ALASKA
•
•
•
•
•
Happy Reading
"ALASKAAAA!!!"Itu adalah suara teriakan Bu Dewi, salah satu guru killer di SMA Nasional. Guru yang memiliki perawakan gendut ini melotot melihat Alaska yang malah tersenyum sok ramah.
"Eh Bu Dewi cantikkk," ujar Alaska. "Kenapa manggil saya bu? Kangen yaaa."
"SEMBARANGAN KAMU!!" bentak Bu Dewi. "Sini ikut saya!" ujar Bu Dewi menarik tangan Alaska untuk ikut bersamanya.
"Loh bu, kok ibu pegang-pegang tangan saya sih," ujar Alaska. "Wah bener ini, Bu Dewi suka sama saya ya? Terus saya mau dibawa kemana ini bu? ke pelaminan? Jangan deh bu, saya belum siap, saya masih mau sekolah lo."
"JANGAN NGELANTUR KAMU!!" teriak Bu Dewi lagi, guru tersebut menjewer telinga Alaska dan menariknya menuju ruang bk.
"Aduh bu sakit," erang Alaska. "Jangan ditarik dong bu telinga saya, kan malu saya bu."
"MASIH PUNYA MALU KAMU!!" ujar bu Dewi ngegas.
"Saya kan manusia bu, masa manusia kaya saya yang baik hati dan tidak sombong ini gak punya malu," balas Alaska. "Bu Dewi kenapa sensi banget sama saya sih, daritadi saya di bentak mulu, hati saya kan lembut bu, gampang rapuh kalo di bentak."
"DIAM KAMU ALASKA!" lagi-lagi bu Dewi membentak Alaska. Lagi dan lagi pula, Alaska tertawa karenanya.
"Kan saya punya mulut bu," balas Alaska lagi. "Kasihan bu orang tua saya susah-susah ngajarin saya ngomong, tapi malah disuruh diem."
"Ngomong itu seperlunya Alaskaaaa," Bu Dewi berusaha sabar.
"Nah gitu dong bu, kalo ngomong yang kalem, kan makin cantik."
Bu Dewi hanya menghembuskan napas kasar, memang harus ekstra sabar menghadapi murid seperti Alaska.
Kini Alaska dan Bu Dewi sudah sampai di ruang bk.
Saat di ruang bk, Alaska di introgasi dengan beberapa pertanyaan yang menyangkut soal Avender.
"Kenapa geng kamu kemarin malam buat onar di jalan raya dekat perkotaan?" tanya Pak Suripto, entah sudah berapa kali pertanyaan tersebut di lontarkan untuk Alaska.
"Avender tidak pernah membuat onar," ujar Alaska penuh penekanan.
"Saya dapat laporan, geng kamu buat onar disana, mau ngelak apalagi kamu?" desak Pak Suripto.
"Kan saya sudah bilang pak, Avender tidak pernah membuat onar," ujar Alaska sabar. "Bapaknya gak percaya banget sama saya."
"Yasudah, coba kamu jelaskan kejadian kemarin malam Alaska," ujar Bu Dewi memberi kesempatan Alaska untuk menjelaskan.
"Kemarin malam Avender memang terlibat tawuran, tapi waktu itu kejadiannya saya sama temen-temen saya lagi konvoi. Pas kita lewat jalan raya deket perkotaan, kita di hadang sama anak jalanan yang ada disana."
"Mau gak mau, kita fight sama mereka, tapi itu semata-mata untuk melindungi diri," jelasnya panjang lebar.
"Sekarang terserah bapak sama ibu deh mau percaya sama saya apa enggak," Alaska meninggalkan ruang bk begitu saja.
"Saya percaya dengan Alaska pak," ujar Bu Dewi. "Walaupun dia sering membuat onar di sekolah, tapi saya paham seperti apa Alaska, dia mau mengakui kesalahannya. Sebaliknya, jika dia tidak bersalah, dia akan membela kebenaran atas dirinya."
Pak Suripto mengangguk setuju. Memang benar, selain menjunjung tinggi solidaritas, Alaska juga sangat menjunjung tinggi kejujuran. Apalagi dalam hal kesalahan yang dia perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA (END)
Teen Fiction[CERITA PINDAH DI DREAME, SILAHKAN BACA MUMPUNG MASIH GRATIS] Kesalahpahaman antara Alaska kepada Dinda membuat hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja menjadi renggang. Alaska masih saja tidak percaya walaupun Dinda sudah menjelaskannya dengan...