3

655 56 0
                                    

Seperti biasa, hal yang sering ku lakukan saat dirumah hanya melamunkan seorang Cameron, tak tahu apa yang ku rasakan ini, aku seperti halnya dengan seorang penggemar dengan idolanya yang sangat fangirling terhadap idolanya, itu sama halnya yang sekarang kurasakan dengan Cameron, tapi bukan seseorang yang sedang mencintai idolanya, aku benar-benar mencintai dia lebih dari seorang idola, kau pasti akan merasakannya juga seperti yang ku rasakan saat ini. Huh

Tok tok tok

sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunanku saat ini

"iya, ada apa?" serkasku

Disaat itu Lucas Lee Collins atau bisa disebut sebagai kakak ku masuk sambil menyilangkan tangan didadanya yang bidang "Kau dipanggil mom, untuk segera kebawah, karena dia sudah menunggu sedari tadi, Em"

Uh, kenapa disetiap ku melihat kakak ku yang ini, pikiranku kemana-mana, wajah tampannya, tubuhnya yang sixpack, kebaikannya ah dia laki-laki yang sempurna, wanita yang nanti akan menikahinya pasti sangat beruntung

"Oh, oke, 5 menit lagi aku akan kebawah, aku akan berganti baju dulu" Dengan begitu aku mendorong tubuh Lucas ke luar kamarku dan dengan segera aku menutupnya

"Hei adikku yang cantik, tak seharusnya kau mengusir kakak mu yang tampan ini" Teriakan lucas terdengar diluar sana. Aku yang mendengarnya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum riang

5 menit kemudian

"Em, cepat turun, makan malammu sudah siap" Teriak Ibu dari bawah. Ibu, aku masih mendengarnya, aku masih punya mendengaran yang masih bagus.

"Iya Bu, aku tahu, aku juga sedang berjalan kemeja makan......dan kau jangan teriak-teriak membuat kupingku tuli saja."

Ketika ku sampai dimeja makan, Ibuku mencubit pipiku "kau ini, gini-gini aku itu Ibumu, yang melahirkanmu, yang membesarkanmu, jangan berbuat macam-macam pada Ibumu ini" dengan wajah mom yang bisa dibilang gemas karena tingkah laku ku

***

Seusai aku makan malam bersama Ibu, ku segera mencuci semua piring kotor tadi, dan setelah semua piring dicuci dan membereskan meja makan, aku berjalan menuju kamarku. Tak tahu, aku berpikir harus melihat kearah luar jendela, jadi aku melakukannya. Disaat ku melihat ke arah luar, aku membelalakan mataku karena kaget melihat seorang cameron sedang berada diluar, dan bermain bersama Nash—Bermain basket tepatnya

Flashback On

Sekarang, aku sedang berada ditaman bersama teman-temanku –tepatnya aku sedang bermain, but hanya aku sendiri yang sedang tidak bermain bersama teman-temanku, aku sedang tidak mood bermain, jadi kupikir, aku menyibukkan diri dengan mengambil selembar kertas untuk menulis mmm..... mungkin curahan hatiku tentang perasaanku pada Brent Rivera –mantan kekasihku. Seusai aku menulis, kupikir aku akan menerbangkan semua perasaan-ku yang kini kembali lagi menghantui hatiku, jadi aku membuat sebuah pesawat dan menerbangkannya. WUSSS. Pesawat itu sekarang terbang, kurasa sekarang aku merasa lega karena semua perasaanku telahku kucurahkan. Saat pesawat itu telah terbang terbawa oleh angin yang kira-kira berjarak 1m dari aku berdiri, tiba-tiba pesawatku menabrak seorang pria tinggi, dan dia memiliki bibir yang sangat sexy, aku malu jika ia membaca semua perasaanku, aku berlari secepat mungkin untuk mendapatkan pesawat kertasku kembali, namun aku telat, ia sudah membacanya, ia melihat sekitarannya untuk mencari siapa yang menulis surat itu, dan dia dapatkan ku berdiri tepat didepannya, lalu aku cepat mengambil kertas itu dan aku berkata "maaf, itu milikku" aku mengambil kertas itu uh –tepatnya aku merampasnya dari tangan dia, dan dengan segera mungkin aku berlari secepat mungkin, tetapi aku tak dapat berlari karena lelaki asing ini telah menahan tanganku. Ku balikkan badanku dan kami berhadap-hadapan

"apa maumu?" ucapku padanya

"uh, maaf nona jika ku lancang membaca suratmu tadi, aku tidak sengaja, karena tiba-tiba saja pesawat itu menabrak kepalaku" jawabnya dengan nada bersalahnya

"hmm, tidak tidak, itu salahku, karena ku salah telah mencurahkan semua perasaan hatiku kekertas itu"

"uh-hm....kalau aku boleh tahu, kau tinggal dimana? Jika kau tidak keberatan, aku akan mengantarkan mu"

"tidak usah repot-repot, lagi pula jarak rumah ku kesini hanya beberapa blok saja, lagi pula aku tidak mengenalmu stanger"

"tidak usah sungkan, ini sebagai permintaan maafku padamu dan apakah kau pernah mendengar pepatah 'tah kenal maka tak sayang'lagi pula aku tak kan menculikmu, percayalah padaku" aku berpikir, jadi aku menerima tawarannya saja. Mungkin ia benar, dia pria baik, tak salah kan jika ia hanya mau mengantarkan ku pulang? Sepertinya ia memang pria baik, ya walaupun aku menilainya 85% ia pria baik.

Dia mengantarkanku memakai sepedanya, dan aku diboncengi didepannya, aku merasakan jantungku mulai berdegup kencang, aku harus terlihat biasa saja didepannya, tak boleh terliah salah tigkah.

Kami tiba dirumah ku, ya, dia mengantaru pulang sampai depan rumahku, ku turun dari sepedanya.

"terimakasih telah mengantarku dan maaf telah merepotkanmu"

"tidak, aku yang telah merepotkanmu, aku yang harus minta maaf padamu"

"kupikir ini salah kita berdua, karena aku telah menulis dan kau membacanya. Ya... ini salah kita" ucapku dengan mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi sekitar 30 menit yang lalu

"iya ini salah kita berdua. Haha"

"jadi apakah kau mau mampir dulu atau langsung pulang?

"tidak. Terimakasih, aku pulang saja, lain saja"

"baiklah, terimakasih"

Dan disaat itu dia pulang, dan aku tidak lagi melihat punggungnya yang bagus itu. Ku putuskan untuk masuk kerumah, dan ku rebahkan diriku.

Flashback off

***

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA.

Paper Plane ✘ Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang