2

930 65 2
                                    

Sinar mentari pagi yang memasuki kamarku lewat celah-celah jendela yang sudah terbuka yang disetiap pagi Ibu membukanya tepat pada jam 08.00am. Aku mengucek mataku lalu mengerjapkannya. Seperti biasa ku bergegas mandi dan siap-siap. Tidak lama Ibu memanggil ku.

"Em, cepat turun, sarapan mu sudah siap." Ibuku berteriak cukup keras. Ralat sangat keras, ya, dia kebiasaan kalau sarapan sudah siap dihidangkan pasti dia teriak memanggil namaku dan Luke—Kakakku

"Ya bu, aku kesana 5 menit lagi" ucapku

Tak lama dari itu, aku menuruni anak tangga dan sarapan.

Sedang asiknya memakan makananku dipagi ini Kait dan Ev memanggilku.

"em, apakah kau sudah siap?" Tanya Kait dari luar sana

Aku mendengar sekumpulan sahabatku datang, jadi aku bergegas dan aku lari terbirit mengambil sepatuku "yasss!! tunggu aku, aku sedang memakai sepatuku." Jawabku dari dalam rumah

Disaat aku sedang terbirit-birit karena teman-ku sudah memanggilku, disaat iitu juga aku disambut dengan ucapan Ibu "Em, jangan lupa untuk habiskan dulu susumu.." Ujar Ibuku yang sangatlah bawel

"Iya Bu, lagi pula mereka sudah datang, aku tak bisa menghabiskannya, kasihan mereka sudah menungguku diluar sana" Jawabku membenarkan. "Lagi pula aku sudah besar, aku bisa jaga diriku baik-baik tanpa meminum susu buatan ibu." Saat ini aku hanya bisa memutar kedua bola mataku sambil mengelengkan kepalaku.

"Tapi kau belum sarapan, setidaknya habiskan dulu susumu Em..." Oh baiklah bu, kuturuti kata-katamu, aku lagi malas berdebat denganmu , Bu. Huh.

setelah ku habiskan susuku, ku berlari menuju gerbang dan kutemui sosok 2 sahabatku telah menunggu ku lama

"Maaf jika membuat kalian menunggu lebih lama hehe" Ucapku sambil menggaruk leher yang tidak gatal dan menongolkan detetan gigi putih bersihku

"yayaya.... tidak masalah, itu memang kebiasaanmu, Em. Kami sudah hafal betul kelakuan dan sifatmu itu." ucap Kait sambil tersenyum

akupun membalas senyumannya.

"Ya, walaupun begitu kami bisa memaklumi dan kami tetap sayang padamu, Emmm...." Ucap evane sambil memeluku, disusul dengan Kait.

Ahh ini baru yang namanya sahabat, setiap kalian merasa kedinginan saat diluar sana, hanya sahabatlah yang bisa membuatmu merasa hangat dan nyaman.

"Omong-omong, lepaskan aku, aku tidak bisa bernapas karena kalian, kalian memelukku terlalu bersemangat..." ucapku yang sedari tadi dipeluk oleh kedua sahabatku sampai aku susah untuk bernafas. Haha

"Maaf" Ucap kedua sahabatku sambil nyengir kuda. haha betapa lucu dan polosnya mereka.

***

"Hey kalian! cepat jalannya, ini sudah jam 08.45am sebentar lagi kelas dimulai" Ucapku mengingatkan.

Tak lama kami tiba disekolah dan memasuki kelas, saat ini kami bertiga memiliki jadwal yang sama.

*taklama kami memasuki kelas dan bel pun terdengar*

"Huhh.... hampir saja kita telat." Ucapku sambil menghirup nafas yang tersenggal senggal karena berlari saat memasuki kelas

Tak lama Mr. Hudson tiba dikelas

"Maafkan aku karena sudah terlambat 5menit" Ucap Mr. Hudson tersenyum sambil membereskan buku-buku yang ia bawa

Mr. Hudson itu guru Matematika, aku sangat senang belajar dengan dia, tapi aku masih kurang begitu mengerti tentang matematika, kukira matematik mudah. Namun seetelah kupelajari ternyata sulit. Sampai ku kesal, coba saja kalian pikirka. x, p, q saja dicari. apakah itu tidak sulit? kukira matematika hanya 1+2. 2+3 atau apalah itu. Ternyata it's very hard.... haha Mungkin jika aku terus mempelajarinya akan lebih mudah untuk menjawab soal-soal itu.

***

Bel istitahat pun terdengar. dan semua siswa behamburan keluar menuju kantin. aku berasama sahabatku cepat-cepat merapihkan buku-buku ku dan memasukannya ke tas. Tak lama kami bergegas ke kantin dan seketika aku melihat pemandangan yang layak ku pandangi.........

kalian pasti bisa menebaknya.....

ya seseorang yang kucintai selama 3 tahun lalu, dari semasa aku masih duduk dibanku high school awal tahun, hingga saat ini, dia adalah sosok yang banyak dikagumi para wanita, ia juga seorang capten basket disekolahku, dia sudah banyak memenangi perlombaan, dia juga sangat tampan, manis, menawan, dan berkarisma. Tak salah dia banyak memiliki penggemar wanita bukan? dari rambut kecoklat-coklatannya...bibirnya..... itu semua yang ia miliki, ingin sekali bisa menjadi miliku juga

Tapi hati kecilku berkata tidak, aku tidak bisa memilliki lelaki ini seutuhnya, apalagi para penggemar wanita yang modis dan cantik-cantik. aku? aku hanya wanita jelek, lugu , kutu buku, mana mungkin dia mau denganku? itu sangat imposible tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan? aku terus berpikir aku bisa memilikinya walaupun hanya 30% yakin

ketika ia lewat tepat berada didepan ku dan jaraknya hanya ada sekitar 30centi, ku merasakan jantungku berdegup dengan cepat, dan aku tidak bisa berhenti tersenyum ketika melihat dia, ia membuatkku salah tingkah, tapi aku terus menutupi perasaan itu, yang ku senangi dari dia adalah walaupun ia mempunyai banyak penggemar wanita akan tetapi ia tak merasa dirinya sok, ia sangat baik hati, dan dia menganggap dirinya sama saja seperti semua, tak dibeda-bedakan.

buktinya saja saat wanita centil menggodainya dia tetap membalas senyumannya kepada wanita centil itu, aku yang bisa memandangi ia hanya dari pojok atau lorong-lorong sekolah.

Ketika aku sedang asik melamun, seseorang membuyarkan lamunanku, siapa lagi kalau bukan kedua sahabatku ini?

"Hei, apa yang sedang kau lamunkan princess?" Ugh, ayolah Kait, kau tidak sedang meledekku bukan?

"Hmm.. tidak, bukan apa-apa" Ucapku sambil tersenyum seadanya

"Kami tahu yang sedang kau pikirkan, Em" Dengan senyum liciknya mereka menggodaku dan tatapan tajamnya.

Oh ayolah kawan, jangan kau menggodaku terus, kalian membuatku malu seperti ini, apa yang mereka pikirkan? Mengapa tiba-tiba kalian menggodaku? Aku paling tidak suka saat-saat seperti ini, membuatku melayang menembus awan, tapi hanya sesaat, entah apa yang sedang kupikirkan

"shut up!diam atau ......"

"atau apa Em?" Ucap evane serius menatpku tajam

Aku bingung harus mengatakan apa padanya. "Atau aku akan marah pada kalian" aku yang sedang marah sambil melipatkan kedua tanganku didada dan mengerucutkan bibirku

"Serius kau akan marah pada kami? Apa kau bisa marah pada kami?" ucap kait menggoda

"Terakhir kau marah pada kami, kau menangis dan berkata "Maafkan aku, aku tau aku salah, aku tidak bisa jauh dari kalian" dan seakan kau lupa pada kami" tegas evane sambil menjulurkan lidahya dengan di imut-imutkan suaranya saat mengikuti suaraku. Aku memajukan bibir bawahku dan memasang wajah memelas.

Oke oke, aku tidak bisa marah pada kalian, kalian adalah satu-satu sabat terbaikku, mana mungkin aku bisa marah? Bukakknnya tidak bisa, memang dia membuatku marah tapi sejenak membuatku kangen juga

"oke, ku tahu, aku tidak bisa marah pada kalian hanya hal sepele, habis kau cari gara-gara saja padaku, aku tidak suka ketika kau menggodaku seperti itu, hanya membuatku malu saja" dengan nada sok imut yang ku lontarkan pada ke dua sahabatku sambil mengerucutkan bibirku

***

VOTE AND COMMENT.

Paper Plane ✘ Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang