Rafael Taruna Angkasa

424 123 84
                                    

Flashback on~

Ada sepasang anak kecil yang sedang bermain-main di danau. Yaa, danau itu adalah tempat favorite mereka. Pertama kali mereka bertemu di danau ini, dimana pada saat itu Caramel menangis karena dia tidak punya teman.

Dia tidak mengetahui kalau sedari tadi dia menangis, ada seseorang yang mengikutinya dan bahkan mengupingnya dari balik pohon. Dia adalah.... Rafael Taruna Angkasa.

Rafael kecil, tidak tega melihat seorang anak perempuan yang tubuhnya nan kecil, imut, dan bahkan cantik seusianya dan umurnya terlihat lebih muda beberapa bulan darinya menangis sesenggukan di tepi danau. Jadi, dia bertekad untuk keluar dari persembunyiannya, karna dia juga sudah ketahuan sekarang. --Kayak ketangkep basah lagi maling wkwk...

"Eh... Ci-cii apa itu?" Anak kecil itu syok karena kaget dan sedikit takut.

"Hh-Hai!!!" Rafa kecil pun menghampiri gadis itu.

"Kamu ciapa?" ulang gadis itu. Kali ini dia tidak takut lagi. Karena, yang memperhatikannya ternyata seorang anak cowok seusianya.

"Hai!! Aku engga bermaksud apa-apa kok. Aku tadi liat kamu kayak sedih gitu, terus aku ikutin deh," Sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Oooh.... Huwaaaaa hiks hiks hiks," seketika tangis anak itu pun kembali pecah.

"Ee--ehh kamu kenapa tiba-tiba nangis lagi?? Kamu jangan nangis lagi ya, aku gak jahat kok. Aku orang baik, percaya sama aku," ujar anak lelaki itu.

"Bb-bukan it-tu hiks tt-tapi aku cedih aja hiks..."

"Kamu jangan sedih ya, eumm... Nama kamu siapa?" ucap lelaki itu sambil mendekati anak kecil tersebut.

"Nama aku Calamel," sambil mengulurkan tangannya, kali ini tangisnya sudah mulai mereda.

"Eh, iya. Nama aku Rafael," membalas uluran tangan Caramel.

"Oohh iya... kamu jangan nangis-nangis lagi ya, aku tau kok alasan kamu nangis, pasti kamu engga punya temen yaah??" ucapnya pelan agar tidak menyakiti hati gadis didepannya.

"Hiks... iya," Aca pun menundukkan kepalanya lagi. Memang benar ucapan Rafael tadi. Itu sungguh menusuk kedalam ulu hati Caramel, dan sangat sakit, bahkan perih.

"Ee-ehh... Kamu ga boleh nunduk gitu. Engga baik, entar mahkota kamu jatuh loh. 'kan rugi," kata-kata yang diucapkan Rafael itu tulus dan damn itu masuk kedalam hati caraemel yang mulus:v

Blushhhh seketika pipi Caramel memerah akibat gombalan receh dari anak lelaki yang masih bocah ingusan itu.Sudah bisa saja dia ngegembelnya. Kecilnya saja sudah pandai membuat pipi orang blushing engga tau kalo udah gedenya bisa-bisa buat jantung orang putus entar. hahahaa

"Tenang aja, aku bakal jadi teman kamu Ca. Kamu mau kan jadi temen aku satu-satunya, Ca??" ujar lelaki itu.

Tanpa berfikir panjang Caramell pun menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui ucapan Rafael, " Iya aku mau Ael!!" ucapnya semangat.

"Eumm... Aku boleh engga panggil kamu dengan sebutan Ael?? Terus aku tuh ceneng banget, kalo kamu jadi temen aku. Makasih yaa Ael!"

"Iya... boleh kok, senyaman kamu aja. Sama-sama Aca. Aku juga seneng banget. Sama seperti kamu," ucap Rafael sambil menampakkan senyum pepsodentnya.

Yaaa... senyum itu sangat tulus sekali, bahkan membuat Caramel membeku, dan refleks memeluk tubuh Rafael.

Rafael pun terkejut karena Caramel tiba-tiba memeluknya, tetapi dia pun kembali fokus dan membalas pelukan Caramel tersebut. Mereka pun berpelukan. -Ihhhh masih kecil udah unyue-unyue banget sih. Kan Author iri jadinya:(

Rafael Taruna Angkasa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang