Selamat membaca cerita ALASKA.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Terimakasih!!
***
Sekarang adalah jam pulang sekolah. Teman-teman Dinda sudah pulang terlebih dahulu. Baik Ava yang pulang bersama Gibran. Zoya yang pulang bersama Jericho. Dan Kinan yang sudah dijemput dengan sopirnya.
Kini tinggalah Dinda sendiri, menunggu angkutan umum di depan gerbang sekolah. Sebenarnya, di dekat sekolah ini terdapat halte. Namun, Dinda sangat malas jika harus menunggu angkutan umum di halte tersebut.
Kalau bisa disini, kenapa harus disana?
Karena merasa bosan, Dinda menunggu angkutan umum sambil memainkan ponselnya. Gadis itu melihat beberapa postingan dari Ava dan Zoya. Kedua sahabatnya ini, kompak memposting foto kebersamaan mereka bersama pasangannya masing-masing. Dinda hanya bisa tersenyum melihat postingan tersebut.
Memang terkadang Zoya dan Ava sering ribut kalau sudah membahas soal bucin. Kedua gadis itu tidak suka jika di sebut bucin. Hasilnya, mereka saling menunjuk satu sama lain jika sudah membicarakan perihal kebucinan.
Memangnya apa yang salah dengan bucin?
Dinda terlihat sangat sibuk bermain ponsel. Hingga gadis itu tidak sadar. Alaska sudah menunggunya sedari tadi.
"Eh," kaget Dinda begitu dia mendongakkan kepalanya. Dia mendapati Alaska yang sedang menaiki motor sportnya yang berwarna hitam. "Kok masih disini?"
Alaska berdecak kesal. "Ck. Lo berangkat bareng gue. Jadi lo pulang juga harus bareng gue."
Dinda terkekeh sejenak. "Ini, gue aja yang lebay, apa emang lo bener-bener jadi baik sih?"
Alaska memutar bola matanya kesal. "Gitu aja terus!"
Dinda yang awalnya terkekeh menjadi tertawa renyah. "Ngambek, gitu aja ngambek."
Alaska seakan terhipnotis dengan suara tawa Dinda. Suara yang sangat menghanyutkan.
Dinda tersadar dengan raut wajah Alaska yang hanya terdiam. "Woi! Lo beneran marah sama gue?"
Alaska mengerjapkan matanya beberapa kali. "Gak, ngapain harus marah," ujarnya. "Udah cepet naik!" titahnya yang langsung dituruti oleh Dinda.
"Pake helmnya yang bener," kata Alaska melihat Dinda yang sedang memakai helm dari kaca spionnya.
"Iya-iya, bawel banget lo ternyata."
Alaska memacu motornya meninggalkan SMA Nasional. Cowok itu membawa Dinda kembali ke rumahnya.
Alaska sampai di depan rumah mewah Alaska. Cowok itu memarkirkan motornya di halaman rumahnya. Bukan di dalam bagasi. Karena cowok itu, sebentar lagi akan langsung pergi ke basecamp Avender.
Alaska membuka pintu bercat putih itu dan mempersilahkan Dinda masuk.
Mereka disambut hangat dengan Arka dan Eric yang sedang membawa koper di masing-masing tangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA (END)
Dla nastolatków[CERITA PINDAH DI DREAME, SILAHKAN BACA MUMPUNG MASIH GRATIS] Kesalahpahaman antara Alaska kepada Dinda membuat hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja menjadi renggang. Alaska masih saja tidak percaya walaupun Dinda sudah menjelaskannya dengan...