Telat

10.6K 341 7
                                    

"SOPI..." teriakan maut dengan suara berat khas seorang pria terdengar di pagi hari, "Woi, buru bentar lagi kita telat." lanjutnya dengan volume suara yang sedikit dikecilkan.

Selang 5 menit kemudian, seorang gadis keluar dari rumah minimalis dengan seragam putih abu-abu juga rambutnya yang dikuncir kuda. "Ya buru dah, bentar lagi upacara, bisa mampus kita kalau telat." ucap gadis itu setelah berada tepat di depan pria yang memanggilnya tadi.

Sofi dan Ridzal, sepasang sahabat sedari kecil, selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka. Rahasia? Hanya ada satu, rahasia milik gadis cantik bernama Sofia Ardhana, tak ada yang tau bahkan kedua orang tuanya pun tidak. Tak usah memikirkan itu, karena saat ini Sofi dan Ridzal berada dalam situasi sulit, dimana keduanya beserta beberapa murid yang lain berdiri dibawah teriknya sinar matahari, yah mereka telat.

"Gara-gara lu nih Sopi, kita tela," omel Ridzal, pasalnya sudah terhitung 30 menit keduanya berdiri dibawah terik matahari.

Memutar bola mata malas, "Eh ini juga salah lu kali, bawa motor lambat banget, sama bayi merangkak pun lu kalah," balas Sopi dengan suara cemprengnya.

Ridzal hanya memutar bola mata malas, ia sudah hafal dengan segala perbandingan aneh yang dibandingkan dengan dirinya. Kadang bayi merangkak, kadang juga nenek-nenek bertongkat, tapi tak apa, ia bahagia asal sahabatnya itu senang.

"Eh, kesambet lu senyum-senyum mulu?" tanya Sopi heran.

Ridzal menatap Sopi dengan senyum menawan yang terbit di wajah tampannya. "Gue seneng aja, lu masih tahan sahabatan sama gue." jawabnya dengan tangan mengacak lembut surai Sofia.

Hening, tak ada yang bersuara diantara mereka. Entah kenapa Sofia merasakan jantungnya berdetak begitu kencang. Sudah lama ia merasakan hal aneh pada jantungnya, apalagi saat mendapat perlakuan manis dari sahabatnya, ia juga sudah tau bahwa hatinya telah jatuh begitu dalam. Hanya saja, ia tak berani untuk mengungkapkan.

"Hei cowok, peka dong. Gue suka nih sama lu. Hei jantung, tau malu dikit kenapa sih, entar kalau dia dengar detakan lu kan bisa berabe." batin Sofi dengan kesal.

🐣🐣🐣

Jam istirahat telah tiba, hukuman untuk pelajar yang telat pun sudah usai. Terlihat seorang pria tinggi duduk bersama gadis cantik dengan begitu romantis. Kalau saja mereka tak tahu bahwa dua sejoli itu adalah sepasang sahabat, sudah pasti jika mereka akan beranggapan bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

"Aaaa...," Ridzal membuka mulutnya dengan begitu lebar, saat satu suapan dari sahabatnya berada di depan mata.

Kantin ramai bagi siswa siswi SMA NUSA BAKTI, namun tidak bagi Sofia dan Ridzal. Keduanya menikmati makan siang dengan salin suap, tertawa dengan lepas, seakan dunia milik mereka berdua. "Gue jamin, diantara mereka pasti ada yang naruh perasaan." komentar salah satu gadis namun dianggap angin lalu bagi keduanya.

"Murahan, kalau gue punya pacar gimana?" tanya Sofi tiba-tiba.

Ridzal menatap sahabatnya dengan penuh arti. "Jangan, gue gak mau lu disakiti. Gue gak mau waktu lu terbagi untuk gue." jawabnya namun sukses membuat ribuan kupu-kupu beterbangan di perut Sofia. "Ke kelas, bentar lagi bel." lanjutnya dengan menggandeng mesra tangan Sofia.

Di kelas, Sofia dan ridzal duduk bersama. Keduanya memang tak dekat dengan teman sekelas mereka, keduanya sama-sama cuek jika ada yang berniat untuk bergabung, bagi keduanya persahabatan mereka tak akan pernah bertambah atau berkurang. Tapi, akankah itu terjadi esok? Lusa? Tak ada yang tau.

🐣🐣🐣

Segini aja ya...
Hehehehe....

Vote komentar dan share ya...

Makasih..

Antara Aku, Kau dan Dia  {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang