Chapter 2

511 47 3
                                    

Jungkook memencet kode kunci apartemennya. Akhirnya dia sampai juga di rumah, badannya sudah sangat sakit terutama kakinya. Ia melepas sepatunya pelan dan menyimpannya di rak sepatu dengan rapi.

“Sudah pulang?” Seokjin menanyai Jungkook yang terkesiap kaget.
Ia mendapati kakaknya yang tengah berdiri di depan kulkas sambil memegang spatula.

“Hyung, kau membuatku kaget. Kenapa jam segini sudah di rumah?” Jungkook menjawil botol minum dari dalam kulkas.

“Aku sampai tadi siang” Ujarnya.

Hari itu Seokjin sampai dirumah pada pukul sebelas siang. Perjalanan bisnis membuatnya lelah.
Namun karena Seokjin terbiasa beraktivitas padat, rasanya pegal sekali kalau dia harus rebahan saja seharian.
Dia berinisiatif membersihkan apartemen dan juga memasak makan malam.

“Bagaimana sekolahmu?“ Seokjin mengambil telur gulung dengan sumpit dan menaruhnya di mangkuk Jungkook.

“Ya begitulah, Hyung” Jungkook melahap telur gulung itu.

Jungkook sudah berganti pakaian. Kini adik dan kakak itu sedang menikmati makan malam di meja makan.

“Begitu bagaimana?” Setiap kutanya jawabanmu selalu begitu” Seokjin mendengus.

Memang adiknya itu tipikal orang yang tidak banyak bicara. Sebaliknya dengan Seokjin yang tidak tahan kalau suasana hening.

“Kau tahu Jungkook? Hyung kemarin pada saat di luar kota baru menemukan lagi wanita yang sangat cantik. Dia itu atasan public relation yang Hyung kemarin temui. Body-nya wuiih mantap jiwa” Seokjin masih teringat wanita tersebut.
Ia membayangkannya lagi.

Jungkook tersenyum “Kencani saja Hyung”

“Mana mungkin” Sambar Seokjin

“Kenapa Hyung? Kau kan tampan. Apa kau nggak pede?”

Akhirnya si pendiam itu ngobrol ujar Seokjin dalam hati senang.

“Dia sudah bersuami Kook, masa Hyung mu ini harus jadi pebinor? Begini-begini Hyung punya harga diri” Kata Seokjin diiringi tawanya bangga.

“Wah Hyung kau sudah pulang?” Hoseok baru saja datang.

Seokjin mengangguk sambil menelan makanannya.

“Kau sudah makan Hoseok-ah? “ Tanya Seokjin.

“Mmm” Iya mengiyakan tapi tangannya mencomot japchae di piring dan menyumpalkan ke mulutnya.

“Hei, kalau kau masih lapar makan saja lagi” Kata Seokjin.

Hoseok menggelengkan kepala. “Tidak Hyung, aku sudah makan tadi sama teman. Aku mau tidur ah capek”

Hoseok adalah mahasiswa semester tiga. Saat ini dia benar-benar disibukan dengan perkuliahan, organisasi dan juga komunitas yang dia ikuti.

Sebelum melenggang pergi ke kamarnya Hoseok mengusap kepala adiknya dan sedikit mengacak rambutnya yang dari tadi cuma diam saja.

Setiap Seokjin memasak, biasanya Jungkook dan Hoseok yang mencuci piring. Namun karena pada malam itu Hoseok terlalu capek dan juga tidak ikut makan, Jungkook yang mengerjakannya ditemani oleh Seokjin yang membantu mengelap piring dan mangkuk yang sudah selesai dibilas untuk ditaruh di rak piring.

Mata Seokjin tertuju pada lengan Jungkook. Ia melihat lebam biru keunguan.

“Jungkook lenganmu kenapa? “ Seokjin menyambar lengan Jungkook

“ah.. Hyung..” Jungkook meringis.

“Aku jatuh kemarin Hyung”  Jungkook melepaskan tangannya dari Seokjin.

Let's Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang