"Kalian tahu?" Juliette Phipps memulai tanpa melirik kedua lawan bicaranya. "Professor Longbottom mengeluh kalau ia kehabisan tanaman Jerat Setan. Dan kebanyakan toko tanaman gaib di Hogsmeade sudah tutup karena menjelang natal dan tahun baru. Dia tidak sempat membeli persediaan untuk tahun depan. Jadi, kalian harus–"
"Mencarinya di Hutan Terlarang?" potong Zachary.
Professor Phipps berdeham kalem. "Tidak sopan memotong ucapan orang lain, Mister Parker, tapi– ya. Kuharap kalian tidak keberatan mencarinya di Hutan Terlarang."
✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩
✷ ·
˚ * .
* * ⋆ .
· ⋆ ˚ ˚ ✦
⋆ · *
⋆ ✧ · ✧ ✵
· ✵"DETENSI, MISS PARKER." Professor Juliette Phipps berkata dengan tenang namun nada kecewa terselip di dalamnya. "Untuk menyusup ke asrama pria."
Rose tidak menyukai bagaimana Professor gempal itu menyebut tindakannya sebagai 'penyusupan'. Demi Merlin. Ia hanya menerobos masuk kamar saudara kembarnya, dan yang ia dapat adalah kesan 'gadis mesum'. Parahnya, sang Kepala Asrama Hufflepuff itu mengatakannya dengan lantang di koridor asrama Slytherin —dimana beberapa murid Slytherin saat ini tengah menonton mereka, dan tidak semua orang berpikiran terbuka seperti Professor Phipps, ngomong-ngomong.
"Tapi professor, saya hanya–"
"50 poin berkurang dari Hufflepuff jika kau ingin terus menyanggah, Miss Parker."
Rose kalah telak. Salah jika berurusan dengan guru ramuan yang keras kepala itu. Bisa-bisa dia diracun kalau sedikit saja membuat Professor Phipps kesal —atau poin asramanya habis dalam sekejap. Rose sungguh penasaran dengan siapa yang mengadukannya. Kalau saja bisa ia temukan, Rose bersumpah demi darah muggle ibunya, dia akan mengutuk orang itu menjadi Gargoyle.
"Baik professor, dia tidak akan berani menyanggah lagi." Zac menengahi. "Dan maafkan kami professor, Rose hanya punya keperluan mendadak dengan saya. Jadi kejadian ini sama sekali tidak ia harapkan, sebenarnya."
"Oh– dan jangan berpikiran kau juga bisa lolos dari detensiku, Mister Parker."
Zac terdiam. Dalam hati, dia mengutuk dirinya sendiri karena ikut membela Rose. Seharusnya dia diam saja sejak tadi. Tidak perlu bersikap sok pahlawan kalau ingin aman.
"Ikut ke ruanganku sekarang!" Professor Phipps berlalu dengan terburu-buru. Namun baru beberapa langkah, wanita di sekitaran tahun empat puluhan itu berhenti lalu berbalik. "Kalian berdua." sambungnya menunjuk ke arah Rose dan Zac.
Rose masih bisa mendengar dengusan jengkel murid asrama Slytherin —terutama yang perempuan, tak terima kalau pangeran favoritnya juga ikut terkena detensi.
Ruangan pengajar kelas ramuan masih berada di koridor Dungeon, tidak jauh dari ruang rekreasi Slytherin. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di sana. Ruangan itu sedikit sempit, lebih sempit dari ruang penyimpanan ramuan. Dingin dan pengap. Sama sekali tidak tersentuh sinar matahari. Jelas saja, tempat ini berada di bawah tanah. Apa yang mereka harapkan?
Rose dengar, bahkan jendela ruang rekreasi Slytherin menghadap langsung ke dalam Sungai Hitam. Zac bahkan mengaku sangat menikmati pemandangan cumi-cumi raksasa di sana.
Hanya saja Professor Phipps sangat ahli mendekor ruang minimalis itu menjadi lebih nyaman. Tak banyak perabotan di dalamnya. Dindingnya di cat kuning gading, beberapa sudut di hiasi lukisan tokoh penyihir dan pengajar ramuan terdahulu, seperti Severus Snape dan Horace Slughorn. Cahaya lampu berpendar keemasan, sama seperti di ruang rekreasi Hufflepuff. Rose sama sekali tidak menemukan debu di sini.
"Apa yang kalian tunggu? Dipersilahkan duduk?"
Rose dan Zac masih mengagumi kemampuan Professor Phipps dalam menyulap ruangan pengap ini menjadi begitu nyaman —well ini pertama kalinya mereka bertamu ke ruangannya, ketika sang guru ramuan itu sudah menempati kursinya. Begitu tersadar, keduanya terburu-buru menduduki kursi yang disediakan tepat berhadapan dengan kursi professor.
"Kalian tahu?" Juliette Phipps memulai tanpa melirik kedua lawan bicaranya. "Professor Longbottom mengeluh kalau ia kehabisan tanaman Jerat Setan."
Demi bulu kuduk Merlin! Rose tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Dan kebanyakan toko tanaman gaib di Hogsmeade sudah tutup karena menjelang natal dan tahun baru. Dia tidak sempat membeli persediaan untuk tahun depan. Jadi, kalian harus–"
"Mencarinya di Hutan Terlarang?" potong Zachary.
Professor Phipps berdeham kalem. "Tidak sopan memotong ucapan orang lain, Mister Parker, tapi– ya. Kuharap kalian tidak keberatan mencarinya di Hutan Terlarang."
'Tentu saja kami keberatan!' Rose membatin.
"Dan sebagai tambahan, carikan juga satu keranjang Wolfsbane. Itu akan sangat berguna untukku." sambungnya. "Ada pertanyaan?"
Hening sejenak. Baik Rose maupun Zac berpikir kalau detensi kali ini adalah yang tersulit. Rose sendiri tidak pernah terkena detensi sebelumnya. Ini adalah yang pertama kali dan cukup membuatnya jera.
Professor Juliette Phipps memiliki kepribadian yang unik. Dia rumit dengan sikapnya yang kalem namun penuh rahasia. Tegas, disiplin, dan sulit menoleransi kesalahan. Dia selalu punya sisi menyebalkan yang tak bisa diprediksi.
"Biar ku ulangi, apakah ada pertanyaan?" ulang Professor Phipps penuh tekanan.
Rose dan Zac tersentil. Spontan, mereka duduk tegap dan menjawab dengan cepat; "Tidak ada, Prof."
"Bagus. Sekarang pergilah. Chopchop! Time is sword."
KAMU SEDANG MEMBACA
Glass Rose
FantasyRose adalah seorang penyihir berdarah campuran. Ibunya -Josephine Parker, adalah seorang muggle yang bekerja sebagai pegawai asuransi. Meskipun memiliki saudara kembar non-identik, Rose merupakan anak emas ibunya. Josephine menganggap bahwa Rose mer...