6

15 6 0
                                    

Hidup tanpa cinta
bagai taman tak berbunga
lirik lagu rhoma irama
yang selalu terngiang di telinga
tapi tak tau mengapa
aku masih tak mengerti kata cinta
mungkin kasih sayang orang tua
yang tak pernah ku terima
apa aku harus mengerti cinta
agar dapat menerimanya

-Putra Bara-

[Enam]

Seminggu telah ku lalui, aku sudah mulai mengenal banyak orang di sekolah ini. Tapi yang menarik perhatianku hanya sonia dan lina.

"Udahan yuk, gerah ni gua,"kata bayu.

"Yuk istirahat dulu, jago juga lo maen basket put,"kata rendi.

"Dulu gua udah pernah ikutan basket,"kataku.

"Putra..., nih gua bawak minum buat lo,"lina berjalan ke arahku dan langsung memberiku botol minum.

"Wah buat putra aja lin, kita-kita juga mau kali dikasih minum,"kata aldo.

"Emang lo siapa? gak pantes dapet minum dari gua,"sahut lina.

"Hati-hati aja put,"kata bayu.

"Bilang aja lo cemburu bay, udah put minum aja gak usah dengerin kunyuk-kunyuk ini, sana mendingan lo pergi jauh-jauh,"kata lina.

"Udah lah kita pergi aja makin gerah gua disini lama-lama,"kata bayu sambil berjalan meninggalkan aku dan lina.

"Ada yang mau gua omongin bay,"kata lina sambil memegang tanganku.

"Ngomong aja kali lin,"kataku.

Pandanganku teralihkan melihat sonia berjalan di koridor kelas. Aku beranjak pergi karena tidak mau terlihat sedang beduaan dengan lina.

Saat aku mau pergi lina menarik tanganku dan langsung mencium pipiku. Sialnya aku saat lina mencium pipiku sonia melihat ke arahku dan langsung memalingkan wajahnya, lalu pergi ke arah pintu gerbang.

"Aduh apaan si lin kok lo nyium gua,"kataku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Itu tanda cinta gua ke lo put,"kata lina.

"Hah cinta?"tanyaku bingung.

"Iya sejak awal ketemu lo gua udah jatuh cinta sama lo, lo mau gak jadi pacar gua?"tanya lina.

"Nanti aja lah lin gua capek mau pulang dulu,"kataku sambil berjalan pergi meninggalkan lina.

"Putra..., jawab dulu dong kok ditinggalin...,"kata lina.

Aku terus menuju pintu gerbang berharap bisa bertemu sonia. Tapi aku terlambat dia sudah tidak ada di pintu gerbang.

Aku hanya bertemu dengan roy dan pacarnya yang tak sengaja ku tabrak dan air yang dipegangnya tumpah membasahi bajunya.

Roy adalah anak XI IPS 1 yang terkenal karena anak orang kaya dan sering buat onar.

Tapi aku tidak memperhatikan roy. Aku hanya meminta maaf kepada pacarnya yang baru aku tabrak,
"Maaf.. maaf..,"kataku.

"Makanya kalo jalan liat-liat!"bentak roy kepadaku.

"iya udah yang, aku gak apa-apa kok,"sahut pacarnya.

"Pergi lo sebelum gua hajar!",kata roy.

Aku pun pergi tanpa memperdulikan mereka karena ingin mencari sonia. Tapi aku terlambat sonia sudah tidak ada disana.

Aku pun menjemput salsa di ruang osis untuk mengajaknya pulang. Saat diperjalanan pulang.

Aku bercerita ke salsa kalo lina mengajakku berpacaran. Salsa pun kaget mendengar perkataanku.

Dia melarangku berhubungan dengan lina. Karena akan membawa dampak buruk bagiku.

Sampai di rumah nenek aku mandi, kemudian makan malam. Setelah itu aku mengirim chat ke sonia.

Beberapa hari ini aku sering mengobrol dengan sonia lewat chat. Tapi chat yang ku kirim hanya dibacanya dan tak kunjung di balas.

Aku langsung menelpon salsa karena salsa lah yang membantuku mendekati sonia.
"Halo, sal kok sonia gak bales chat aku ya?"tanyaku.

"kamu tau arti tanda R dimobil?"tanya salsa.

"Mundur,"jawabku.

"Iya berarti kamu harus mundur gak pantes deketin dia,hhh,"sahut salsa sambil tertawa.

"Aku takutnya dia ngeliat lina nyium aku,"kataku.

"Hah, kapan lina nyium kamu?"tanya salsa.

"Tadi siang di lapangan,"jawabku.

"Tuh kan parah, itu cewek centil pasti ngasih dampak buruk ke kamu,"kata salsa.

"Tapi enak sal ciumannya, hhh,"kataku sambil tertawa.

"Gila kamu ya, inget pesan aku hati-hati sama si lina,"kata salsa.

"Iya bawel, udah dulu ya,"kataku sambil mematikan telpon.

Aku pun memikirkan perkataan salsa. Dan bingung harus menerima ajakan lina atau tidak.

Tapi aku pun kembali chat sonia tetapi tidak juga dibalas. Aku pun berpikir daripada aku mengharapkan sonia lebih baik aku bersama lina.

Aku pun menelpon lina dan bilang kalo aku menerima dia jadi pacarku. Lina pun berteriak kegirangan dan kami lanjut mengobrol lewat telpon.

Ternyata jadian sama detol, sabun dong? Detolina maksudnya hehehe

CatatankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang