Keinginan meloncat berpindah,
dari kamar gelap ke lapangan terang.
Perasaan membungkuk di pelataran bumi,
kecilnya eksistensi dihadapan ciptaan Pertiwi.Berseru mengajak bak kondektur cari penumpang,
memelas rendah hati tak ada kesombongan.
Detik demi detik refleksikan setapak jalan,
arogansi tertutup dalam perenungan.Setiap ciptaan ada zamannya,
setiap kurun waktu ada mahluknya.
Keangkuhan dilumat ketawadluan,
keirian dileburkan kebersyukuran.Apalah arti secuil pindah,
klaim kebenaran hak miliknya,
dibandingkan luasnya angkasa raya.
Sungguh tak ada apa-apanya,
tak ada guna iblis yang dipuja,
terlena membakar elastisitas jiwa.Jakarta, 16 April 2020
– mhyBlog: https://mheriyanto.wordpress.com/2020/04/16/pindah/