Hening melanda sejak insiden tadi, tak ada yang berani membuka suara. Masing-masing dilanda rasa gugup, detak jantung keduanya bahkan kian menggila.
"Keysa...," panggil Ridzal yang tak kuasa berada dalam situasi hening.
Keysa menoleh, namun tak berani menatap mata pria tampan di sampingnya. "Ya?" tanyanya.
"Maaf dadakan, tapi gue mau lu jadi pacar gue." ucap Ridzal to the point.
Keysa kaget, siapa yang tidak kaget jika berada dalam posisi Keysa?. Namun oa segera menetralkan raut wajahnya, mencoba tersenyum meski dalam hati ia ingin teriak saking bahagianya.
Perlahan, Keysa menganggukkan kepala. "Aku mau, tapi...," ucapnya menggantung membuat Ridzal menaikkan satu alisnya bingung. "Kalau kita pacaran gimana sama Sofia?" tanyanya.
Mendengar pertanyaan dari gadis yang menjadi pelabuhan hatinya, Ridzal terdiam, namun tak berlansung lama karena sebuah ide melintas di otak pintarnya. "Kita pacaran diam-diam." usulnya.
"Kenapa?".
"Karena gue gak mau bikin sahabat gue, cewek yang gue sayang nangis." jawab Ridzal.
Ingin rasanya Keysa menangis, ia tak tahu saat ini ia harus apa. Bahagia karena cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan? Atau bersedih karena merada di nomor duakan oleh pria yang dicintainya? Entah lah.
"Lu kenapa? Kok diam? Lu nolak?" tanya Ridzal saat ucapannya tadi tak di respon sama sekali oleh Keysa.
Keysa menggeleng lalu tersenyum dengan begitu manis. "Aku mau pacaran, tanpa sepengetahuan siapapun." jawab Keysa.
"Makasih Keysa".
Ridzal lalu membawa Keysa ke dalam pelukan hangatnya. Malam ini, dua insan resmi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tanpa tahu resiko yang akan mereka hadapi kedepannya.
Malam ini, seorang gadis dengan perasaan yang begitu besar, yang akan berujung pada kesia-sia an belaka, dengan rasa sakit yang mungkin akan lebih besar dari rasa cintanya.
Malam ini pula semua berubah, entah itu berakhir dengan kebahagiaan, tawa diatas air mata, atau kesedihan pada semuanya. Tak ada yang tahu bagaimana akhirnya, biarlah semuanya mengalir layaknya air.
🐣🐣🐣
Sofia terbangun dari tidurnya, hari ini ia tak ke Sekolah. Bukan karena sakit atau apalah itu, tapi sejak beberapa waktu lalu, ia mengundurkan diri dari team basket sekolahnya. Bukan tanpa alasan, ia tak bisa lagi melakukan itu, sejak setahun belakangan ini, ia hanya melatih team basket sekolahnya, tanpa ikut bermain.
Hari ini, pertandingan basket berlansung. Ingin hadir, tapi Sofia tak kuasa jika harus menjawab beribu pertanyaan yang terlontar dari bibir Ridzal jika ia tak ikut dalam pertandingan itu.
Oleh karena itu, saat ini ia sudah siap dengan make up pucatnya, bergelung dalam selimut tanpa mengganti piyama yang di kenakannya.
"Lu sakit?" tanya seorang pria yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamar Sofia.
Sofia mengangguk, "Ya gitu." jawabnya singkat.
"Padahal hari ini harusnya lu tanding basket." dengan nada lesu Ridzal berucap seperti itu.
Sofia tersenyum, kali ini bukan senyum manis, melainkan senyum hambar yang penuh akan kesedihan. "Gpp, lagian gue juga udah gak terlalu suka sama basket," ucapnya. "Mau mup on dari basket." lanjutnya dengan terkikik geli.
Ridzal hanya menggeleng, meski dalam hati ia merasa ada yang di sembunyikan oleh sahabatnya, apalagi jika di pikir-pikir setahun belakangan ini Sofia tak pernah lagi ikut pertandingan basket, ia juga tak pernah lagi mau di ajak bermain basket bersama. Sekarang pun ia jadi mudah lelah, sama seperti saat Sofia, Ridzal dan Keysa bersepeda bersama. Ridzal tentu obat dengan jelas, ada raut lelah yang begitu kentara di wajahnya, yang berusaha di sembunyikan oleh Sofia.
"Sofia, kalau lu butuh sandaran, ke gue aja. Gue sahabat lu." ucap Ridzal tiba-tiba.
Sofia ingin menangis saat ini juga, ia takut Ridzal akan kecewa saat tahu kebenarannya. Ia takut jika nantinya ia hanya menjadi beban buat keluarga dan sahabatnya. Perlahan, air mata Sofia menetes membentuk aliran sungai di wajah indahnya.
Melihat hal itu, Ridzal segera menghapus air mata sahabatnya. "Jangan nangis. Gue tau lu ada masalah, gue gak maksa lu buat cerita. Tapi gue harap nanti lu mau bagi masalah lu ini sama gue." ucap Ridzal yang hanya dibalas senyum penuh kesedihan oleh Sofia.
🐣🐣🐣🐣🐣
Gimana?
Sofia kenapa tuh?
Rahasianya perlahan udah mulai terbongkar ya?
Ridzal udah mulai curiga atau gimana?
Nantikan part selanjutnya.
Jangan lupa vote, komentar dan share ya.
Daahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kau dan Dia {TERBIT}
Novela JuvenilSaat rasa cinta mulai tumbuh diantara sepasang sahabat, cinta segitiga yang begitu menyakitkan, bukan hanya menyakitkan bagi satu pihak, namun ketiganya sama-sama merasakan sakit. Akankah hubungan persahabatan ini bertahan? saat salah-satunya memend...