.
"memories bring back you"
.Yoongi menatap tajam Woozi yang sudah mati kutu. Ruang itu tengah jadi tempat persidangan untuk Woozi.
"Hah."
Bulu kuduk Woozi merinding, dia bisa merasakan kalau Yoongi tengah marah padanya.
"Jadi.. Ada yang mau dijelaskan, saudara Woozi?"
"Y-ya, aku cuma nemu dia di taman kok kak, haha. Kasian aja gitu, makanya aku tawarin tinggal disini."
"Tinggal berdua?" tanya Yoongi dingin.
"G-gak, aku tidur di studio. Sumpah kak, aku gak ngapa-ngapain kok."
Nyatanya Woozi tak pernah berani melawan Yoongi yang sedang marah. Seram katanya.
Yoongi kembali menghela nafasnya dan menatap sendu Woozi.
"Dek."
"Y-ya kak?"
"Nama kamu siapa?"
Woozi memiringkan kepalanya bingung, "Apa sih kak, nama aku Woozi lah. Emangnya mau apa lagi?"
"Kakak juga, kok bisa tau nama Faley? Kakak kenal ya?" lanjut Woozi menuntut penjelasan dari Yoongi.
"Lupa ya kalau kakakmu ini cenayang?"
"..oh"
"Nih tehnya kakaknya Kak Woozi." Faley membawakan secangkir teh lagi untuk Yoongi.
Yang dipanggil malah tertawa geli, "Panggil Kak Yoongi aja dek."
"Siap Kak Yoongi!" ucap Faley sambil memasang gestur hormat.
"Kak Yoongi kok bisa tau namaku sih?" tanya Faley penasaran.
"Si kakek ini cenayang. Jadi jangan heran." jawab Woozi santai. Tak lagi takut dengan Yoongi.
Yang ditanya memandang kesal adik kesayangannya itu, "Hoh? Berani ya sama kakak?"
Woozi mengangkat bahunya, tak memperdulikan tatapan Yoongi yang semakin menajam melihatnya.
"Beneran Kak Yoongi cenayang?" tanya faley dengan polosnya.
Yoongi mengalihkan pandangannya pada Faley, "Ya anggap aja gitu."
"Jadi, kakek kesini mau ngapain sebenarnya? Kalau gak ada urusan apa-apa mending pergi. " Ucap Woozi dengan nada mengejak, sukses membuat Yoongi semakin kesal.
"Oh enggak kok, cuma mau mastiin cucu kesayangan kakek ini gak buat masalah. Walau udah telat." balas Yoongi sengit sambil menekan nada bicaranya.
Yoongi menghela nafasnya, dia memandang Woozi dan Faley bergantian. Tersenyum penuh arti.
"Yaudah, kakak pulang dulu. Kamu Woozi, jangan macem-macem. Faley, kalau ada apa-apa telfon kakak."
Yoongi berjalan keluar lalu menutup pintunya kembali. Menyisakan Faley dan Woozi yang sudah saling berpandangan heran.
"Kak Yoongi sama Kak Woozi mirip ya?"
"Aku gak mau disamain kayak kakek itu."
Woozi lalu berdiri, "Udah, aku juga mau pergi. Jaga rumah."
Faley menatap Woozi jengkel, "Kak, masih sakit kok ngeyel sih?"
"Lebay. Cuma pusing biasa, sekarang aja udah enggak."
"Mencegah lebih baik. Aku ikut kakak ke studio."
...
Faley memperhatikan Woozi dengan kagum. Dia tau kalau Woozi itu produser yang hebat. Tapi dia tidak tau kalau Woozi yang sedang serius itu membuat ketampanannya meningkat 2x lipat.
"Keren.." bisiknya pelan.
"Aku tau."
Faley memutar bola matanya malas, tau begitu dia tak akan memuji Woozi.
Dia lalu mendekat ke Woozi yang tampak sedang kebingungan, "Kakak buat lagu apa sih?"
"Duduk lagi sana."
"Kasih tau dulu."
Woozi melirik Faley yang berada di sampingnya, "Aku juga gak tau."
"Eh?"
"Aneh? Aku cuma ngerasa kalau harus nyelesain lagu ini."
Faley menatap dalam mata Woozi, menuntut penjelasan lebih lanjut.
"Pas habis kecelakaan, aku ngecek ke sini dan cuma lagu ini yang belum selesai."
Faley memutar kursi Woozi berhadapan dengannya. Membuat Woozi sedikit terkejut akibat gerakan mendadak dari Faley.
"Kakak pernah kecelakaan?" tanya Faley penasaran. Terpercik rasa cemas dimatanya.
Tanpa bicara apa-apa, Woozi menyingkap rambutnya ke atas. Terpampang bekas luka yang tercetak jelas di dahinya.
Faley menutup mulutnya, "Jangan bilang kakak ambien?"
"Amnesia."
"Nah itu."
"Kamu kira ini drama?"
Faley tertawa pelan, "Siapa tau kan?"
Woozi menyentil dahi Faley, "Maksud kamu doain aku amnesia apa gimana?"
"Nethink mulu kak, gak asik."
"Kalau amnesia.. Pas bangun aku cuma lupa nama sama lagu ini, selebihnya aku ingat jelas." Jelas Woozi sambil menyilangkan kedua lengannya.
"Kakak aneh. Biasanya orang lupa semuanya kecuali nama, lah ini malah kebalik."
Woozi mengangkat bahunya ke atas, "Gak tau. Udah, cerita ke kamu ini lagu gak selesai-selesai nanti."
"Aku tau cara nyelesain lagu ini."
Woozi kembali memperhatikan Faley yang sedang menatap serius monitor, "Gimana?"
Faley balik menatap Woozi sambil tersenyum lebar sambil membuat pose peace dengan kedua tangannya, "Kakak cuma harus tau kenapa lagu ini dibuat. Mungkin ada beberapa hal yang bisa buat Kak Woozi ingat sama ini. Aku bantu cari deh!"
Oh?
Kenapa jantungnya berdetak keras?
"Paling kamu ngerepotin dibanding ngebantu."
Faley merenggut kesal, melontarkan beberapa kata makian untuk Woozi.
Walau kepalanya kembali berdenyut sekarang.
Namun tak bisa dipungkiri kalau dia sudah lama tak merasa nyaman seperti ini
.
Tbc
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agfa O:III | Woozi
Fanfiction"Dari sekian banyak foto yang kuambil, kamu tetap jadi yang terindah" Start:10/04/20 End:10/07/20