02

152 20 11
                                    


02

"La, nanti jalan yuk." ajak Raka sambil merangkul pundak Ayla. Mereka selesai makan dan pergi menuju meja Ayla. Untuk hal ini, Raka lah yang menyuruh mereka berdua ikut.

"Serius enggak? Kalau muter-muter doang males!" balas Ayla.

"Wah lo gimana sih! Ayla udah ngasih keseriusan sama lo. Lonya malah enggak peka!" cibir Kevin.

"Maksud gue serius tujuan jalan jalan. Jangan cuma muter terus habis itu udah." balas Ayla menatap Kevin sebal.

"Kamu mau kemana?"

“Uuuuu kamu, kok sama aku enggak pake aku kamu sih?” ledek Kevin, Arda tertawa di sampingnya.

"Kemana aja terserah." balas Ayla yang tak menghiraukan ucapan Kevin, karena Ayla sebenarnya sudah sering mendengar kata-kata seperti itu. Kemudian Raka mengangguk, meski dia juga tidak tahu harus kemana. Ayla pun kembali mengobrol dengan ketiga teman nya.

"Puas lo mampus! Pikir tuh otak!" ucap Kevin menunjukkan jari telunjuknya ke atas daun telinganya.

"Lo mending bantuin gua bego! Bukan malah mempersulit," balas Raka hendak memukul Kevin.

"Ya terserah lo juga. Lo yang ngajak masa gua?" ujar Kevin membuat raut wajah Raka berubah. Yang awalnya senang menjadi sedih, "kira kira kemana ya?"

"Yaudah muter Jakarta aja gampang." balas Kevin.

"Kan tadi Ayla enggak mau muter-muter gimana sih lo!" sahut Arda yang kali ini ikut bicara.

"Oh iya ya, ya emm..terserah lah masa gua yang harus mikir. Bodo ah!" balas Kevin.

"Tolong lah. Lo sebagai kawan bantuin ngapa!" balas Raka menarik-narik lengan baju seragam Kevin seperti anak kecil yang meminta permen.

"Beliin boneka aja, atau enggak ajak dia ke mall, ke cafe pasti seneng tuh!" usul Kevin. Obrolan mereka sebenarnya tidak terlalu di dengar oleh ke empatnya. Walaupun mereka duduk dalam satu meja, tetapi suara mereka sengaja di kecilkan.

"Duit gua nipis anjir!"

"YA KENAPA LO NGAJAK PERGI BEGO!" teriak Kevin dengan suara lantang. Membuat ke empatnya terkejut.

“Santai-santai." Arda mencoba menenangkan Kevin.

"Ya emang enggak boleh? Gua kan pacarnya," balas Raka.

"Kalau ngajak jalan lo harus tau keuangan lo dulu. Ya kali cuma muter doang lo enggak beliin apa apa," ujar Kevin kembali dengan suara pelan. Yang sebelum itu dia meminta maaf kepada ke empatnya karena telah menganggu acara makan mereka yang masih belum selesai. Biasa perempuan makannya sedikit lama.

"Setuju, nyeselkan lo tanya gituan?" tanya Arda. Raka menggeleng, "enggak, gua enggak nyesel cuma bingung aja."

"Hust! Kalian kenapa sih ribut terus? Kita-kita mau ke kelas ikut enggak?" tanya Rena.

"Enggak-enggak."

"Tapi gua-"

"Enggak ada ikut-ikutan gua ogah. Lo gimana?" tanya Kevin pada Arda.

Arda beranjak berdiri, "Gua? Sama lah juga ogah." ucapnya pergi di susul dengan Kevin dari belakang.

"Itu temen kamu kenapa?" tanya Ayla.

"Biasa, mereka butuh cewek doang kok. Pasti mereka bahagia."

Ayla tertawa pelan, "Bisa saja."

"Aku ke kelas aja ya. Kamu hati-hati ke kelasnya." ucapan yang membuat Arsya, Aurel dan Rena bergidik ngeri mendengarnya.

Bukan Untuk AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang