5

17 7 0
                                    

"Satu pesan singkatmu, lebih berarti daripada seribu pesan orang yang dikirim kepadaku"

-Putra Bara-

[Lima]

Setelah solat isya dan makan malam bersama nenek dan fahmi. Aku mengerjakan tugas-tugas yang tertinggal.

Maklum anak baru banyak ketinggalan materi. Untung ada kertas yang diberi sonia, aku jadi tau tugas apa saja yang harus ku kerjakan.

Setelah selesai mengerjakan tugas aku melihat notifikasi hpku. Ternyata ada nomor tidak dikenal menelponku berulang-ulang.

Ketika aku mau menyiapkan buku untuk besok pagi supaya tidak terlambat lagi.
Tiba-tiba ada wa masuk yang berisi,
"Ini putra ya, kok gua telpon gak di angkat?"

"Lo siapa? kok tau nomor gua?"tanyaku.

"Gua lina, salsa yang ngasih nomor lo,"jawabnya.

"Aduh, salsa kenapa ngasih nomor gua ke si detol,"didalam hati aku menggerutu.

"Lina mana ya?"tanyaku.

"Detolina yang tadi di kantin,"jawabnya.

"Oh detol, si sabun pembasmi kuman, hhh,"balasku.

"Kok lo gitu sih, jangan panggil gua detol dong,"balas lina.

Tiba-tiba ada yang mengetok kamarku "tok.. tok.. tok.."

"Iya..iya bercanda, udah dulu ya,"balasku ke lina.

Lalu aku buka pintu kamar, ternyata salsa datang ke rumah nenek untuk meminjamkan bukunya.

"Nih put buku buat besok,"kata salsa.

"Makasih sal, eh nomorku kok kamu kasih ke detol sih sal?"tanyaku.

"Iya dia yang minta, lagian bukan dia aja sonia juga minta nomor kamu,"jawab salsa.

"Memang ini lah resiko orang tampan disukai banyak cewek,"kataku.

"Hah tampan, muka standar aja belagu, sonia minta nomor kamu karena mau di masukin ke grup kelas, lagian cewek kayak sonia mana mau sama cowok aneh kayak kamu, kalo aku bukan saudara kamu juga males deket-deket sama kamu,"kata salsa.

"Ais..bawel banget sih bundahara, kok anak-anak milih kamu ya jadi bendahara kelas pasti kamu ngomelin orang terus,hhh,"kataku.

"Ya udah lah aku mau pulang, kamu itu banyak hutang kas kelas sama aku, jangan lupa bayar,"kata salsa.

"Sama saudara mah gratis kali sal,"kataku.

"Mana bisa, aku aja bayar kok kamu mau di gratisin rugilah,"kata salsa sambil berjalan pergi.

Hpku tiba-tiba bergetar, dan ada nomor tak dikenal lagi mengirim pesan yang berisi,
"Assalammualaikum, ini putra ya?"

"Aduh siapa lagi ini, nomorku disebarin si salsa ini mah,"keluhku dalam hati.

"Waalaikumsalam, ini mamah minta pulsa ya?"tanyaku.

"Aku sonia, nomor kamu udah aku masukin grup kelas ya,"jawabnya.

"Iya makasih,"balasku. Kemudian tidak ada balasan lagi darinya.

Lalu aku pergi ke dapur untuk mengambil air minun, si detol kembali menelpon dan tak kuhiraukan.

Dia terus menelpon sampai akhirnya aku angkat dan kami mengobrol, dan bercanda. Kami punya hobi yang sama dan aku mulai tertarik padanya.

Tak terasa satu jam berlalu, aku tak lagi memanggilnya detol karna dia menarik perhatianku.

Setelah menelpon dengan lina aku berpikir mungkin lina bisa mengisi kekosonganku dan membantuku mengenal tempat ini. Tak lama berpikir aku pun tertidur.

Subuh-subuh nenek sudah membangunkanku, kata nenek aku harus berubah, jangan terlambat ke sekolah lagi dan mulai membiasakan untuk solat.

Mungkin sudah lama aku tidak solat karena tinggal bersama orang tuaku. Tidak ada aturan, hidupku bebas mengikuti keinginanku sendiri.

Tapi sama nenek berbeda banyak peraturan yang harus di patuhi, dan aku tidak mau membantah perkataan nenek karena dia lah satu-satu orang tua bagiku.

Setelah sarapan aku dan salsa pergi ke sekolah aku bercerita ke salsa tentang lina, dan sonia yang semalam mengirim chat kepadaku.

Salsa hanya berpesan hati-hati dengan lina, dan jangan macam-macam dengan sonia.

Alasannya, karena sonia adalah sahabat salsa, tapi untuk lina salsa hanya berpesan hati-hati.

Tapi aku hanya ingin mengenal mereka saja dan mencari mana yang terbaik untukku. Lagi pula aku tidak terlalu peduli dengan hal berpacaran.

Fakboi juga nih si putra, dua-duanya mau di deketin? Jadiannya sama siapa ya?

CatatankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang