berbisik, Jika tidak Guru Han akan menyadarinya.

"Hyang-ah, Kau ini bagaimana si! Nanti jika Guru Han mengetahuinya bagaimana. Eoh! Bisa habis kita berdua dihukum keliling lapangan, Kau mau?!" Ucapku dengan nada sedikit membentak, Tapi masih keadaan berbisik.

"Astaga Hyejin-ah jika tidak seperti itu bagaimana aku akan selesai, Kau ini! Coba dulu aku akan mengawasi, Kau juga akan kebagian jawabannya"

"Jika ketahuan, Kau jangan ajak ajak aku ya jika di hukum. Baiklah! Akan aku coba tanyakan pada Kiara"

"Shut! Kiara-ya, Bolehkah aku minta jawaban nomer dua dan tiga? Itu sangat sulit, Aku lupa rumus" Ucapku sembari berbisik dan menutupi wajahku dengan kertas soal.

"Aku tulis pakai kertas ya, nanti akan aku berikan" Ucap Kiara langsung mengambil secarik kertas untuk menuliskan jawabannya, Aduh Kiara memang teman yang baik dan berguna.

"Hyejin-ah! Kau sedang apa? Mengapa menutupi wajahmu sembari memperhatikan Kiara, Sedang menanyakan jawaban ya" Apa kata Hyejin kan, Mati sudah Hyejin di bantai Guru Han.

"T-tidak Guru Han, Hyejin hanya memberitahu Kiara bahwa ada sesuatu di rambutnya, Maka dari itu Hyejin menunduk sembari memperhatikannya, Takutnya yang lain terganggu" Jelas Hyejin ditambah raut wajah gugup, Bahkan tangannya saja sudah keringat dingin.

"Begitukah Kiara-ya apa yang dikatakan Hyejin betul adanya" Tanya Guru Han pada Kiara yang tak kalah gugup seperti Hyejin.

"N-nee Guru Han, Benar apa yang dikatakan Hyejin. Tadi ada serangga di rambut Kiara Guru Han"

"Baiklah, Saya percaya. Lanjutkan kerjakan sudah hampir 30 menit" Ucap Guru Han sembari melihat jam tangannya, Yang hanya dibalas anggukan oleh Hyejin dan Kiara.

Hyang, Kiara Maupun Hyejin bahkan teman sekelas nya pun sudah selesai mengerjakan soal soal sialan yang menurut Hyejin kenapa tidak dimusnahkan saja sih, Kenapa pelajaran matematika harus ada. Kan menyebalkan--pikir Hyejin

Sesaat setelah semuanya sudah selesai dengan pelajaran sialan itu, Hyejin dan Hyang sudah seperti habis menaiki permainan rollercoaster. Buat mual dan pusing, Mabuk matematika seperti nya Hyejin dan Hyang, Raut wajah mereka menggambarkan betapa menyedihkannya. Masa bodo dengan hasil penilaian nya.

"Hyejin-ah, Menurut mu Jihan Ssaem akan datang tidak, Kau tau? Aku sedang malas belajar kimia. Pusing! Tadi saja sudah membuat kepalaku akan meledak ditambah rumus satuan kimia, Hancurlah otakku"

"Aku tidak tahu Hyang-ah, Masa bodo dengan dia aku tidak peduli mau datang mau tidak. Aku ingin tidur" Jawab Hyejin langsung  menindih lipatan kedua tangannya dengan kepala dan menutup matanya perlahan.

"Yeuh, Malah tidur biar saja jika Jihan Ssaem datang aku tidak mau membangunkan mu, Biar saja dihukum keliling sekolah sekalian, Ingin tega sesekali dengan teman" Ucapnya diiringi dengan nada kesal yang di jawab deheman saja oleh Hyejin, Menambah kesan geram Jang Hyang saja.

Stay here!

My Sweet BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang