P R O L O G

28.2K 1K 45
                                    

Gue menatap jam yang melingkar manis di pergelangan tangan gue. Udah lebih dari dua puluh menit sejak rapat dimulai tapi belum ada satupun yang berbicara

Gue memutar bolpoin gue bosan. Juga menatap teman-teman gue yang menunggu atasannya buka suara

Sejak tadi, seseorang yang ditunggu hanya diam memainkan tabletnya. Asik dengan dunianya sendiri tanpa memikirkan yang lainnya

Gue berdehem, membuat seseorang yang menjadi bahan makian banyak orang menoleh ke arah gue. Menatap gue dengan tajam tapi tak menghentikan kegiatannya menggulir tablet bewarna perak itu

"Semua sudah disini" bisik gue pelan. Dia menggeleng. Gue menghela nafas. Siapa yang ditunggu? Siapa yang belum datang?

Gue menatap sekeliling ruangan rapat. Satu kursi tepat di depannya masih kosong. Membuat gue kembali menghela nafas kasar

"Kel--"

"Maaf saya terlambat" ucap seseorang yang baru saja masuk dengan nafas yang tersengal-sengal

Keringat di dahinya membuat semua orang tahu jika pria itu barusaja berlari

Seseorang tadi menaruh tabletnya. Menatap pria yang baru saja masuk dengan tatapan yang sulit diartikan

"Kau tahu saya benci menunggu 'kan?" ucapnya tenang namun terlihat sekali ada penekanan disetiap kata yang diucapkan

"Ma--"

"Maaf tidak bisa mengembalikan waktu yang terbuang sia-sia untuk menunggumu tuan Lee" ucapnya masih tenang. Jari-jarinya saling bertautan. Membuat banyak orang menahan nafasnya, mereka semua tahu apa yang akan terjadi setelah ini

"Saya bisa jelaskan" ucap pria itu

"Apa? Kucingmu yang mana kali ini? Yang bewarna hitam?" ucapan seseorang itu membuat pria yang dipanggil Lee itu menegang

Klik

Tiba-tiba layar proyektor yang ada di depan ruangan menyala. Menampilkan sebuah gambar yang membuat semua orang terkejut

"Apakah itu kucing hitammu Lee Taeyong?" ucap seseorang itu dengan senyum miring

Gue menarik nafas, kemudian mematikan proyektor itu dan berdiri

"Anda tahu dimana pintu keluar, Tuan Lee" ucap gue dengan tegas. Pak Taeyong menghela nafas kasar kemudian berjalan keluar dengan sumpah serapah yang ia berikan kepada atasan gue

"Gue bisa pastiin, lo bakal kehilangan semua orang kalau lo gini terus Jung Jaehyun" ucapnya sarkas sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu

Gue menghela nafas lagi

Sabar

Kata yang selalu gue ucapin ketika situasi ini terjadi. Dan gue juga bakal tau apa yang terjadi kalau gue ga segera menyelesaikan rapat ini

"Maaf atas kejadian yang tidak di inginkan. Kalian semua bisa kembali ke meja masing-masing, kita bahas proyek ini di rapat selanjutnya" ucap gue dengan sopan. Tak butuh waktu lama, semua orang berdiri meninggalkan ruang rapat. Kembali ke meja kerjanya masing-masing untuk melanjutkan pekerjaannya

Tinggallah gue disini. Bersama atasan gue yang namanya selalu di puja banyak orang

Dia duduk. Tenang sekali. Pandangannya mengarah ke jendela kaca besar yang menampilkan langit senja yang sebentar lagi menghitam

Gue membereskan kertas-kertas yang seharusnya digunakan sebagai bahan rapat

"Berjanji padaku kau tidak akan meninggalkanku" gue berhenti saat suara berat atasan gue menginterupsi

Gue mengangguk, kembali ke kegiatanku--memungut kertas-kertas

Dia menoleh, merasa ucapannya tidak dihiraukan

Dia berdiri, kemudian menekan tombol yang ada di remot. Seketika tirai yang ada di ruangan itu tertutup. Membuat gue menatapnya yang semakin mendekat ke arah gue

"Kau dengar yang aku katakan?" dia berhenti di depan gue. Menarik dagu gue agar menatapnya

Gue mengangguk

"Jawab, (y/n)"

"Yes daddy" ucap gue. Dia tersenyum miring. Sedetik kemudian menyambar bibir gue. Melumatnya dengan kasar. Dia menggigit bibir bawah gue

"Ahh" lenguhan itu keluar dari mulut gue

"Don't make any sound, sweetheart" ucap dia. Tangan gue yang tadinya ada di dadanya kini sudah berada di lehernya. Mengalungkannya disana

Pak Jaehyun mengangkat gue. Menaruh gue di atas meja rapat. Tangannya yang tadinya berada di pinggang gue kini meremas bokong gue dengan kasar

Gue memekik, menahan suara gue agar tidak keluar. Gue ga mau dapat hukuman sekarang, lebih baik gue nurut sama dia

"Damn (y/n)" umpatnya saat gue hampir memegang kepalanya untuk memperdalam ciuman gue dan dia

Pak Jaehyun melepas panggutan gue dan dia. Menatap gue dengan terengah-engah. Mencari oksigen sebanyak yang dia bisa

"You know the rules, sayang" ucapnya lembut sambil membenarkan anak rambut gue. Menyelipkannya di balik telinga gue

Gue mengangguk, kemudian mendorongnya perlahan dan membenarkan dasinya yang berantakan

"Malam ini, kamu nginap di apartment saya" ucapnya berlalu sambil menampar bokong gue

-tbc-

nyobain dulu, kalo suka lanjut deh

Daddy - jaehyun ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang