Seseorang tiba-tiba datang menghampiriku dan menyalakan sebatang rokok di depanku. Melihatku memandangnya tanpa berkedip, dia bertanya, "mau sebat juga lo?" sambil menyodorkan bungkusan rokok yang masih ada beberapa batang di dalamnya.
"Nggak. Saya nggak ngerokok," aku menggeleng lalu membetulkan tali sepatu yang belum sempat kuikat.
Dia menarik kembali bungkus rokoknya lalu memasukkannya ke dalam saku kiri kemejanya.
"Kamu nggak puasa?" tanyaku tanpa bermaksud menghakimi.
"Nggak," jawabnya singkat. "Kenapa? Lo mau menghakimi gue juga? Mau bilang kalo puasa itu kan wajib dan sebagainya? Gue juga udah tau!"
"Nggak. Saya cuma tanya. Kalau kamu nggak puasa juga bukan urusan saya. Saya juga nggak berhak menghakimi orang yang tidak puasa. Saya cuma manusia biasa. Saya nggak bisa menilai ibadah orang lain. Ibadah saya sendiri saja saya nggak tau diterima apa nggak."
"Hmm, baguslah," orang itu masih asyik merokok. "Kebanyakan orang begitu. Asyik menilai ibadah orang lain."
Aku tersenyum. "Mungkin bukan menilai tapi mengingatkan. Sesama muslim wajib hukumnya saling mengingatkan dalam kebaikan. Tapi sesama muslim juga cuma bisa mengingatkan dan mengajak. Kalo yang diajak nggak mau ya nggak papa. Nggak usah dipaksa. Toh, yang diajak pasti sudah tau konsekuensinya. Kalo saya sih ibadah wajib ditambah sunnah aja belum tentu diterima apalagi nggak ibadah. Tapi kalo kamu yakin pahala kamu sudah cukup bisa bawa kamu ke surga ya nggak papa juga."
Orang itu termenung. Api rokoknya dibiarkan membakar puntung hingga nyaris habis.
"Permisi. Saya mau pergi dulu. Assalamu'alaikum."
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories Ramadhan | TAMAT
RandomRamadhan telah tiba Bulan penuh ampunan kembali pada kita Kini saatnya kita meminta Ampunan dari Allah Yang Maha Esa