Arin melangkah di koridor yang mulai sepi. Malas sekali rasanya ia pagi ini. Walhasil dia membolos dari jam pertama.
"Mo kemana nih gue?"
"Ya kalik lontang lantunh kaga jelas kek keputusannya doi:v"
"Ke taman?jangan ah kan sono banyak pohonnya ntar gua di temenin mbak kunti lagi..hiiiiih ga mau gua"
"Ke rooftop? Gak ah udah mainstream."
"Ke kantin? Ya kalik gue mo ketauan ama bp"
"Ke toilet? Jan ah gamau"
"Terus guee kemana duungggggg!!!!" Rutuk arin frustasi sambil berbicara kepada dirinya sendiri."Ke perpus aja kali ya?kan lumayan bisa baper baper an ama novel. Dari pada sama doi yang gak peka peka:v"
Sesampainya di perpus arin memilih beberapa novel yang sekiranya cocok dengan mood nya.
Arin duduk di pojok perpustakaan.
Perlahan ia mulai tenggelam dalam barisan kata penuh rasa dalam novel itu. Tanpa sadar bel istirahat sudah berbunyi semenjak 5 menit yang lalu."Minggir" perintah seorang dengan suara datar. Arin yang tidak sadar sedang di ajak bicarapun tampak acuh tak acuh.
"Minggir woy!!" Ucap lelaki itu sekali lagi. Sedangkan arin tetap fokus pada novelnya.
Braakkk
"Lo budeg?!!" Gebrakan meja lantas menarik arin kembali ke dunia nyata.
"Lo ngomong sama gue?" Tanya arin dengan santuy bin polosnya."Iya lah!lo pikir siapa lagi?!" Bentak lelaki itu.
"Terus kalok gua ga mau minggur gimana?" Tanya arin yang semakin memancing emosi reyhan-udah ketebak kan siapa?.
"Lo-" ucapa reyhan terhenti ketika pengurus perpus menegur mereka berdua.
"Sadar diri kan kalian lagi dimana? Kalau mau berantem di lapangan jangan di perpus! Kalian udah mengganggu teman teman kalian dengan sikap kalian itu" lantas reyhan dan arin hanya terdiam menunduk sambil merutuk dalam hati.
"Kalian akan saya adukan ke bagian BP. Sekarang silahkan pergi" ucap penjaga perpus itu.
"Gegara lu nih rey!" Umpat arin kesal.
"Hm" jawab reyhan singkat.
"Kan kek gini gue jadi kehilangan waktu bolis gue rey. Pokoknya lu harus tanggung jawab!" Tuntut arin.
"Hamil aja enggk minta tanggung jawab" balas reyhan yang seketika membuat arin kicep.
"Kenapa diem?" Tanya reyhan.
"Dasar babi!" Ketus arin.
"Monyet" balas reyhan.
Arin hendak membalas. Namun menyadari ada hal yang aneh ia lantas mengalihkan arah pembicaraan.
"Lu sekelas sama gua kan?""Hmm"
"Lu reyhan kan? Yang sekelas sama gue?"
"Hmm"
"Kata lea lu itu cuek,cool,pinter,ganteng,tapi kok..." putus arin.
"Kok apa?" Tanya reyhan penasaran.
"Nyebelin kek babi" lanjut arin santuy.
"Dasar monyet!" Maki reyhan.
"Tuh kan babi nyebelin. Cool juga enggak, cuek dari mananya?" Balas arin.
"Teruss?" Tanya reyhan.
"Nabrak!" Ketus arin.
Reyhan terkekeh kecil. Wajah arin ternyata menggemaskan ketika sedang kesal.
Sedangkan arin? Menatap reyhan dengan tatapan tidak percaya.
"Lo ngapain?" Tanya reyhan heran.
"Kata lea lagi nih ya. Lo tu spesies yang jarang senyum apalagi ketawa. Lha itu barusan apa?!" Tanya arin polos.
"Siapa juga yang senyum" elak reyhan.
"Itu mbak kunti di belakang lo!" Ketus arin.
"Njir!" Umpat reyhan.
"Napa? Lo takut ya rey?" Ejek arin.
"Gak lah" elak reyhan.
"Eh rey,itu apa putih putih tu di atas pohon" goda arin.
"Paan sih lu" balas reyhan.
"Utututuuu babang reyhan atut ya ama mbak kunti" ejek arin.
"Ihh jijik!" Ketus reyhan.
Tawa arin lantas pecah membahana di seluruh koriodor yang memang sepi.
***
"Seriusan ini bedua doang?" Tanya arin polos.
"Sama sodara sodara lo juga ga papa" balas reyhan.
"Tapi rey ini gila kali. Perpus segede ini suruh bersihin kita bedua doang babi" keluh arin.
"Iya nyet gue jga tau"
"Males babi".
"Salahlu juga nyet!"
"Gua mulu yang salah lu nya kapan babi"kesal arin.
"Udah sono bersiin"
"Lo juga babang reyhan" ketus arin
"Iyaiyaiya" balas reyhan.
Beberapa saat kemudian.
"Capek juga yah" ucap arin sambil menyeka peluh di pelipis nya.
"Jelas lah nyet." Balas reyhan. Reyan lantas berdiri dan melanjutkan langkahnya.
" lu mau kemana babi?" Tanya arin
"Mo nyambangi mbak kunti. Ya mo pulang lah." Jawab reyhan
Arin lantas bergegas menyusul reyhan. Fikirnya raka pasti sudah pulang setelah menunggu nya yang tidak kunjung datang.
"Gue nebeng" ucap arin.
Reyhan mengerutkan dahinya
"Gak" balasnya singkat."Ah elah babang reyhan jahat nihhh" bujuk arin sambil mengeluarkan puppy eyes nya.
"Gak,gak ada nebeng nebeng"
"Yah babi jahat amat lu ama gue"
"Bodo"
Arin lantas menyaut kunci motor reyhan yang ia mainkan dengan memutar mutarkannya di udara.
"Eh monyet siniin kunci gue bangke!" Umpar reyhan.
Arin hanya mebalas dengan menjulurkan lidahnya lantas kabur ke arah parkiran.
Langkah nya terhenti ketika melihat raka yang menunggunya sambil bersandar di pintu mobil. Reyhan yang sadar langkah arin terhenti lantas memiting tangannya.
"Sini in nyet"
" ih apaan sih babi gak ga mau gua"
"Oh yakin gamau" balas reyhan dengan senyum sinisnya.
Satu
Dua
Tiga
Tangan reyhan lantas lincah menggelitiki pinggang arin. Arin sontak langsung tertawa lepas sambil tetap mempertahankan kunci motor reyhan.
Raka yang melihat kejadian itu hanya tersenyum sinis.
****
Hae gaessss gua dateng lagi ini😘
Ada yang rindu gak😉😁
Maapkan part yang ini cuma pendek garing gaje lagi😢
Tetep setia sama gua yaaa🤧
Jan lupa vote🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Arindra
Teen FictionKamu bukan Aku. Jadi, jangan pura pura paham bagaimana lukaku.