3. PRICILLA

298 125 27
                                    

Jam menunjukkan pukul lima pagi dan Sisi baru saja bangun dari tidurnya. Sisi mulai mengerutkan dahinya ketika melihat paperbag yang ada di meja. Sisi bangun dari duduknya lalu pergi keluar dari kamarnya tanpa membuka paperbag nya.

"Lah udah bangun lu?" tanya Kirana.

"Udah."

"Yaudah mandi."

"Hmmm," gumam Sisi.

"Na Sisi udah bangun?" tanya Reyvand yang melihat Kirana menuruni tangga.

"Udah."

"Dia udah buka paperbag nya belum?"

"Paperbag apaan?"

"Ga jadi."

Sudah selesai mandi Sisi langsung memakai seragam khas SMA garuda lalu bersiap siap untuk menuju lantai bawah.

"Makan dulu nih," tawar Reyvand saat Sisi turun dari lantai dua.

"Eh iyaa bundaa," panggil Sisi sambil berlari ke arah Bunda.

"Anjir dicuekkin," gumam Reyvand.

"Kenapa?"

"Bunda udah cuciin jaket item yang kemarin Sisi titip ke Bunda belum?"

"Ya ampunn, jaketnya masih direndem sama Bunda," ucap Rayya.

"Yahh."

"Emangnya itu punya siapa?" tanya Bunda.

"Punya temen Sisi," jawab Sisi.

"Mau dikembaliin hari ini?"

"Kalo belum dicuci nanti aja Bun."

"Memangnya temen kamu gak butuh jaketnya?"

"Nanti aku tanyain," jawab Sisi mengarah ke meja makan.

Sisi mengambil ponsel nya lalu memanggil Adit.

"Dit."

"Iya?"

"Jaketnya lu perlu banget gak?"

"Ngga sih, emangnya kenapa?"

"Jaketnya belum dicuci sama Bunda."

"Yaudah gak apa apa, santai aja."

"Hmm"

"Gue yang ambil nanti sore boleh gak?"

"Gak tau deh soalnya kan belum tentu kering nya sore."

Adit terkekeh "yaudah nanti aja kalo udah kering."

"Oke."

Sisi langsung mematikan ponselnya.

"Kenapa Kak?" tanya Sisi yang tak sadar bahwa sedari tadi Reyvand sedang memperhatikan nya.

"Siapa?" tanya Reyvand.

"Hah?"

"Itu yang nelfon."

"Ohh temen," jawab Sisi sambil menggigit sepotong roti yang baru saja ia ambil.

"Oh."

"Mau berangkat sekarang?" tanya Sisi sambil memainkan ponsel miliknya.

"Kakak lu yang perempuan belom kelar dandan."

"SEMBARANGAN!" Kirana melemparkan pulpen dari tangga menuju meja makan tempat Reyvand duduk.

"Ha ha ha," terdengar tawa dari seisi ruangan.

"Ayo," ajak Kirana menuju pintu keluar.

"Durhaka kaga pamit," ucap Sisi sambil pamit kepada kedua orang tuanya.

PRICILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang