Mengenal Lebih Dekat part 1

4 0 0
                                    

Alex baru saja keluar dari kantornya ketika jam menunjukkan pukul 8 malam. Ia teringat Nadine. Gadis itu menyuruhnya untuk menelponnya tapi ia lupa.
Ia segera merogoh hpnya di saku celananya dan mulai mencari nomor telepon Nadine. 'Nah, ketemu.' batin Alex. Ia segera menelpon Nadine.
"Halo," sapa Nadine ditelpon.
"Hai, ini aku Alex, " kata Alex sambil tersenyum. Walau ia tahu Nadine tidak dapat melihatnya.
"Hei, aku tungguin kok gak nelpon juga. Aku pikir kamu emang gak niat mau telpon aku, " omel Nadine.
"Nggak kok, tadi aku lagi banyak kerjaan jadi aku lupa, " kilah Alex.
"Hm... Kamu workaholic ya rupanya. Lagi ada dimana? "
"Baru aja keluar kantor. Ini mau pulang, " jawab Alex sambil melirik jamnya. 5 menit telah berlalu.
"Aku lagi ada diluar. Mau makan bareng? Aku jemput, " tawar Nadine.
"Masa kamu yang jemput aku sih, " kata Alex gengsi.
"Emang kamu mau jemput aku pake apa? Kamu kan gak ada kendaraan. Hayo... " goda Nadine.
'Ah, benar juga, ' batin Alex. Ia hanya bisa diam seribu bahasa.
"Yasudah aku jemput ya, gak boleh nolak! Kamu ada dimana sekarang?"
"aku didepan bank XX," jawab Alex.
"Oke tunggu ya. Sebentar lagi aku nyampe kok, " kata Nadine. Lalu ia segera mengakhiri panggilan telpon.
Alex menunggu Nadine dengan sabar. 5 menit kemudian Nadine dengan motor merahnya datang.
"Hai, aku sudah datang. Yuk cabut, " kata Nadine.
"Aku aja yang nyetir, " kata Alex gengsi.
"Oke deh, " Nadine menyerahkan motornya pada Alex. Mereka kemudian berboncengan menyusuri jalan.
"Kita mau makan dimana? " tanya Alex.
"Terserah kamu deh, " kata Nadine.
"Aku sih makannya biasanya di lesehan pinggir jalan Nad, " kata Alex.
"Iya gapapa, disitu aja, " kata Nadine.
Seriously? Alex tak habis pikir. Namun ia penasaran, akankah Nadine menyesal mau diajak ke lesehan pinggir jalan? Alex tersenyum simpul lalu ia melajukan motornya lebih cepat.
*
"Disini lalapannya paling enak Se-Bandung, " ujar Alex bangga ketika mereka sampai di sebuah warung lesehan pinggir jalan yang cukup ramai.
Nadine mengangguk sambil membentuk bibirnya seperti huruf O.
Mereka lalu memesan makanan.
"Makan aja yang banyak. Malem ini aku yang traktir, " kata Alex.
"Serius ya?" yakin Nadine.
"iya beneran, " kata Alex.
Nadine tersenyum. "Pak, pesen nasinya 2 porsi pake lauk ayam, lele, tempe, tahu, terong, telur dadar dikasih sambel yang banyak," kata Nadine pada bapak paruh baya yang sedang melayani mereka.
"kok pesen 2 porsi tanpa tanya aku mau makan pake lauk apa sih? " protes Alex. Dia kan belum bilang mau pesan apa.
"Itu buat aku semua. Katanya pesen sepuasnya. Kamu pesen sendiri mau pake lauk apa, " kata Nadine.
"Wah, gilak. Baru kali ini tau cewek makannya banyak, " kata Alex sambil geleng-geleng kepala.
nadine hanya tertawa.
15 menit kemudian makanan datang. Mereka lalu menyantapnya dengan lahap karena sudah kelaparan.
"Nad, kalo makanmu sebanyak itu nanti cowokmu cepet kere, " gurau Alex.
"Aku gak berpikir kesana tuh. Aku hanya pengen hidupku damai sentosa. Gak mikirin cowok sama cinta-cintaan deh, " kata Nadine cuek.
Alex tertawa.
"Kita sama ya, " ujar Alex.
"Nanti kita toss ya. Sekarang tangannya masih kotor, " kata Nadine dengan mulut penuh.
"Ih, jorok kamu, " kata Alex disertai tawa. Ia selalu heran dengan tingkah laku Nadine yang sangat berbeda dari gadis-gadis pada umumnya. Nadine gadis yang cuek, ceplas-ceplos, dan loyal pada orang lain. Ia semakin tertarik untuk mengenal Nadine lebih jauh.
*
Tak terasa satu bulan telah berlalu. Alex sering menelpon Nadine atau pergi ke toko roti tempat Nadine bekerja.
Sore ini, Alex pergi ke rumah Nadine. Ia mengetuk pintu rumah Nadine. Lalu gadis itu membukakan pintu dengan wajah kusut.
"Jangan bilang baru bangun tidur? " kata Alex.
Nadine mengangguk sambil menggaruk lehernya.
"Yuk masuk dulu, " kata Nadine. Alex mengekor. Ia kemudian duduk di kursi ruang tamu Nadine.
"Aku mandi dulu ya, kalau kamu mau minum ambil aja di kulkas. Tadi aku bikin jus melon, " kata Nadine sambil membawa handuk ke kamar mandi.
Alex mengiyakan. Ia kemudian membuka kulkas Nadine. Kulkas Nadine isinya selalu penuh makanan. Ia bilang makanan yang ada di kulkasnya boleh dimakan tanpa perlu meminta izin. Bila ingin memasak juga langsung hidupkan kompor tanpa seizinnya juga boleh. Nadine benar-benar santai. Alex sampai tak habis pikir, ia kan pria tetapi Nadine bersikap sangat santai padanya. Apakah Nadine tidak memandangnya sebagai seorang pria?
10 menit kemudian Nadine keluar dari kamar mandi. Ia sudah mengenakan kaos kuning dan celana selutut. Wajahnya juga lebih segar. Aroma sabun yang menyeruak dari tubuhnya membuat Alex merasakan sensasi lain. Ia tak tahu bagaimana harus mendeskripsikannya, yang pasti ia suka aroma itu.
"Nad, kalo boleh di matamu aku seperti apa? " tanya Alex.
"ehm, kenapa tiba-tiba tanya itu? " Nadine balas bertanya.
"Penasaran aja. Jawab dong, " desak Alex.
"Di mataku kamu cowok lugu, " kata Nadine santai sambil mengunyah snack. Mereka berdua tengah menonton tivi dan mata Nadine tertuju pada layar televisi.
"Kalo di matamu aku ini cowok, trus kenapa kamu bersikap biasa aja sama aku? Kamu gak takut aku macem-macem? " tanya Alex.
Nadine tertawa. Ia lalu memandang Alex.
"Trus aku harus gimana Lex? Kita harus jaga jarak? Aku harus ngelarang kamu ke rumahku? Kamu gak boleh duduk deket-deket aku? " tanya Nadine.
"Nggak sih Nad. Aku suka kita seperti ini, " jawab Alex pelan. Ia bingung harus menjelaskan seperti apa pada Nadine.
Nadine terdiam sejenak.
"Aku ngerti maksudmu. Aku terkesan bebas ya? " tanya Nadine.
Alex mengangguk pelan.
"Aku pernah kuliah di Singapura. S1 sampe S2 disana. Aku disana mungkin 6 tahunan gitu," cerita Nadine. "Mungkin oleh sebab itu aku terkesan bebas. Aku sudah terbiasa seperti itu," lanjutnya.
Alex berpikir. "Kalau kamu biasa hidup bebas, apa kamu pernah ke club malam juga? " tanya Alex.
"Pernah, tapi gak sering, " jawab Nadine. Alex kecewa. Pasalnya ia tidak pernah memasuki tempat yang dianggapnya sarang maksiat itu. Kalau mendengar cerita dari Rico and the gank, gadis-gadis club malam itu sudah banyak yang kehilangan keperawanannya.
"Kalo gitu kamu sudah pernah melakukan 'itu'? " tanya Alex memberanikan diri.
"Maksudnya Seks? " tanya Nadine memperjelas pertanyaan Alex.
Alex mengangguk. Ia tidak enak menatap mata Nadine. Khawatir Nadine akan marah.
"Hampir, " jawab Nadine singkat.
Alex terkejut. Entah mengapa ia menjadi ilfeel pada Nadine. Moodnya jadi tidak enak. Ia yang awalnya memiliki kesan 98% baik pada Nadine jadi berkurang hingga 50%.
"Kenapa Lex? " tanya Nadine. Ia menatap wajah Alex yang masih tertunduk.
Alex hanya diam. Ia sangat kecewa. Nadine bukan tipe gadis idamannya yang polos dan tidak neko-neko.
"Kamu ilfeel ya sama aku? " tanya Nadine seperti bisa membaca pikiran Alex.
Alex masih diam seribu bahasa. Nadine pun diam. Ia jadi ingat kejadian 2 tahun lalu. Masa dimana ia merasakan titik terendah dalam hidupnya.

"Bukankah seorang teman mau menerima kekurangan teman lainnya? " tanya Nadine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah seorang teman mau menerima kekurangan teman lainnya? " tanya Nadine.
Alex seperti tertusuk oleh kalimat itu. Nadine benar. Seharusnya ia menerima kekurangan Nadine. Namun kenapa ia merasa kecewa?
"Kamu benar," jawab Alex.
"Jadi kita masih berteman? " tanya Nadine.
Alex mengangguk pelan. Ia akan berusaha menerima Nadine apa adanya.
"makasih, " jawab Nadine lirih sambil tersenyum tipis.
Alex jadi merasa bersalah. Ia sudah membuat Nadine sedih.
"Kamu gak bosen nonton tivi terus? Tayangannya ya gitu-gitu aja tiap hari, " tanya Alex.
"Ya bosen sih sebenernya, " jawab Nadine.
"Mau nonton bioskop? " tawar Alex.
"Boleh, " jawab Nadine cepat.
"Buruan pake jaket sama celana panjang, " kata Alex. Nadine segera beranjak dengan wajah ceria. 'Syukurlah, ' batin Alex.
Tak berapa lama keduanya sudah keluar dari pintu rumah Nadine.
"Ini motor siapa? " tanya Nadine sambil mengamati sebuah motor Ninja di depannya.
"Motorku lah, " jawab Alex.
"Wah, kamu beli motor baru?" tanya Nadine bersemangat.
"Ya dong. Masa kamu terus yang jemput aku. Gengsi dong, " kata Alex bangga.
"Wah, keren! Harus traktiran nih! " seru Nadine gembira.
" Kan mau ditraktir nonton bioskop sambil makan popcorn, " Kata Alex sambil tersenyum lebar.
Mata Nadine berbinar. Mereka segera meluncur dengan motor baru Alex.
*

Ketika Cinta Menyapa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang