Hari yang cerah dimana Perjodohan dimulai, dimana keluarga Chandra Steven Alexsan atau biasa dipanggil dengan nama Chandra mengunjungi rumah calon istrinya. Calon istri Chandra adalah Felisia Gracita Natalie, yang Chandra tahu hanya namanya saja dan satu hal yang ia ketahui bahwa calon istrinya masih berumur 17 tahun yang artinya 5 tahun lebih muda dari dirinya
Setelah beberapa lama diperjalanan, keluarga Chandra pun sampai dirumah calon istrinya, mereka sampai sekitar pukul 04:00 P.M. Sesampai disana mereka disambut baik oleh sepasang suami istri , yang bukan antara lain adalah orang tua dari Feli.
Mereka pun masuk kerumah tersebut dan duduk bersama di ruang tamu.
"Maaf ya, anak saya belum pulang dari sekolah, mungkin sebentar lagi dia dan abangnya sampai." kata Ari, ayah dari Feli.
"Tidak apa-apa, kami juga tahu bahwa Feli putri anda masih bersekolah. Kita kan sudah kenal sejak SMA dan berteman lagi, jadi jangan terlalu formal." balas dari Alex ayah Chandra.
Mereka pun berbincang-bincang layaknya teman, hanya Chandra saja lah yang diam menunggu sambil memainkan HPnya
"Saya mau minta maaf karena melamar anak kalian yang masih sangat muda untuk anak saya, karena saya ingin melihat ia menikah dengan Chandra putra saya, karema saya merasa bahwa Feli adalah seorang anak yang baik." ucap Sarah Bunda dari Chandra dengan sedih. Membuat semua orang terdiam termasuk Chandra
"Tidak apa-apa, kami sebagai orang tua mengerti perasaan anda, tapi kami belum bisa memastikan akan menerima perjodohan ini, karena keputusan diambil oleh anak kami Feli." Grace ibu dari Feli sambil memengan kedua tangan Sarah.
Melihat hal tersebut itu, Chandra pun merasa tak tega melihat Bundanya, ia mengakui bahwa ia menerima perjodohan ini karena Bundanya tersebut. Bundanya bersikeras meminta kepadanya supaya mau menerima perjodohan ini, ia pun terpaksa menerim karna tidak mau mengecewakan Bundanya.
Tak lama kemudian Feli dan abangnya Arbi pun datang. Mereka bingung karena kedua orang tua mereka tidak memberi tahu kalau akan kedatangan tamu.
Mereka pun duduk di dekat kedua orang tua mereka, Feli yang masih bingung pun bertanya kepada Arbi abangnya.
"Bang, ini ada apaan, kok gua ga tahu?" ucap Feli berbisik-bisik tetapi masih bisa sedikit terdengar.
"Abang mana tempe de, kita berdua kan baru sampai, malah nanya abang lagi, gajelas." Balas Arbi dengan nada ketus.
"Mana tahu kali bang bukan mana tempe" balas Feli dengan nada ketus pula.
"Feli, Arbi perkenalan mereka adalah teman ayah dan mamah dari SMA, dan ini anaknya namanya Chandra." ucap Ari memperkenalkan kepada mereka
"Ouh" ucap Arbi dan Feli secara bersamaan.
"Alex, Sarah, dan nak Chandra, perkenalkan dia Arbi anak pertama saya dan ini putri kami Feli anak kedua saya." ucap Grace sambil menunjuk kedua anaknya.
"Tampan seperti Ayahnya, dan Cantik seperti Ibunya." ucap Alex tersenyum sambil melihat mereka berdua.
"Kalian kan baru sampai, pasti lelah ini minum dulu." ucap Sarah
"Makasi tante dan om" Ucap Feli, sedangkan Arti hanya langsung meminum tanpa basa-basi, melihat hal tersebut Feli langsung mencubit paha abangnya tersebut. Memang sudah menjadi sikap abangnya dingin kepada orang kecuali Feli
"Apaan sih de" ucap Arbi dengan nada kesal tapi pelan.
Chandra pun dari tadi hanya memerhatikan Feli secara saksama karena wanita tersebut akan menjadi istrinya nanti, Arbi pun yang merasa bahwa Chandra menatap Feli langsung merangkuk Feli dan menatap Chandra Sinis, Chandra pun yang merasa diperhatikan oleh Arbi langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Baiklah, bagaiman sekarang kita mulai membicarakan mumpung Feli sudah ada." ucap alex yang membuat semua orang terfokus kepada nya.
"Baiklah, begini Feli. Mereka ingin melamar kamu untuk menikah dengan Chandra anak mereka." ucap Grace dengan halus dan pelan supaya tidak membuat Feli bingung. Feli yang mendengar hal itun pun terkejut bukan main, ia pun langsung menatap kedua orangtua dengan raut wajah minta penjelasan.
Arbi tak kalah terkejutnya langsung berbicara tanpa meminta izin kedua orangtuanya. "Apakah anda bercanda, Feli masih berumur 17 tahun. Anda menjodohkannya kepada anak anda yang keliatannya umurnya sama seperti saya. Saya tidak menyetujuinya karena Feli masih mudah dan belum siap untuk menikah." ucap Ari dengan nada emosi tapi tetap santai.
Ari dan Grace yang melihat bahwa putra mereka mulai emosi pun meminta Feli untuk menenangkannya, karan hanya Feli sajalah dikeluarga mereka yang bisa menenangkan Arbi ketika Emosi.
Feli pun yang mengerti langsung memegang tangan abangnya tersebut yang sudah mengepal dan menaruh di pahanya sambil di elusnya. Tak butuh waktu lama Arbi pun langsung tenang walaupun masih ada sedikit emosi. Feli yang melihat raut wajah abangnya itu pun masih memegang tangan abangnya tersebut.
"Kami tahu bahwa kami tidak seharusnya menjodohkannya mereka karna Feli masih terlalu muda, tetapi saya menurut saya Feli adalah pasangan yang cocok untuk anak saya." Ucap Sarah sambil melihat Arbi
"Apakah tidak ada wanita lain? Mangapa harus Feli tante?" Ucap Ari dengan ketus.
"Arbi! Mana sopan santun mu!?" Ucap Ari dengan nada emosi sambil menatap putra tunggalnya tersebut. Melihat keadaan yang semakin memanas Grace dan Feli pun berusaha menenangkan ayah dan anak tersebut supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
"Maaf om dan tante, tapi benar yang dikatakan abang saya, saya masih terlalu muda untuk menikah. Saya masih harus bersekolah dan mencapai cita-cita saya." ucap Feli dengan sopan.
"Kami mempunyai alasan, bahkan kedua orang tua kalian juga tau." Ucap Alex kepada Feli dan Arbi.
"Apa alasannya?" Balas Arbi dengan nada ketus
"Ayah saya dan kakek mu membuat perjanjian bahwa cucu mereka nanti akan menikah. Perjanjian ini di buat karna kakek mu pernah mengalami kesusahan dalam membangun usaha, ayah sayalah yang membantu kakek mu. Ayah saya tidak meminta balasan uang karena mereka adalah teman, kakek saya inginkan hanya cucu perempuan kakek mu menikah dengan cucu laki-laki ayah saya." Ucap Alex yang seketika membuat Feli dan Arbi diam.
"Kami disini ingin memenuhi perjanjian tersebut." Sambung Sarah
Feli pun yang mendengar penjelasan tersebut menatap wajah kedua orang tuanya, dengan raut wajah meminta penjelasan. Lalu ia pun menatap Chandra dengan banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan kepadanya.
'Apakah aku harus menerimanya, aku tidak ingin mengecewakan kakek, tapi dia jauh lebih tua dari pada ku' batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
A Relationship
Teen FictionBisakah kalian bayangkan jika seorang gadis kelas 3 SMA yang berumur 17 tahun dijodohkan dengan seorang pemuda berumur 21 yang bekerja sebagai seorang CEO di suatu perusahaan ternama. Hubungan mereka berkali-kali dilanda masalah, baik oleh masa lalu...