WILD :: 2

100 17 3
                                    

Untuk manusia yang hidup dimasa dimana mereka merupakan bagian dari makhluk langka, mereka tak akan paham apa fungsi bangkai mobil yang berserakan dijalanan kota dan mulai berkarat disana. Ibarat gedung pencakar langit yang tingginya sudah dikalahkan oleh pohon-pohon besar. Bangkai-bangkai mobil itupun tak jauh berbeda keberadaannya dengan gedung-gedung tersebut. Hanya sebagai tempat lumut menumpang hidup. Ataupun tempat binatang liar berlindung dari derasnya hujan. Bahkan beberapa menjadi singgasana sang raja rimba atau hewan karnivora lainnya.

Kemajuan teknologi yang ditinggalkan untuk manusia dimasa itu sudah kehilangan keangkuhannya. Papan reklame yang pada masanya memamerkan segala kehebatan mereka, dan juga tiang-tiang menjulang dimana sinyal dikirim ke penjuru negeri kehilangan mamfaat kini. Karena manusia yang tersisa tak mempergunakan itu, dan hewan liar yang mendominasi tak paham cara kerjanya. Sehingga semua berakhir hancur termakan usia, dan akhirnya tak berfungsi lagi.

Kini seluruh teknologi yang pernah berjaya saat manusia jadi makhluk dominan hanya memiliki satu fungsi. Kegunaannya tak lain hanya untuk tempat hidup makhluk dan juga tumbuhan liar. Tak ada yang ambil pusing memikirkan seperti apa kecanggihannya dimasa lalu. Karena semuanya sudah tak lagi berfungsi seperti saat pertama teknologi itu diciptakan.

"Hyungwon pulang." Seorang pria pemilik senyum manis nampak berujar pada sosok mungil disisinya, membuat sang lawan bicara segera menghentikan aktivitas yang menyibukkannya beberapa saat yang lalu.

"Hey....aku tidak salah lihat kan Minhyukie?" Tepat saat matanya mengarah pada sosok jangkung yang berjalan mendekat, pria mungil itu bertanya pada sosok yang bernama Minhyuk.

"Tidak...dia memang bersama seseorang Kihyunie." Sambut Minhyuk dengan senyum yang merekah tipis.

Kihyun sang pria mungil disisi Minhyuk nampak menyilangkan tangannya didada bersama kening yang dihiasi kerut tipis.

"Aku pulang." Hyungwon segera menyapa dua rekannya itu saat sudah berada dihadapan mereka.

"Dia siapa Chae? Kenapa dia bersamamu?" Itu Kihyun yang bertanya. Pria mungil itu tak mampu menahan rasa penasarannya sejak mendapati sosok dibelakang Hyungwon melangkah mendekat bersama sang sahabat.

Hyungwon menoleh pada sosok dibelakangnya, yang terlihat memandang takjub Kihyun juga Minhyuk. Lalu sedetik kemudian si jangkung kembali mengarahkan pandangan pada dua sahabatnya.

"Dia Im Changkyun, manusia yang tak sengaja kutemui." Jelas Hyungwon pada sosok yang bahkan tak terlihat mendengar penjelasan yang diurai si jangkung untuknya.

Minhyuk dan Kihyun saling balas memandang, dan kemudian menatap Changkyun nyaris bersamaan.

"Hai...Aku Im Changkyun." Sapa Changkyun ramah.

"Hai Im-ssi." Sambut Minhyuk hangat lengkap dengan senyum manis miliknya.

"Kenapa kau membawanya bersamamu?" Mengabaikan sapaan Changkyun, Kihyun kembali mengurai pertanyaan pada teman jangkungnya.

Hyungwon tak segera menjawab. Si jangkung nampak mengusap tengkuknya sesaat, sebelum memandang lekat sosok yang bertanya.

"Awalnya aku tidak berniat membawanya bersamaku." Urai Hyungwon yang menciptakan lebih banyak jumlah kerutan dikening Kihyun.

"Jika kau tidak berniat membawanya, kenapa kau membawanya?" Tanya Kihyun lagi.

Hyungwon menatap Changkyun. Meneliti sosok itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, sebelum kemudian berujar.

"Tidakkah kau lihat dia nampak menyedihkan?" Hyungwon mengarahkan ibu jarinya pada sosok yang hanya memiliki tinggi tubuh hanya sebatas bahunya itu.

W I L DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang