Chapter 4

561 53 8
                                    

"Kemana si Kunyuk itu, dia tidak sekolah lagi? " Tanya Shin Woo pada dua temannya.

"Sepertinya"

" Paling dia mati" Ujar Shin Woo

"Eh kalau dia mati bagaimana?" Temannya langsung tersadar, bisa-bisa dia dilaporkan.

"Kalau dia mati bukan salahku. Kenapa saja dia tidak pernah melawan. Dia saja yang bodoh. Pecundang memang." Ujar Shin Woo angkuh.

"Kalau dia tidak matipun dia akan keluar dari sekolah ini. Aku yakin" Lanjutnya.

Setelah membuat korban-korbannya lenyap dari sekolah ini, ia perlu mencari budak baru. Pasalnya ia merasa gatal kalau tidak ada yg bisa dia suruh-suruh.

"Tidak seru juga ternyata tidak ada si cecunguk itu" Shin Woo menyenderkan badannya malas.

Matanya tiba-tiba tertuju pada Taehyung yang dari tadi menatap bengis dirinya.

"Ohoho apa kau lihat-lihat?" Shin Woo berdiri beranjak dari bangkunya. Ia menaruh tangannya ke saku celananya dan menghampiri Taehyung.

Taehyung masih menatapnya.

"Apa huh? Tidak suka kalau cecunguk itu aku lenyapkan? Huh?!"

"Sepertinya kau bagus juga menggantikan si Jungkook sampah itu" Wajahnya menyeringai Taehyung.

Taehyung tetap tak gentar terus menatapnya.

"Belikan aku roti" Titah Shin Woo

Taehyung memutar bola matanya. Ia menengadahkan tangannya.

"Mana uangnya?"

"Pakai uangmu keparat!" Shin Woo meninju perut Taehyung.
Taehyung tersungkur. Ia meringis memegangi perutnya dan sesekali terbatuk.

Seisi kelas hening bukan main. Pandangan mata mereka hanya bisa melihat kejadian itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Lagi. Abai.

Mereka faham sepertinya murid baru itu adalah sasaran Shin Woo yang baru setelah Jungkook yang tidak masuk sekolah.

Taehyung berusaha bangun dan pergi ke kantin untuk membeli yang diinginkan Shin Woo. Tergurat seulas senyuman tipis di sudut bibirnya.

"Wohoo... langsung Full Service sepertinya" Shin Woo membelalakan matanya melihat roti dan susu yang diberikan Taehyung.

"Yup! Tentu baginda. Susu ini bonus" Taehyung mengucurkan susu itu ke kepala Shinwoo hingga membasahi wajahnya. Taehyung tersenyum. Satu kelas membelalak kaget.

"Yak! Kau!" Shin Woo berdiri.
Ia hendak menjawil kerah Taehyung dan akan memukulnya. Namun gerakan Shin Woo lebih lambat.

Taehyung menarik kerah Shin Woo terlebih dahulu dan melemparnya ke lantai. Shin Woo tersungkur. Taehyung yang masih berdiri segera membungkuk dan melayangkan tinjunya pada muka Shin Woo.

"Ini adalah pembelaan, kau tadi meninjuku"

PLAK PLAK

BUGH BUGH BUGH

Taehyung memukulinya seperti kesetanan.

"Ini untuk Jungkook yang kau sebut cecunguk!"

BUGH BUGH BUGH

Melihat Shin Woo yg sudah tidak berdaya. Taehyung menghentikan pukulannya.

Terakhir ia mengambil roti yang ia beli tadi. Membuka plastiknya dan menyumpalkan roti tersebut ke mulut Shin Woo yang sedari tadi meminta ampun kepadanya. Kesakitan.

***

Seokjin menginjak pedal gas cukup kencang. Ia menerima telpon dari pihak sekolah untuk membicarakan Jungkook.

Sesampainya di sekolah Seokjin dipersilahkan ke ruang meeting. Disana ia melihat sosok yang tak lama ini dia lihat dirumahnya.
Kim Taehyung. Ia duduk berhadapan dengan siswa yang mukanya babak belur dengan seorang ibu disampingnya.

Ibu itu tengah mengumpati Taehyung. Namun si Kim Taehyung itu cuek-cuek saja tidak peduli.

Seokjin duduk disamping kiri Taehyung. Taehyung menoleh dan membungkuk hormat.

Seokjin masih belum memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Tak lama seorang pria yang usianya hampir setengah abad datang dari ruangan yang tembus ke ruang meeting. Ia adalah kepala sekolah. Ia duduk di ujung tengah seperti akan memimpin rapat.

"Baik, sudah lengkap?" Tanyanya

"Waliku belum datang pak, " Jawab Taehyung.

"Baik, kita tunggu sebentar lagi" Sahut Bapak itu.

Tak lama terdengar suara dentaman pantofel bersahutan mendekati ruangan tersebut.

Ceklek

Pintu terbuka

"Mohon maaf saya terlambat" Ujar seorang pria berperawakan tinggi.

Ia memakai setelan kerja, tangannya menjinjing tas kerja model vintage.
Belahan pinggir rambutnya tertata rapi memperlihatkan keningnya yang membuat semua sempat terpesona akan penampilannya. Kecuali Taehyung.

Pria itu membungkuk kecil.

"Silakan duduk" Ujar pak kepala sekolah.

Pria itu berjalan menuju kursi yang ditunjuk Pak kepala sekolah, di samping kanan Taehyung. Kemudian menarik kursinya, hendak duduk.

Gedubraak

Pria itu jatuh terjengkang ke belakang.

"Ya! Hyung kenapa jatuh segala! memalukan sekali" Pekik Taehyung lirih. Ia sebal.

Pria tersebut misuh-misuh di bawah sana berusaha untuk bangun.

"Maaf-maaf" Ujarnya pada Taehyung yg segera membantu Pria tersebut duduk dikursi.

Seokjin melongo. Penampilan pria itu menipu, menutupi sikap clumsy-nya. Pak kepala sekolah bahkan menahan dirinya untuk tidak tertawa.

"Ah mohon maaf saya tidak berhati-hati" Pria itu akhirnya duduk dengan selamat di kursinya.

"Baik, perkenalkan saya Choi Dong Won. Saya adalah kepala sekolah yg baru dan ditugaskan di SMA ini, dan anda?" Pak Dong Won menunjuk kearah Seokjin.

"Saya Jeon Seokjin, wali dari Jeon Jungkook"

"Anda? " Tunjuk Pak Dong Won ke arah Pria yang jatuh tadi.

"Saya Kim Namjoon. Saya wali sekaligus kakak dari Kim Taehyung"

***

Let's Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang