Dia Milikku (TAMAT)

6 0 0
                                    

Alex langsung menghampiri Nadine dan Rico. Ditariknya Nadine kedalam pelukannya sambil menatap Rico dengan tatapan serius.
"Dia milikku, " kata Alex tegas.
Rico tersenyum mengejek. "Ternyata kamu doyan perempuan juga," kata Rico sambil merendahkan. "Sayangnya Nadine sudah dijodohkan denganku, " lanjutnya penuh percaya diri.
"Perjodohan itu dibatalkan. Aku sudah menemui Papanya Nadine, " kata Alex dengan penuh keseriusan. Nadine pun terkejut. Sulit untuknya mempercayai kata-kata Alex barusan.
"Jangan mengada-ada, " kata Rico lagi. Masih dengan nada meremehkan.
"Kalo kamu gak percaya, kamu bisa telpon Papamu, " tantang Alex.
"Kamu kemasi barang-barangmu. Kita pulang malem ini juga, " kata Alex pada Nadine. Walaupun Nadine tidak sepenuhnya percaya,namun ia mengangguk dan menuruti perkataan Alex. Mereka berdua bergandengan tangan menuju kamar Nadine untuk berkemas. Sementara itu, Rico segera menelpon papanya.
"Dasar anak bandel! " begitu kata Papanya ditelpon.
"Apa sih Pa tau-tau marah aja?! " kata Rico sebal.
"Gimana gak marah! Kamu sudah malu-maluin keluarga. Pak Priyo kirim foto dan video kamu lagi minum dan main perempuan di Bandung. Perjodohanmu langsung dibatalkan, " ceramah Papa Rico.
"Bagaimana bisa Pak Priyo mengetahui itu semua? Darimana video itu Pa? " tanya Rico terkejut.
"Kamu pikir pengusaha besar seperti Pak Priyo gak punya mata dan telinga dimana-mana, hah??" serang papanya.
Rico diam.
'Pasti Alex pelakunya. Entah bagaimana, pria munafik itu pasti sudah memata-matainya selama ini,' Pikir Rico.
Ia menanti Alex dan Nadine di kursi lobi hotel. Ketika keduanya keluar sambil membawa koper Nadine, Rico menghampiri Alex dan memukul wajahnya.
"Brengsek! " seru Rico. "Kamu sudah mata-matain aku kan? " cecarnya.
Alex meringis kesakitan.  Namun tumbuhnya kembali tegap. "Itu semua aku lakukan demi Nadine, " kata Alex tegas.
Rico hendak memukul lagi ketika Alex menangkis dan balik memukul pipi kiri Rico. Keduanya hendak berkelahi. Nadine berteriak panik. Karyawan dan para pengunjung hotel berkerumun dan melerai keduanya. Setelah susah payah akhirnya mereka dapat dipisahkan. Nadine pun menarik lengan Alex dan mengajaknya pergi bersama. Alex menuruti Nadine.  Keduanya segera menaiki sebuah taksi.
*
Di perjalanan, Nadine masih diam. Ia masih syok karena perkelahian tadi. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Alex.
"Kamu pasti kaget kan?" tanya Alex membuyarkan pikiran Nadine.
"Ya. Sangat kaget. Kamu kok bisa tau aku ada di hotel itu? " tanya Nadine.
"Aku mau minta maaf sama kamu, " kata Alex pelan. "Aku sudah nginstal aplikasi spy di hp kamu. Jadi aku bisa tau semua gerak-gerikmu di hp itu, " kata Alex.
Nadine terkejut, anehnya ia tidak bisa marah. Malah ia berterimakasih Alex akhirnya bisa menolongnya terbebas dari Rico.
"Aku gak bisa marah sama kamu," kata Nadine. "Jujur aku sangat berterimakasih kamu kesini dan nyelametin aku dari Rico. Aku gak suka perjalanan ini," lanjutnya.
Alex hanya mengangguk pelan.
"Apa bener Papa udah batalin pertunanganku sama Rico? Terus, kamu juga mata-main dia? " tanya Nadine penasaran. 
"Iya. Itu bener. Selama ini aku ikuti dia. Semua gerak-geriknya aku awasi dan aku rekam. Lalu aku beritahukan semuanya ke papamu langsung, " jawab Alex dengan ekspresi tenang.
"Makasih ya Lex, aku berhutang budi sama kamu, " kata Nadine pelan.
"Gapapa," Alex tersenyum hangat. "Oh ya, aku dapet promosi naik jabatan. Minggu depan aku bakal pindah dari Bandung ke Jogja, " imbuh Alex.
"Wow. Congrats ya " kata Nadine. Ada rasa senang sekaligus sedih di hatinya. Ia senang atas pencapaian kerja Alex. Di sisi lain ia sedih karena harus berpisah dari pria yang ia cintai.
"Kita bisa pergi bareng-bareng," kata Alex.
Nadine tertawa. "Bagaimana bisa? Untuk apa aku disana tidak ada yang bisa kulakukan, " kata Nadine sambil menunduk.
"Banyak yang bisa kamu lakukan disana," kata Alex. Ia lalu menggenggam tangan Nadine. "Kita bisa lakukan banyak hal bersama kalau kita menikah, " terang Alex sambil menatap kedua bola mata Nadine.
Nadine terkejut namun senang dan tak percaya.
"Kamu beneran? " tanyanya ragu. Alex mengangguk.
"Mau nggak kamu jadi istriku? " tanya Alex.
Nadine tersenyum malu. Ia merasa agak gugup. Detak jantungnya jadi lebih cepat dari biasanya.
"Gaya melamarmu payah, " gurau Nadine.
"Habis mau gimana lagi. Aku gak pinter gombal kayak Rico, " ujar Alex membela diri.
"Gapapa. Aku lebih suka yang model begini, " kata Nadine sambil meremas tangan Alex.
"So, do you want to marry me? " tanya Alex memastikan.
"Yes, I do," jawab Nadine. Keduanya pun berpelukan.
"Ehem, " pak supir menegur mereka dengan halus. Nadine segera melepaskan diri dari pelukan Alex. Keduanya tersenyum malu.
"Setelah ini aku akan datang melamarmu pada Papamu ya, " kata Alex.
"Janji? " Nadine mengulurkan jari kelingkingnya. Alex segera menautkan jarinya pada jari Nadine. Keduanya telah berjanji untuk menikah.

-TAMAT-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TAMAT-

Ketika Cinta Menyapa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang