school parasites

46 17 2
                                    

"Lo,jangan kurang ajar ya sama gue!" bentak Sari kepada Cahya.

Sedangkan Cahya yang dibentak hanya menatap tanpa ekspresi sedikit pun.

"Hey tayo,hey tayo,apa kakel mu ramah?"Senandung Cahya sambil menatap kedua manic mata Sari dan akhirnya tersenyum.

Sari yang ditatap seperti itu oleh Cahya pun semakin tersulut emosi,ditambah dengan senandung yang keluar dari mulut Cahya sangat tidak mengenakan Sari.

"Lo,kurang ajar!"Sari pun bersiap ingin menampar wajah Cahya.

Kring...kring...kring

Tangan Sari mengapung di udara,"Awas lo!"Ujar Sari sembari menarik tanganya kembali.

Setengah mengatakan itu,Sari pun berlalu dari Cahya yang diikuti antek-anteknya.

"Hmm..."Cahya mengangkat bahu acuh tak acuh."Kurang kerjaan"Ucap Cahya sembari berlalu menuju kelasnya.

***

"Aduhhh..."

Cahya mengerang, menahan sakit di lutut nya,ia terjatuh karena ada seseorang yang menyandung kaki nya dengan sengaja.

"Upsss...Sorry....Ahahahah"

Cahya menoleh kearah pelaku dengan aura dingin,yang membuat tawa sang pelaku seketika menghilang.

Masih dengan tatapan yang sama.Cahya pun berdiri dari posisinya."Gpp,lain kali jangan kaya gini lagi ya."Ucap Cahya dengan senyuman dan tatapan hangat.

Berbeda dengan tatapan pertama, yang lebih menunjukan aura dingin nya.

"I-iyaa"

Siswi itu masih menatap Cahya yang sudah meninggalkannya.
Ia melihat lekat bagian belakang Cahya hingga tak terlihat lagi oleh lorong sekolah.

***

"Baik,anak-anak.Sekarang kalian kerjakan tugas yang bapak kasih ya."

Melihat kelas yang sudah ada guru,Cahya pun mengurungkan niatnya untuk memasuki kelas.

"Udah ada pak Budi lagi,gua gak usah masuk dulu kali ya?"Batin Cahya.

Sebelum meninggalkan kelas,Suara seseorang sudah memberhentikan Jalan Cahya terlebih dahulu.

"Mau kemana kamu Cahya?"

Itu adalah suara Pak Budi.semua siswa-siswi pasti mengenal suara berat dari lelaki yang sudah berkepala 4 ini.

"E-enggak kemana-mana kok pak,hehehe"Cahya yang terciduk ingin bolos pun nyegar-nyengir kepada Pak Budi.

"Dari mana kamu?Buru masuk!"Ucapan Pak Budi tak terbantah.

"I-iyaa pak"

Cahya berlalu dari hadapan Pak Budi menuju meja nya,belum sempat menduduki bangku pak budi sudah membuat Cahya jengkel.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk?Kedepan"Ujar Pak Budi.

Cahya pun melangkah meninggalkan mejanya.

"Kenapa lagi si pak?Kan saya udah ngikutin omongan Bapak dari tadi.Masa sekarang saya gak boleh duduk."Celoteh Cahya kepada pak Budi.

Pak Budi menggelengkan kepala,"Owhh,kamu protes ya sama saya!"

"Berdiri disini hingga jam pelajaran saya selesai."

Cahya yang kesel hanya diam.

Berbeda dengan hatinya yang sedang dongkol dengan sikap Pak Budi."Et tanya dulu kek gue telat kenapa,udah tau tadi gua dihadang para jamet.Sekarang malah dihukum si tua bangka ini"dumel Cahya didalam hati.

***

Cahya mengemasi barang-
barangnya.Sebab bel pulang sekolah telah berdering.Setelahnya ia berjalan keluar kelas bersama dua sahabatnya.

Saat ia tiba di luar kelas,hal pertama yang ia lihat adalah Alvaro yang sedang tersenyum mania dengan tangan kiri di dalam saku celana.

"Gue anterin pulang ya?"

"Gak usah kak!Gue di jemput sama abang."

"Enggak ada bantahan yaya"ucap Alvaro lembut

Cahya bingung harus ngapain,ia ke ceplosan bilang kalau abangnya yang bakal jemput.Sementara ia kan tidak mempunyai abang.

"Tapi kak gue belum izin sama abang"

"Izin dulu,simpel kan yaya"

"Yaya?"bingung Riri,salwa dan juga Cahya.

"Yaya,panggilan gue buat Cahya." Jelas varo

"panggilan sayang tuh!"Celetuk Ali yang baru datang bersama ihsan.

Mau tak mau akhirnya Cahya di antar pulang oleh Alvaro. Mau bagai mana pun ia tidak bisa menolak ajakan Alvaro,bukan ajakan tetapi lebih ke paksaan.

Cahya dan Alvaro beriringan menuju parkiran.Jangan tanya berapa pasang mata yang menyorot pasangan remaja itu.Seluruh pasang mata menatap mereka lebih tepatnya menatap ke arah Cahya.Dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

"VARO!!!"

Teriakan cempreng itu berhasil membuat telinga semua orang disana pengang. Teriakan dari seorang Dewi Putri,princess sekolah. Dengan wajah full make-up ia menghampiri Varo kemudian merangkul lengan Varo dengan manja. Sudah menjadi rahasia umum jika seorang Dewi Putri menyukai Varo sejak lama.

"Hai Ali"sapa teman Dewi,Sarah.

"Hai Ihsan,"sapa Najla

"Heh!cabe gopek tiga. Pergi dari sini. Hush!" Usir Ali.

***

Tibalah mereka disebuah rumah berwarna putih.Cahya menyodorkan helm yang tadi dikenakannya.

"Makasih kak"ucap Cahya.

"Sama-sama"Alvaro pun melaju kan motor meninggalkan cahya yang masih berada diposisi nya.

Hufhhh...

Cahya melangkah meninggalkan rumah tersebut. Ia Berjalan mengikuti trotoar jalanan untuk menuju suatu tempat.

"Sial banget sih gue hari ini.pagi ketemu cabe,di slengkat,kena hukum,ketemu orang pemaksa,ketemu cabe lagi,sekarang malah berakhir jalan gini!" saking kesel nya Cahya menendang botol minuman kaleng yang berada di hadapannya.

Aduhhhh...

Botol minuman kaleng Yang Cahya Tendang mengenai kepala se-seorang.

"SIAPA YANG BERANI LEMPAR GUA MAKE KALENG HAH!!!" orang itu marah.

Cahya segera meninggalkan lokasi kejadian, sebelum di amuk oleh orang itu.

"Heh,kamu jangan lari!!!"teriaknya.

Bersambung...

Up NoRmALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang