Aku teringat pepatah lama yang berbunyi: DIAM ADALAH EMAS. Apa kau mengerti artinya?
"Kamu cukup diam saja, pura-pura tidak tahu apa-apa soal ini. Ini berkas-berkas penting. Dokumen penting. Jangan kau buang begitu saja. Kau bantu aku menyingkirkan berkas-berkas sialan ini dan nanti kau akan kuberi sesuatu sebagai imbalan," pria yang kuketahui adalah seorang pejabat negara ini bilang begitu padaku suatu ketika saat aku hendak membersihkan serakan kertas-kertas di atas meja kerjanya.
"Tapi kalau memang penting kenapa tidak disimpan saja, Pak?" tanyaku.
Dia tertawa. Kumisnya bergerak-gerak. "Ini memang penting tapi kalau sampai ketahuan bisa mati aku. Jadi lebih baik kau singkirkan saja. Tapi ingat, singkirkan dengan hati-hati!" pesannya.
"Kau tahu pepatah lama diam adalah emas?" aku menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaannya.
"Kau hanya perlu diam saja dan nanti kau bisa mendapat emas. Bagaimana?"
Aku mengangguk-angguk saja sambil memasukkan kertas-kertas itu ke dalam mesin penghancur kertas meski aku tetap tak memahami artinya.
Kini aku tahu apa arti pepatah itu saat aku membawa setumpuk emas batangan di tanganku dari pria itu.
"Ingat! Kau hanya perlu diam. Anggap saja kau tak tahu menahu soal kertas-kertas itu tempo hari. Lihat kan aku benar-benar memberimu emas karena diam adalah emas."
Saat wajah pria itu muncul di televisi karena terjerat kasus penyalahgunaan dana APBD dan dipanggil ke persidangan sebagai tersangka, aku tetap diam. Aku tak berkata pada siapapun bahwa pria itu memberiku banyak sekali emas. Aku pura-pura tak mengenalnya. Aku pura-pura tak tahu menahu soal apapun tentang dirinya. Pun saat aku disebut olehnya dalam persidangan dan dipanggil sebagai saksi.
"Mohon maaf, Pak Hakim, saya cuma OB. Mana mungkin saya tahu-menahu soal kasus besar begini? Dan mana mungkin saya kenal pejabat sampai diberi emas segala?"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories Ramadhan | TAMAT
De TodoRamadhan telah tiba Bulan penuh ampunan kembali pada kita Kini saatnya kita meminta Ampunan dari Allah Yang Maha Esa