part 2

67 7 0
                                    

Y/n kini berdiri di ambang pintu kelasnya, ia bingung alasan apa yang akan ia gunakan agar lolos dari amukan gurunya itu.

"Ahhh, mengapa di saat kondisi sepenting ini otakku tak dapat bekerja" Dumelnya. Ia terus berusaha menjalankan otaknya yang hampir mati itu.

"Aha! Gue tau alasannya" Y/n membuka pintu kelasnya, dan segera menginjakan kaki nya di lantai kelas. Guru yang sedang menerangkan itupun menoleh ke arah y/n sembari mengerutkan dahinya "mengapa baru masuk?" Tanya guru tersebut

Dengan rasa takutnya ia segera mengucapkan alasan yang sedari tadi ia pikirkan "maaf Pak, saya tadi ke UKS. Saya gak enak badan" ucap y/n pada guru killer nya itu

"Ga enak badan? Tapi muka kamu normal tuh ga ada pucet pucet nya" tanya guru tersebut yang berhasil membuat y/n kebingungan untuk menjawabnya

"Dia dari kemarin emang lagi ga enak badan pak" ucap salah satu dari murid yang sedang memperhatikan percakapan mereka. "Hmm, ok y/n kamu bisa langsung duduk di kursi kamu" jawab guru itu setelah mendengarkan ucapan si murid tadi

'Untung saja ada lia' ucap y/n dalam hatinya. Kini ia berjalan menuju kursinya sembari mengelus eluskan dadanya

"Lia-ya, gomawo"

"Heum, lain kali jika ingin bolos pikirkan alasannya terlebih dahulu" Jawab lia yang kini sibuk menulis catatannya

"Sehabis pulang sekolah, kita temui yuna dan chaeryeong ya" ucap y/n sembari menoleh ke arah lia.

"Tapi jika tak ada PR"

"Nee!" jawab y/n semangat

Lia dan y/n memang satu jurusan yaitu IPA , ya bisa di bilang karena mereka memiliki otak yang amat teramat pintar jadi mudah bagi mereka untuk memasuki jurusan yang mereka inginkan.

Yuna dan chaeryeong memasuki jurusan yang berbeda dengan ke dua sahabatnya tersebut, mereka memasuki jurusan ips. Bagi yuna dan chaeryeong IPA itu sangat menyusahkan hidupnya lantas mereka lebih memilih ips ketimbang IPA.

Y/n pov.

Aku kini tengah beradu dengan pulpen ku, aku terus mencatat apa yang guruku terangkan. 'Huft, ini cukup membosankan' batinku.

Aku memang murid yang bisa di bilang pintar, namun sayangnya aku tak ingin menggunakan kepintaranku karena menurutku untuk apa aku harus bersekolah tinggi tinggi toh kedua orang tuaku kaya.

Teng...
Teng...
Teng...

"Ok anak anak, sampai sini saja materi fisika yang bisa bapak sampaikan. Untuk hari ini tidak ada PR, namun saat pertemuan selanjutnya kalian akan bapak kasih tes. Jadi hapalkan materi ini. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya" ucap guru botak yang tengah membereskan barang barangnya itu. aku tidak suka dengannya, sudah tua, bawel, galak lagi.

"Ish tes lagi tes lagi, apa kau tidak bosan dengan tes seperti itu?" tanyaku pada lia yang sedang memainkan handphonenya
"Tidak, tes itu seru!"

"Seru dari mananya. Kita harus hapalkan satu materi yang jelas jelas kita susah untuk mengertinya" jawabku kesal

"Makannya, kalau punya otak pintar tuh di pakai"

"Aku selalu memakai otakku ini kok, kamu saja yang tak tau"

"Y/n..."  panggil seseorang dari balik pintu. Aku pun segera menoleh panggilan tersebut dan melihat siapa yang memanggilku

"Taehyun?" ucapku tak lupa aku segera menghampirinya 'dia kenapa?' batinku setelah melihat keanehan pada lia namun aku tak menghiraukannya aku tetap berjalan ke arah taehyun

I Want You! | Kang Daniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang