Perjodohan 2

17 3 2
                                    

"Kami disini ingin memenuhi perjanjian tersebut." Sambung Sarah

Feli pun yang mendengar penjelasan tersebut menatap wajah kedua orang tuanya, dengan raut wajah meminta penjelasan. Lalu ia pun menatap Chandra dengan banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan kepadanya.

'Apakah aku harus menerimanya, aku tidak ingin mengecewakan kakek, tapi dia jauh lebih tua dari pada ku' batinnya
___________________________________________

"Feli sayang" panggil Grace kepada putrinya. Feli pun langsung tersadar dari lamunannya, ia masih bingung apakah harus menerima perjodohan ini atau tidak. Disisi lain Ia sangat menyangi almarhum kakeknya, dan disisi lain ia masih ingin melanjutkan sekolah dan cita-citanya.

"Om dan tante. Jika saya menerima pernikahan ini apakah saya masih bisa bersekolah seperti biasa?" tanya Feli kepada Kedua orang tua Chandra yang sontak membuat semua orang di sana terkejut.

"Tentu saja nak, ini hak mu. Mana mungkin kami melarang mu untuk melakukan hal yang baik dan benar." Balas Sarah kepada Feli. Didalam hati Sarah, Sarah berharap semoga Feli mau menerima perjodohan ini, entah kenapa hatinya merasa bahwa Feli adalah anak yang cocok untuk mendampingi Chandra.

"Semua keputusan di kamu nak, jika kamu tidak mau, kami tidak akan memaksakannya." ucap Grace mengelus kepala Feli, karna ia tahu bahwa putrinya sedang bingung.

"Om, Tante. Bolehkan kalau Minta waktu sampai besok untuk memikirkan?" minta Feli kepada kedua orang tua Chandra.

"Tentu saja, kami tidak akan memaksakan kehendak mu nak." Balas Alex.

"Terimakasih" balas Feli sambil menundukan kepala.

"Maaf, bisakah saya mengajak Feli mengobrol berdua saja." Ucap Chandra

"Tentu saja nak, tanyakan kepada Feli saja" balas Ari. Chandra pun menatap Feli, Feli pun hanya membalas dengan anggukan.

Chandra dan Feli pun berjalan ke taman belakang untuk berbicara. Sesampainya ditaman mereka pun diam sejenak, Chandra menatap Feli tapi tidak dengan sebaliknya. Feli hanya menunduk tanpa mau memandang atau menatap Chandra.

"Jadi nama kamu Feli?" ucap Chandra yang memecahkan Keheningan. Feli pun hanya membalas dengan anggukan, bukan karna ia takut tapi ia sangat gugup.

"Saya langsung to the point saja, saya menerima perjodohan ini karna bunda saya, saya juga akan mengerti dengan pikiran kamu saat ini. Jika kamu menerima perjodohan ini, kamu masih bisa bersekolah seperti biasa, pernikahan ini juga akan di rahasiakan dan saya tidak akan macam-macam dengan kamu."

"Baiklah, tapi apakah Setelah saya menikah dengan bapak, saya masih bisa bermain dengan teman-teman saya dan kedua orang tua saya?" Ucap Feli yang hanya di balas dengan anggukan.

'Saya pikir dia akan menanyakan soal uang atau pun fasilitas nanti. Benar kata bunda bahwa dia tipe orang yang tidak mementingkan uang' batin Chandra

"Saya akan memikirkannya" Ucap Feli kepada Chandra. Setelah selesai pembicaraan mereka, mereka pun langsung masuk kedalam yang ikuti oleh Feli.

Tanpa sengaja Feli menginjak kerumunan semut yang membuat semut-semut itu merasa terganggu dan langsung menggigiti kakinya. Feli pun berusaha untuk berpindah tempat, setidaknya agar tidak lebih banyak semut yang mengigiti kakinya.

Chandra pun yang sudah berada depan pintu dan ingin membukanya. Tapi niatnya terhalang karna melihat Feli tersebut seperti kesakitan walaupun ia tidak tau apa penyebabnya. Secara tidak sadar/bukan karna keninginannya ia menghampiri bocah tersebut.

"Eh pak. Jangan lewat situ, banyak semut" ucap Feli berteriak agar terdengar oleh Chandra. Chandra pun yang mengerti langsung langsung berjalan memutar.

"Kenapa?" tanya Chandra
"Ga, ga kenapa-kenapa"
"ouh" balasChandra
"Ayo" perintah Chandra.
"Hah?" balas Feli
"Masuk"
"Bapak duluan saja"

Chandra yang melihat bahwa Feli sedang menahan rasa gatalnya itupun langsung menarik Feli dan menurutmu duduk.

"Sini" ucap Chandra
"Sini apa?" balas Feli
"Kaki" ucap Chandra singkat.
"Saya tidak mengerti maksud bapa." balas Feli.

Chandra pun langsung menarik kedua kaki Feli, melepas sepatunya, dan menaruhnya di atas Pahanya. Feli yang terkejut dengan apa yang dilakukan Chandra pun langsung menarik kakinya.

"Saya hanya ingin menaruh sales, karna mumpung saya ada salep" ucap Chandra
"Tidak usah pak, saya bisa sendiri." balas Feli
"Sini" ucap Chandra sambil menarik kaki Feli.

Feli pun hanya bisa pasrah karna kakinya dioleskan salep oleh orang yang nantinya akan menjadi suaminya. Setelah selesai mereka pun masuk kedalam rumah bersama.

"Nah mereka berdua datang, kalau begitu kami pergi dulu ya. Nak Feli kami berharap kamu bisa menjadi mantu kami nanti." Ucap Alex

"Saya akan memikirkannya tante." Balas Feli dengan senyum terpaksa.

setelah keluarga Chandra dan Chandra pun pulang. Feli pun langsung memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur, ia masih terus memikirkan tentang perjodohan ini. Tanpa ia sadari ia pun tertidur karena saking lelahnya karena apa yang terjadi hari ini.

~esok hari~

Pagi yang cerah dihari Sabtu membuat siapa saja pasti akan betah di atas kasur, apa lagi kalau tidak mempunya kegiatan atau aktivitas tertentu tentu saja sungguh hari yang indah bagi kaum rebahan seperti Feli. Bukan karena weekend, tapi karena Feli sudah liburan setelah menyelesaikan PTS-nya.

Walaupun libur, tetap saja Feli harus bangun pagi, jika tidak maka Ibunya pasti akan terus berbicara sambil mengoyang tubuhnya, karna ia tidak ingin hal itu terjadi maka Feli pun sudah terbiasa bangun pagi, baik saat libur maupun tidak.

Rutinitasnya di pagi hari saat liburan hanya sarapan, membantu mamahnya mengerjakan pekerjaan rumah, menonton Tv dll. Jika tidak ada kegiatan lagi atau merasa bosan maka Feli akan membaca wattpad atau menonton Youtube.

Feli pun sarapan pagi bersama keluarganya. Tapi suasana sarapan kali ini menurutnya berbeda dari sarapan sebelumnya, karena hari ini dia harus memberi jawaban pasti tentang perjodohan tersebut.

"De, bagaimana jawaban lo? Gua pasti bakal dukung lo sepenuhnya karna gua tau lo pasti memikirkan matang-matang" tanya Arbi membuka topic tersebut

"Keputusan di tangan kamu nak, kami orang tua kamu pasti akan mendukung apa keputusan kamu." Ucap Grace sambil mengelus putri bungsunya tersebut.

"Kami tidak memaksakan kehendak mu, ini terkait tentang kehidupan mu kedepannya, kami tidak akan memaksakan kehendak kami." Ucap Ari tersenyum.

"Mah, pah. Feli menerima perjodohan ini. Alesan Feli menerima perjodohan ini karena Feli ga mau mengecewakan almarhum kakek." ucap Feli sambil penampilan senyuman yang terkesan terpaksa

"Kamu serius nak?" Ucap Ari serius kepada Putrinya tersebut, walaupun jauh di dalam hatinya ada rasa senang karna putrinya menyentuh perjodohan ini. Begitu pun dengan Grace yang juga merasa senang.

"Feli serius. Tapi boleh ga Feli meminta sesuatu?" Ucap Feli sambil menatap semua keluargamu.

"Minta apa de?" Ucap Ari kepada adiknya.

"Perjodohan ini tolong rahasiain, aku g kepengan kalo ada yang tau tentang hal ini." Ucap Feli dengan raut wajah memohon.

"Baiklah nak, kalau itu kemauan kamu. Sebaiknya Ayah menghubungi Alex untuk memberi tahu keputusan kamu." Ucap Ari yang hanya dibalas anggukan oleh Feli.

'Semoga ini keputusan terbaik, semoga dengan keputusan ini bisa bikin kedua orang tua senang dan gua ga menyesal.' batinnya
___________________________________________
kalau kamu suka jangan lupa Vote dan kalau ada masukan komen aja di kolom komentar yang tersedia😊😊


A RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang