1

2.3K 91 4
                                    

Seperti biasa kegiatan hari-hariku disekolah ditemani bersama kedua Teman sekaligus Sahabatku, kalian tahu? Aku hanya memiliki mereka-sebagai Temanku, dan kalian tahu lagi? Aku disekolah tidak meiliki teman, mereka semua menjauhiku, entah apa alasannya, kupikir karena aku Nerd, dan mereka tidak suka berteman dengan seorang Nerd, ya begitulah kesimpulannya, tapi aku beruntung memiliki mereka berdua-Evane dan Kait.

Suatu hari ketika kami ber-dua Aku dan Kait sedang duduk didepan kelas, tiba-tiba saja Evane yang baru datang, kemudian dia menyapaku sambil membawa sesuatu, kuyakini itu masakannya bibi Lucy-Ibunya Evane

"Hi Em!" Sapa Evane yang sedang berjalan kearah kami berdua, pagi ini dia terlihat ceria, ah tapi sama saja wajah dia selalu ceria, tidak ada bedanya. Haha

"Hi Ev." Balasku dengan ramah "Eh Ev, apa yang kau bawa itu?" Pasti dugaanku benar soal masakan ibunya Evane, tidak salah lagi, karena Ibunya Evane rajin memberi kami makanan seperti peliharaannya saja

"Oh, ini yang ditanganku?" Tanyanya sambil mengangkat tangan kananya yang memegang tas jinjing, bisa dikatakan tas buat tempat makanan. "Seperti biasa, ini cupcake buatan Ibuku, Ibuku membawakannya untuk kalian. Namun ini agak berbeda rasanya" Senyumnya Evane mengembang saat dia berkata seperti itu. Dan aku hanya bisa membalasnya. Disaat itu kami mencicipi makanan buatan Ibunya Evane

"Oh ya Tuhan! Bilang pada Ibumu terimakasih atas kuenya, enak sekali kue ini! kami suka" Ucapku. Ya ibu-nya Evane sering sekali membawakan kami makanan, dia Ibu yang baik, juga cantik. Apalagi aku ini dianggap seperti anak kandungnya setelah Evane, Kait juga dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Haha ada-ada saja

"Emily, Ibuku berkata, ia sangat merindukanmu, karena akhir-akhir ini kau jarang main lagi kerumah, dan ia berkata, sepulang sekolah nanti kau harus mampir kerumah ku, dan mencicipi makan siang buatan ibuku." ajak Evane lalu mengedipkan sebelah matanya padaku, ugh, she's so cute "Apa Ibumu tidak mengajakku juga Ev?." Kata Kait sambil memajukan bibir bawahnya "Kau tidak diikut sertakan dalam undangan, Kait." Candanya "Jadi, selama ini kau menganggapku apa? Aku kan temanmu juga Ev." kata Kait yang suaranya mengikuti seperti anak kecil. Oh ayolah mereka ini lucu sekali jika sedang bercanda "Hahaha, Oke aku bercanda, kau juga diajak Kait, kau juga teman, sekaligus sahabatku." Evane tersenyum lalu ia memeluk Kait.

***

Oke baiklah, aku lupa memperkenalkan diriku, jadi namaku Emily. Emily Zeinn Collins. Teman-teman biasa memanggilku Emily. Jadi kau panggil aku dengan sebutan Emily saja, singkat, mudah diingat bukan? Aku tinggal di kota New York. Aku bersekolah diAlexandria High School.

Kehidupanku bisa dibilang cukup ceria, dan bahagia. Akan tetapi, tidak saat aku berada disekolah, aku hanya memiliki teman hanya kedua sahabatku tadi, mereka mungkin tidak mau berteman denganku karena penampilan burukku, lihat saja mereka, mereka tampak cantik dengan make up dan selalu tampil modis, setiap ada barang bermerek keluaran baru mereka langung membelinya, tidak denganku, karena bagiku itu bukan barang yang penting, lagi pula aku juga tidak akan mampu membelinya, sementara aku hanya mengoleksi buku-buku-tepatnya buku novel. Aku berpenampilan buruk mungkin bagi mereka, tetapi tidak bagiku, apa yang salah? Aku hanya memakai kawat yang menempel digigi putih bersihku dan memakai kacamata, setiap aku pergi kemanapun aku membawa bukuku bersamaku. Apa yang salah dengan itu? Aku senang dengan hobiku ini. Aku mungkin berbeda dari kebanyakan orang yang suka berpergian kemall yang senang mengoleksi baju baru nan bagus dan mewah atau semacamnya itu dimakamarrnya, aku hanya suka dengan buku-buku. Mungkin sebabnya mereka tidak mau berada didekatku karena aku jelek, lugu, polos, kutu buku. Tapi aku tak menghiraukan kata mereka, aku senang menjadi diriku sendiri, ditambah lagi dengan sahabat-sahabatku yang mau menerimaku apa adanya. Lagi pula apa masalah mereka? Toh ini hidupku, aku tak mengusik hidup mereka, juga sebaliknya.

Ngomong-ngomong tentang novel, aku kebanyakan membaca tentang kisah-kisah remaja. Aku sedikit tidak percaya dengan adanya cinta, itu kedengarannya hanya omong kosong. Masalahnya aku pernah merasakannya, dan itu semua didasari dengan omong kosong.

***

Saat kami berada dirumah Evane, ia langsung mencium tangan Ibunya. Dia berkata pada Ibunya "Bu, kau mendapatkan salam dari teman-temanku, dan ah... ya! Mereka mengucapkan terimakasih karena kau sudah membuatkan kue pada mereka.....................oh ya satu lagi bu, mereka sangattttt suka dengan kue buatanmu" Katanya pada ibunya

"Oh ya? Bagus dong hehe dan memang siapa yang tak suka dengan masakan buatanku? karena masakanku tiada tandingannya haha" ledek Bibi Lucy. Disitu mereka langsung aksi saling ledek, mereka Ibu dan anak, tapi..... seperti kakak dan adik.

Bibi Lucy langsung memberhentikan aktivitas seperti Kakak dan Beradik itu ketika meliihat kedatanganku dan Kait. "Hey Em, Kait, bagaimana dengan kabar kalian? Kuharap apa yang kuharapkan, bukan begitu?" Tanyanya sambil membereskan meja makan dan sajian makanannya, jadi aku dan Kait memutuskan untuk membantunya. "Hahaha, tepat sekali Bi, bagaimana denganmu? Kuharap seperti yang kupikirkan" Jawabku yang disertai dengan senyuman.

"Kau bisa lihat sendiri bagaimana keadaanku, bukan begitu? Haha" Tante Lucy berjalan melewatiku kemudian mengambil makanan lainnya. Seperti ku bilang tadi, dia menganggapku seperti anaknya sendiri, begitupun aku. Tak heran jika kami sangat akrab.

***

Kami ber-tiga-Bibi Lucy, Ev, Kait dan Aku sedang menyantap makan siang kami yang telah di buat oleh Bibi Lucy atau lebih tepatnya Ibuku yang kedua. Kami menyantapnya dengan santai, tanpa dimulai oleh ocehan-ocehan, disini sangat sepi, sampai yang terdengar hanyalah dentingan, saat sendok bertemu dengan piring, kuakui, masakannya Bibi Lucy sangat lah lezat, aku sendiri heran mengapa ia tidak membuka Restoran saja.

Oh ya, ngomong-ngomong tentang keluarnyanya Ev, ayahnya Ev sendiri bekerja sebagai wartawan, jadi tidak bisa dipungkiri bahwa ayahnya sangat sibuk dan jarang sekali dirumah, dan soal pekerjaan ayahnya yang seorang wartawan, Ev selaku anaknya pasti mempunyai idola bukan? Dan dia sering sekali meminta bantuan ayahnya untuk meminta tanda tangan idolanya ataupun foto-fotonya, terkadang aku meminta Ev untuk memintakan tanda tangan personil One Direction pada ayahnya. Hehe

Tak terasa makanan ku sudah habis, ku beranjak dari dudukku dan berjalan ke westafel untuk menyuci piring bekasku tadi. Tak lama yang lainnya menyusulku "Biar aku saja yang menyuci semua piringnya." Ujarku sambil tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu Aku dan Ev merapihkan meja makannya." Ucap kait sarkastik. "Ibu tak usah membantu kami, kupikir Ibu lelah telah memasak sebanyak ini, jadi serahkan saja pada kami bertiga." Kata Evane pada ibunya, lalu memberi kedipan mata pada Ibu yang dihadiahi tawa renyahnya.

***

JANGAN LUPA VOTE & COMMENTNYA YA!

Paper Plane ✘ Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang