14

303 41 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...
"Rasa yang tak tersampaikan"
..

Jihoon menatap tangannya yang tertaut dengan Faley yang masih tertidur. Dia meraih handphonenya dan memotret tangannya itu. Iseng, Jihoon juga mengambil gambar Faley yang tertidur lelap.

Ia tersenyum, sekarang Jihoon tau kenapa Faley suka sekali memotretnya dulu.

Untuk sekarang, biarkan Jihoon yang menggantikan posisi Faley.

Jihoon mengeratkan genggamannya, sesekali mengelus tangan Faley dengan ibu jarinya. Mengantarkan rasa nyaman pada perempuan yang masih tertidur lelap itu.

Mereka pulang ke apartemen tadi malam, dengan Jihoon yang sama sekali tak ingin melepaskan tangannya dari Faley. Sedikit berlebihan, tapi dia tak peduli. Membuat Faley kewalahan, mencoba memberi pengertian pada Jihoon yang ditanggapi dengen gelengan keras.

Mereka harus tidur dan Jihoon dengan keras kepalanya tak ingin lepas dari Faley. Berubah 180° dari Jihoon yang biasanya menolak skinship. Jihoon dan Faley tak mungkin satu kamar, jadi satu-satunya jalan cuma tidur di ruang tengah. Faley di atas sofa dan Jihoon di lantai, tetap dengan tangan yang tertaut.

Jihoon tertawa tanpa suara mengingat tingkah kekanak-kanakannya, dia benar-benar tak ingin kelewatan satu momen pun dengan Faley.

"Kak.." panggil Faley, dia mengucek matanya yang terasa berat.

Jihoon dengan sigap mengelus kepala Faley dengan lembut, "Udah bangun?"

Dia mengangguk, mengubah posisi yang tadinya tiduran menjadi duduk. Jihoon juga lalu pindah posisi ke sampingnya Faley.

"Mandi dulu sana. Kakak buatin sarapan."

Faley menurut, dia melepaskan genggaman mereka. Berjalan ke kamar mandi sementara Jihoon ke dapur.

Sarapan simpel, cuma nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya.

Makanan kesukaan Faley.

Makanya sehabis mandi dan menemukan makanan itu di atas meja dengan Jihoon yang menatapnya hangat, dia merasa bahagia sekaligus sedih.

Benarkah dia harus pergi secepat ini?

Tidak rela, tapi dia akan merasa sangat egois kalau terus ingin berada di sisi Jihoon.

Tempatnya bukan disini, Faley tau itu.
"Kok melamun sih? Sini duduk, makan."

Menurut, Faley duduk dan menyuapkan nasi goreng buatan Jihoon ke mulutnya. Rasanya benar-benar sama dengan yang biasa Jihoon buatkan dulu.

"Enak?"

Faley mengangguk, fokus pada makanannya. Sementara Jihoon masih tetap pada kegiatan memandangi Faley. Yang dipandang jadi risih.

Agfa O:III | WooziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang