Jeffian Saat Sakit

196 25 2
                                    


"Eh tolong ya, Ibu. Lo kalau makan ya makan aja, engggak usah bolak-balik ngecek hape dengan gelagat gelisah."

Ucapan Gita sukses membuat saya mengalihkan pandangan. "Jeffian enggak ada kabar, Git."

"Sibuk kali," balas Gita dengan tenang. "Makanya punya pacar mah jangan pilih yang jajaran petinggi, sibuk mulu. Kayak gue dong pilih Gian, ya kan, sayang?"

Saya belagak menatap jijik pasangan yang duduk di hadapan saya. Apalagi setalah Gita berbicara, Gian langsung merangkul Gita, dengan tangan yang lain menyodorkan makanan ke Gita.

"Mungkin emang lagi sibuk, Na," kata Gian. "Gue denger juga katanya Jeffian lagi bangun kerja sama dengan Louxu Corp yang saat ini lagi digadang-gadang kesuksesannya itu 'kan? Pasti lagi hectic keadaannya."

"Sesibuk-sibuknya Jeffian, dia enggak bakal nganggurin chat gue dari pagi sampe lewat jam makan malam gini."

"Aduh, beb. Tolong deh ya, stop menganggungkan segala tabiat baik cowok lo itu." Gita kembali angkat bicara seraya menunjuk saya. "Tolong diingat, sesempurna apapun Jeffian di mata lo, dia tetep manusia yang punya celah kesalahan yang bisa diulik."

"Ck, terserah deh, lagian yang kenal dengan baik Jeffian itu gue bukan lo."

Gita menirukan ucapan yang saya lontarkan dengan ekspresi yang menyebalkan. Saya hampir saja ingin menarik rambutnya kalau saja Gian tak segera menghentikan.

"Setop ngeributin hal yang sama terus-menerus, kalian enggak bosen?"

"Cewek lo duluan."

"Temen kamu tuh, Yang, tolol."

Gian tampak sudah pasrah dengan keadaan. Dia hanya merotasikan mata jengah, sebelum kembali menyantap makanannya. Begitu juga dengan Gita. Sedangkan saya memilih untuk berkutat dengan gawai ketika ada sebuah pesan masuk.

"Ih tuh kan!" Saya berseru seraya menunjukkan layar gawai. "Kata Mbak Susi, Jeffian seharian ini di apartemen karena lagi sakit."

"Waduh, sekarat enggak?" balas Gita dengan meledek, walau mulutnya segera dibekap dengan tangan Gian.

"Ya udah sana ke Jeffian. Temen lo yang suka ngomong sembarangan ini biar gue yang urus."

Tanpa membalas lagi, saya segera beranjak pergi. Melangkah mantap untuk menghampiri Jeffian ke apartemennya.

 Melangkah mantap untuk menghampiri Jeffian ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yan, masih pusing?"

Dia bungkam.

"Mau aku masakin bubur?"

Fabrikasi SukmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang